I. These Two

163 10 0
                                    

"Uang gue lagi berapa, nih? Cukup gak, ya, pake makan di kantin?" Mei bergumam sendiri setelah selesai menyiapkan segala sesuatunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Uang gue lagi berapa, nih? Cukup gak, ya, pake makan di kantin?" Mei bergumam sendiri setelah selesai menyiapkan segala sesuatunya. Seragamnya sudah menempel di badan walau ada kerutan sedikit karena setrikanya yang kurang panas.

"Akhir bulan, empat puluh lima ribu ... Hm ... Bisa sih kayanya, ya," ucapnya meyakinkan diri.

Gadis ini kemudian keluar dari kamarnya dan segera menyambar helm, namun tiba-tiba dihentikan oleh adik sepupu laki-lakinya. Chandra.

"Kak, ayo sarapan dulu."

"Thanks, Chan, tapi gue sarapan di sekolah aja."

"Kak ..." Chandra memasang wajah memelas.

"Udah, gapapa, Chan. Gue udah biasa juga."

"Chandra, sini sarapan," titah sang mama. Namanya adalah Azalia. Wanita berumur sekitar empat puluh tahunan itu hanya memanggil nama anaknya saja untuk sarapan, tidak termasuk keponakannya.

"Tuh, disuruh sarapan sama Tante Lia," bujuk Mei.

"Tapi lo harus janji, ya, sarapan di sekolah. Gak boleh nggak. Harus pap ke gue."

Mei terkekeh pelan. Dia mengacak rambut Chandra yang memiliki tubuh lebih tinggi darinya. "Iya, adikkuuu ... Udah, ya, gue berangkat dulu." Setelahnya, dia berlalu keluar dari rumah itu.

"Hati-hati, kak."

"Chandra." Azalia memanggil.

"Apa sih, Ma?"

"Chandra," tegur sang papa--Yoga.

"Kamu ini, masih pagi jangan bikin darah mama naik, ya."

"Lagian mama kenapa sih? Segitunya banget sama kak Mei."

"Chandra, udah, jangan bikin keributan. Ini masih pagi," lerai Yoga yang juga sudah bosan mendengar istrinya selalu mengomel setiap pagi karena berdebat dengan Chandra.

Chandra mendengus kesal. Dia memakan makanannya dengan gerakan cepat, tak peduli bagaimana perutnya nanti. Dia hanya tak mengerti, kenapa sang ibu begitu membenci keberadaan Mei. Padahal sudah setahun.

"Pulang sekolah, aku mau ke cafe dulu," ujar Chandra setelah meneguk tetesan terakhir susunya. Hal itu membuat Azalia mendongak.

"Mama tenang aja. Kak Mei juga gak langsung pulang," lanjutnya dengan nada sinis.

"Chandra, ngomong sama mama yang baik. Jangan belajar jadi anak durhaka, ya, kamu," tegur Yoga lagi.

"Pa, aku gak ngeluarin kata kasar sama sekali loh. Papa gak usah berlebihan gitu belain Mama." Dia kemudian berdiri, mengambil tas di kamar, dan pergi begitu saja setelah memberi salam berpamitan.

~~~

"Ge, kalo Mei tau lo dateng telat, gue gak jamin lo gak bakal kena omelannya pak Harja."

G in Luv (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang