LI. A Day Before

19 4 0
                                    

💙💜💙💜

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

💙💜💙💜

Tak butuh waktu lama bagi Mei untuk menyelesaikan draft itinerary perkemahan yang direncanakan, hanya sekitar dua puluh menit. Gadis itu tersenyum sambil melakukan peregangan namun gerakan tangannya berhenti dan melayang di udara ketika dia melihat Ge tertidur dengan kepala beralaskan tangan sebagai bantal. Dia melihat jam dinding yang ada di atas meja belajar Ge. Pukul dua lebih dua puluh menit.

"Pantes aja tidur." Memang, di jam-jam seperti itu memang biasanya jam-jam mengantuk ketika mereka di sekolah, apalagi mereka baru pulang sekolah sekitar jam empat sore, namun ada satu hal yang Mei rasa berbeda dari Ge.

Belakangan ini Ge jadi lebih mudah tertidur. Biasanya laki-laki ini akan kesulitan tertidur bahkan ketika jam menunjukkan pukul setengah dua pagi.

Mei melihat sekitar dan dia melihat selimut tipis yang terlipat di ujung kanan sofa ini. Gadis itu membentangkannya dan meletakkan di atas tubuh Ge sehingga laki-laki itu kini tidak akan diselimuti dinginnya udara AC. Setelah melakukan hal itu, giliran Mei yang memerhatikan Ge sambil menopang kepalanya dengan tangan di pinggir sofa.

"Gue baru sadar, Ge kalo tidur gini jadi lebih kalem. Coba lagi sadar, mukanya jadi keliatan judes," ujarnya sangat pelan. Dia kemudian menghela napasnya.

Gadis yang memiliki mata coklat terang ini memerhatikan setiap sudut wajah Ge yang kali ini menurutnya sangat atraktif. "Bentuk alisnya bagus, bulu matanya panjang dan lentik, pipinya pink natural, bibirnya pink sehat—eh!"

Dia kemudian tersadar dan terkesiap. Apa yang baru saja ia pikirkan? Meskipun itu kenyataan, tapi Mei menggelengkan kepalanya kuat-kuat mencoba tidak berpikir lebih jauh lagi. Dia kemudian menguap. Berhubung Ge juga tengah tertidur, jadi dia akan ikut tidur sebentar di sini. Gadis itu berbaring di atas sofa dan terlelap setelah sepuluh menit.

~~~

Alis Ge bergerak perlahan. Dia melenguh sembari memalingkan kepalanya ke sisi lain karena ia merasakan pegal saat tertidur hanya di satu sisi saja, namun karena dia melihat kamar tidurnya terbuka dan posisi tidurnya yang tidak nyaman, dia terbangun. Ge yang matanya masih setengah terbuka kemudian melebarkan matanya ketika dia melihat Mei tertidur meringkuk di sofa. Dia juga melihat selimut yang membungkus tubuhnya. Bibirnya bergerak ke atas secara perlahan.

Tak butuh waktu lama bagi Ge untuk bangkit dan memberikan selimut itu kepada Mei. Dia kemudian membereskan iPad yang dipakai Mei tadi. Melihat jam yang tertera pada iPadnya, Ge mengangkat alisnya. Bukankah ia tadi memberitahu teman-temannya untuk datang ke rumah dalam rangka membahas perihal perkemahan?

Ge melangkah keluar dan dari depan kamarnya ia melihat teman-temannya sudah menatapnya dengan senyuman di ruang keluarga lantai dua. Pemandangan yang mengerikan, setidaknya itu lah yang ada di pikiran Ge saat ini.

"Kenapa gak bangunin gue?"

"Yee dipikir kita berani bangunin lo, di saat lo lagi mimpi indah berdua?" Celetuk Gastya.

G in Luv (END)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن