Nigel yang merasakan tangannya diremas oleh Alexia pun menggengam tangan kekasihnya dengan lembut, dia mengerti mengapa Alexia meremas tangannya.
Kenneth dan Elleta berjalan menuju kearah Alexia dan Nigel, sepanjang jalan semua tamu undangan membungkukkan badannya memberi salam kepada Pangeran Mahkota.
Kenneth memasang wajah yang sangat dingin dan tidak tersentuh, ia hanya tersenyum hangat kepada perempuan disampingnya. Elleta memasang senyum simpul, membuat dirinya sangat cantik.
Tidak ada yang berani mengatakan mereka tidak serasi, mereka terlihat sempurna dan saling melengkapi.
Sebelum sampai ditempat Alexia dan Nigel, Elleta sempat menoleh kearah Duke yang duduk disudut ruangan bersama beberapa bangsawan lelaki dan juga ayah Alexia. Senyum simpul Elleta seketika hilang dan kembali lagi saat ia mengalihkan perhatiannya pada Alexia yang sudah dekat dengannya.
Alexia dan Nigel membungkuk dan memberi salam kepada Kenneth, dibalas anggukan singkat darinya.
"Selamat atas pembukaan butik anda, Lady." Ucap Elleta tersenyum
"Ah! Juga terima kasih karena sudah merahasiakan hubungan kami" timpal Kenneth membuat Nigel menoleh ke arah Alexia sesaat.
"T-tentu saja Yang Mulia" jawab Alexia sedikit menundukkan kepalanya sembari tersenyum.
Kenneth memberi tanda kepada asistennya untuk memberikan sebuah hadiah kepada Alexia.
"Terimalah hadiah dari kami" ujar Kenneth"Saya merasa terhormat, terima kasih banyak Yang Mulia" balas Alexia membuat Kenneth menaikan sebelah alisnya dan menatap Alexia dengan tajam. Alexia sontak berpikir keras, memikirkan apa salahnya, akhirnya ia menyadarinya.
"Kau juga adik ipar, terima kasih" setelah mengucapkan terima kasih kepada Elleta, wajah Kenneth pun kembali seperti semula. Hal itu membuat Alexia bernapas lega, kalau tidak tamatlah riwayatnya.
"Saya juga menyiapkan hadiah spesial untuk calon kakak ipar, bisakah anda ikut dengan saya? Hanya berdua" balas Elleta langsung memegang lengan Alexia, membuat Alexia kebingungan.
"A-ayo" jawab Alexia saat melirik Pangeran Mahkota yang menatapnya tajam seolah berkata "Ikut atau mati"
Mereka pun pergi menuju sebuah taman dibelakang butik Alexia yang terdapat sebuah pohon rindang dengan sebuah danau yang cukup dalam. Ditengah danau terdapat sebuah jembatan dan disinilah mereka sekarang, berdiri ditengah jembatan.
"Jadi apa hadiahnya?" Tanya Alexia langsung merubah raut wajahnya disaat mereka sudah berdua
Elleta pun berjalan mendekati Alexia dan memeluknya lalu membisikkan Alexia tepat dikupingnya
"Bagaimana rasanya memiliki ibu yang buruk rupa?" Tanya Elleta membuat tubuh Alexia menegang."Buruk rupa? Berani-beraninya kau menyebut Countess Ryder buruk rupa!" Balas Alexia ikut berbisik dengan kedua tangannya yang sudah mengepal disisi tubuhnya
"Maksudku ibu kandungmu yang kini tinggal dikediaman Ryder" ucap Elleta lalu melepas pelukannya sembari tersenyum miring
"Hiks...kasihan sekali ibu kandungmu yang telah melahirkanmu dengan susah payah tapi tidak dianggap oleh anaknya sendiri. Apa kau takut akan dihujat oleh orang-orang?" Ucap Elleta sembari berekspresi sedih
"Jika kau malu untuk menceritakannya, bagaimana jika aku saja yang mencer-" perkataan Elleta terpotong karena lehernya yang dicekik dan didorong oleh Alexia hingga tubuhnya menabrak pagar jembatan yang setinggi pinggang.
"Ceritakannya kepada orang-orang?" Elleta kembali melanjutkan kalimatnya tanpa takut, masih dengan senyum meremehkannya kepada Alexia.
"Kau! Jangan sekali pun kau berani menceritakannya kepada siapapun! Jika tidak akan kubunuh kau sekarang ju-"
"AAHH!!!!" Teriak Lady Belle saat melihat posisi Alexia dan Elleta
"Berdoalah Alexia" ucap Elleta lalu memegang tangan Alexia seolah Alexia mendorongnya kedalam danau.
Elleta pun menjatuhkan dirinya kedalam danau, didalam air Elleta mengeluarkan sebuah kotak berisikan kalung dan menggenggamnya.
Karena mendengar teriakan Belle para tamu undangan seketika berjalan mendekati Belle, penasaran dengan apa yang dilihat oleh Belle. Kenneth dan Nigel yang sedang berbincang pun berlari saat mendengar teriakan Belle yang melihat kearah taman, karena mereka tahu jika kekasih mereka berjalan kearah taman.
Kenneth, Nigel, Duke dan beberapa tamu undangan lainnya langsung berlari menuju danau. Kenneth langsung menceburkan dirinya masuk kedalam danau untuk menyelamatkan Elleta, begitu pula dengan Duke.
Nigel? Dia langsung mendatangi Alexia yang berdiri diam dengan wajah shock dan tangan yang bergetar. Nigel pun langsung memeluknya dan mengusap rambutnya lembut.
Menyadari kedatangan Nigel, Alexia terus berkata "Bukan aku yang mendorongnya"
Elleta yang sudah tenggelam lumayan dalam, membuka matanya dan melihat Kenneth dan Duke yang berenang kearahnya. Tangan Elleta berusaha menggapai Kenneth, bukan Duke.
Duke merasakan sakit dihatinya saat melihat Elleta yang seakan menolak untuk diselamatkan olehnya. Tapi Duke segera menyadarkan dirinya, itu bukanlah hal yang penting sekarang, yang penting adalah keselamatan Elleta.
Duke dan Kenneth sampai ditubuh Elleta secara bersamaan, Elleta memeluk tubuh Kenneth sedangkan Duke membantu mendorong tubuh mereka agar naik kepermukaan dengan cepat.
~
KAMU SEDANG MEMBACA
BITTER TRUTH [END]
Historical Fiction"Buktikan bahwa bukan kau yang meracuninya dengan pedang ini" ucap Duke Hevadal dengan wajah yang sedingin dinginnya pada putri kandungnya sendiri Elleta dengan langkah yang ragu melangkah mengambil pedang yang berada digenggaman Duke saat itu diiri...