74

50.2K 7.7K 75
                                    

Tibalah hari yang Nigel tunggu-tunggu, hari pernikahannya dengan Alexia. Sejak pagi buta pasangan ini telah bangun dan bersiap untuk hari bahagia Nigel, tentu saja hanya Nigel yang bahagia.

Penata rias yang sedang merias Alexia merasa tidak nyaman karena wajah Alexia yang sedari tadi terlihat biasa saja, dihari yang seharusnya menjadi hari yang ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan kekasih.

Saat diajak untuk berbincang-bincang Alexia hanya menjawab jawaban singkat yang memutus topik pembicaraan, dan hingga kini tidak satu pun dari mereka memulai pembicaraan. Hanya saja sesekali penata rias memuji kecantikan wajah Alexia dan itu pun hanya dibalas senyuman tipis.

"Elleta?" Gumam Alexia mengerutkan dahinya saat melihat pintu terbuka menampakkan Elleta, bukankah ia harusnya masih berada diKediaman Hevadal sekarang?

"Mengapa kau begitu terkejut?" Tanya Elleta sembari mendudukan dirinya disofa yang mengarah ke meja rias.

"Bukankah seharusnya kau berada dikediamanmu?"

"Bisakah anda keluar sebentar?" Ucap Elleta kepada penata rias dan asistennya, mereka pun mau tak mau keluar.

"Aku tidak dibutuhkan disana, bukankah kau yang membutuhkanku?" Ujar Elleta sembari menunjukkan sebuah botol kaca berukuran sekelingking, berisikan sebuah cairan bening.

Alexia dengan cepat ingin mengambil botol yang berada ditangan Elleta, namun ia kalah cepat. Elleta langsung menarik dan menggenggam botol kaca tersebut.

"Berikan itu kepadaku." Ujar Alexia penuh penekanan.

"Ini, ambillah. Tapi ingat janjimu." Ucap Elleta sembari melempar botol kaca itu kearah Alexia, Alexia pun dengan sigap menangkap botol itu.

Elleta membuka pintu kamar dan menyuruh penata rias dan asistennya untuk kembali masuk dan melanjutkan tugas mereka.

"Mari kita lanjutkan kembali, Lady." Mendengar suara sang penata rias Alexia pun dengan cepat menggenggam botol kecil itu sehingga tak terlihat olehnya.

***

Pemberkatan telah selesai dan dilanjutkan langsung dengan acara pernikahan, seperti biasanya banyak aneka makanan dan minuman, pertunjukkan, berdansa, dan masih banyak lagi.

"Ibu perkenalkan, Elleta kekasihku." Ucap Kenneth kepada Ratu Allura D'Arcy Koiolohia.

Ratu tersenyum lebar saat melihat Elleta, "Diakah? Cantik sekali. Aku sangat lega saat mendengar ia memiliki seorang kekasih, aku bahkan sempat mengira dia penyuka sesama jenis karena tidak pernah tertarik dengan wanita." Ucap Allura menggunakan bahasa informal kepada Elleta, membuat bangsawan yang berdiri didekat mereka tercengang.

Sebab Allura sang Ratu hanya akan menggunakan bahasa informal kepada orang yang ia anggap keluarga.

"Terimakasih Yang Mulia." Balas Elleta sembari menunduk

"Tak perlu sungkan nak, kau bisa langsung memanggilku ibu jika kau mau." Timpal Allura sembari tertawa diikuti Kendrick disampingnya yang ikut mengangguk setuju.

Elleta tidak tahu harus berkata apa dan hanya bisa ikut tertawa canggung saat Raja dan Ratu tertawa, "Tentu saja Elleta mau memanggil ayah dan ibu." Ucap Kenneth tiba-tiba membuat Elleta menatap tajam Kenneth sesaat disela-sela tawanya.

Bruk!

"NIGEL!!" seru Alexia saat melihat suaminya terjatuh ke lantai

Sontak semua orang melihat dan berjalan mendekati Nigel dan Alexia, "Panggilkan Dokter sekarang!" Seru Duke kepada salah satu pelayan.

"Apa yang terjadi?" Tanya Kendrick kepada Duke yang dibalas gelengan dari Duke.

"Kakak!" Seru Elleta dengan wajahnya yang cemas, tentu saja hanya akting.

"Apa yang terjadi pada kakak?" Tanya Henry yang telah meminta izin kepada pihak akademi untuk datang menghadiri pernikahan Nigel dan Alexia.

Elleta hanya menggeleng menjawab Henry, sedangkan Nigel kondisinya semakin memprihatinkan karena ia yang terus berusaha bernapas karena sesak yang ia rasakan. Matanya melebar dan mulutnya yang terbuka berusaha menghirup udara dari mulutnya.

Tidak lama kemudian dokter pun datang, Dokter Oliver langsung memeriksa seluruh tubuh Nigel, mencari kemungkinan penyakit yang mungkin menjadi sebab Nigel menjadi sesak. Tapi nihil.

"Sepertinya Tuan diracun" ucap Oliver sembari menyiapkan beberapa campuran obat untuk penolongan pertama dengan cepat.

Semuanya terkejut saat mendengar kalimat yang dilontarkan Oliver, setelah memberikan obat penolongan pertama Nigel segera dibawa kedalam kamarnya untuk pemeriksaan dan penyembuhan lebih lanjut oleh Oliver.

Semua tamu dengan terpaksa harus dibubarkan karena insiden yang menimpa peran utama dalam acara tersebut. Alexia dengan setia menemani suaminya setiap saat.

Sedangkan Elleta ia sudah kembali ke kediamannya dan bersiap-siap untuk tidur, agar lebih cepat ia mendapatkan kabar selanjutnya besok pagi. Tetapi sebenarnya ia sudah tahu kabar apa yang akan ia dapatkan besok.

Keesokan harinya, sejak pagi Elleta telah berada dikediaman barat tempat Nigel dan Alexia tinggal kini. Elleta memasuki kamar pengantin yang telah dihias sedemikian rupa demi menyambut malam pertama mereka sebagai sepasang suami istri.

"Dimana Dokternya?" Tanya Elleta pada Alexia yang sedang duduk dikursi yang sengaja diletakkan tepat disamping ranjang.

"Sedang pergi mencari obat." Jawab Alexia yang masih memandangi suaminya yang kini terbaring tak sadarkan diri.

"Wajahmu terlihat senang mengingat suamimu hampir mati." Ucap Elleta bersandar pada tiang ranjang.

"Apakah aku terlihat seperti itu?" Tanya Alexia yang langsung membenarkan ekspresi wajahnya.

"Bagaimana sekarang?" Tanyanya

"Lebih baik." Jawab Elleta lalu pergi meninggalkan kamar itu.

~

BITTER TRUTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang