"Aku mencintaimu."
Setelah mengungkapkan perasaannya, Kenneth semakin mendekat dan jarak antar mereka semakin menipis.
Elleta masih menatap lekat mata Kenneth, berusaha mencari celah kebohongan. Tapi nihil, Kenneth bersungguh-sungguh dengan apa yang ia ungkapkan padanya.
Cup...
Elleta yang masih setia menatap mata Kenneth terkejut saat merasakan bibir mereka menyatu, masih dengan saling menatap dan memiringkan sedikit kepalanya agar tidak terhalang dengan hidung mereka Kenneth menciumnya dengan mata yang menatap orang yang ia cintai dengan lembut.
Jantung keduanya berdebar kencang seakan-akan ingin meledak, rasa berdesir merayap naik dari perut hingga dada.
Setelah beberapa detik saling terdiam dalam posisi itu, akhirnya Kenneth menjauhkan bibirnya. Meskipun jarak mereka kini masih dekat, hanya tersisa 5cm.
Wajah dan kuping Kenneth memerah, ia tidak tahan dengan rasa malu ini karena inilah kali pertama ia menyatakan perasaannya kepada seorang perempuan. Selama ini pun hanya Elleta yang dapat membuatnya jatuh cinta sampai rasanya tersiksa dan ingin mati karena perasaannya yang sangat besar dan menggebu-gebu.
"Aku mencintaimu." Kenneth kembali mencium bibir Elleta singkat lalu memutus tatapannya pada manik Elleta dan kembali menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher Elleta lalu memeluknya erat.
Kenneth terkejut saat Elleta membalas pelukannya dengan erat, "Aku pun mencintaimu, Kenneth."
Masih dalam pelukannya Kenneth melebarkan matanya dan tersenyum lebar, "Bisa kau ulangi lagi? Memanggil namaku" balas Kenneth lalu mengangkat kepalanya untuk melihat wajah cantik Elleta yang kini ikut bersemu merah.
"Kenneth?" Ucap Elleta sembari tersenyum, Kenneth yang tidak tahan kembali menyelipkan kepalanya pada ceruk leher Elleta sembari mengerang dengan kecil.
Elleta tertawa lepas melihat tingkah Kenneth yang menggemaskan, "Kita sekarang benar-benar menjadi kekasih hm?" Tanya Elleta sembari mengelus punggung Kenneth
"Tentu saja!" Jawab Kenneth mengeratkan pelukannya pada Elleta.
Kenneth sangat bahagia sampai-sampai ia lupa alasan mengapa ia mengungkapkan perasaannya lebih cepat dan tidak sesuai rencana yang ia siapkan. Padahal ia sudah menyiapkan tempat yang sudah ia hias seorang diri pada suatu taman didepan air terjun dalam hutan yang letaknya tak jauh dari kerajaan.
Bahkan ia sampai harus memerintahkan banyak prajurit untuk berjaga-jaga ditaman itu setiap harinya. Tidak ingin seseorang masuk dan menghancurkan hasil jerih payahnya seorang diri menghias taman tersebut. Taman itu hanya boleh dilihat dan dinikmati pertama kali oleh Elleta yang kini sudah menjadi kekasihnya.
Mungkin ia harus mengajak Elleta besok ke taman itu...
***
Sepulangnya Kenneth dari Kediaman Selatan, Elleta pun berjalan menuju tangga untuk turun karena ia harus pergi ke dapur mengecek bahan-bahan makanan seperti yang biasa ia lakukan setiap dua minggu sekali.
Saat tersisa beberapa langkah menuju tangga, Nigel muncul dari samping "Tidak ku sangka ternyata kau sudah seintim itu dengan Pangeran, apa kau sudah pernah memberikan tubuhmu sebagai santapannya?" Ucap Nigel seraya berjalan kedepan menghadang jalan Elleta.
"Pantas saja kau semakin berani melawan aku dan ayah, karena ada Pangeran dibelakangmu huh?" Lanjut Nigel memiringkan kepalanya sembari memandang Elleta dengan tatapan yang merendahkannya.
"Astaga kakak....bagaimana bisa kau menuduhku melakukan hal yang tercela seperti itu?" Balas Elleta menunjukkan ekspresi sedihnya.
"Apa karena sudah hampir satu bulan kau tidak pernah diberi makan oleh Alexia huh?" Lanjut Elleta memiringkan kepalanya dan memberikan ekspresi yang sama seperti yang Nigel berikan kepadanya tadi.
"Aku seorang penerus Duke tidak mungkin melakukan hal tercela seperti itu!" Tegas Nigel mulai meninggikan suaranya.
"Ah kakak tidak perlu berbohong seperti itu kepadaku, aku dan calon kakak ipar sekarang adalah sahabat jadi aku tahu bagaimana mesranya hubungan kalian dari calon kakak ipar." Balas Elleta sembari menutup mulutnya dengan tangan kanannya sembari memberikan senyuman malu.
"Sudah ya kak, aku sibuk." Lanjut Elleta lalu pergi dengan mendorong bahu Nigel agar menyingkir dari jalannya sembari tertawa kecil dan bahagia.
Sedangkan Nigel hanya mematung dan berbalik badan menatap Elleta yang berjalan menuruni tangga dengan tatapan tajam dan tangan yang mengepal erat.
Flashback
Nigel yang baru saja kembali dari Kediaman Ryder untuk mengantar Alexia pun bertanya kepada salah satu penjaga gerbang saat melihat kereta kuda berlambang Viscount Kane terparkir dikediaman utama.
"Ada keperluan apa Viscount kemari?" Tanya Nigel
"Bukan Viscount yang kemari Tuan, melainkan Putranya Sebastian Kane." Jawab penjaga itu.
Nigel pun memasuki kediaman utama dan menemui Duke yang sedang bersama dengan Sebastian diruang kerja Duke. Saat Nigel ingin membuka pintu ruang kerja, pintu tersebut lebih dulu terbuka dan menampakkan Sebastian dengan wajah yang seperti menahan amarah. Sebastian memberikan salam singkat lalu pergi begitu saja tanpa basa basi meninggalkan Nigel yang masih berdiri diam.
Setelah mengurus urusannya dengan Duke, Nigel pun kembali menuju Kediamannya untuk beristirahat sebentar namun ia melihat kereta kuda milik Viscount Kane masih terparkir ditempat yang sama. Ia cukup yakin urusannya dengan Duke cukup lama dan harusnya kereta kuda itu sudah tidak berada dikediaman Hevadal.
Nigel pun bertanya kepada salah satu penjaga yang berjaga didepan pintu kediaman utama kemana Sebastian pergi, ia pun mendapatkan informasi bahwa orang yang ia cari tadi berjalan menuju kediaman selatan.
Karena cuaca yang sangat panas Nigel pun memutuskan untuk kembali ke kediamannya terlebih dahulu untuk mandi dan akan menyusul Sebastian jika saat ia selesai mandi masih terlihat kereta kuda Viscount Kane terparkir ditempat ini, pikirnya.
Saat selesai mandi, Nigel pun akhirnya menuju ke kediaman selatan menyusul Sebastian karena kereta itu masih berada disana. Nigel bertanya kepada pelayan mengenai keberadaan Elleta dan pelayan itu menjawab bahwa Elleta berada diperpustakaan.
Tanpa mengetuk, Nigel membuka pintu perpustakaan dengan pelan karena ia sudah terbiasa dengan tata krama sejak kecil yang sudah mengajarkan jika memasuki perpustakaan harus dengan suara yang sekecil mungkin.
Namun yang ia lihat adalah Elleta sedang duduk dipangkuan Kenneth dan saling memeluk dengan mesra, reflek ia pun langsung kembali menutup pintu perpustakaan. Ia takut jika harus dihukum oleh kerajaan karena nanti akan dituduh telah mengintip privasi keluarga kerajaan.
"Apa aku tidak melihat kereta kuda Yang Mulia?" Batin Nigel bingung.
Sedangkan orang yang ia cari itu sedang berada ditaman belakang kediaman, berbincang dan meminum teh bersama beberapa pelayan perempuan yang tiba-tiba saja mengajak dan menariknya. Ia memang tampan.
~
KAMU SEDANG MEMBACA
BITTER TRUTH [END]
Historical Fiction"Buktikan bahwa bukan kau yang meracuninya dengan pedang ini" ucap Duke Hevadal dengan wajah yang sedingin dinginnya pada putri kandungnya sendiri Elleta dengan langkah yang ragu melangkah mengambil pedang yang berada digenggaman Duke saat itu diiri...