XVI. Lil Chaos

26 4 0
                                    

"Tuhan kasih lo ujian untuk melihat seberapa kuatnya lo menghadapi itu, bukan untuk bikin lo malah menyakiti diri sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tuhan kasih lo ujian untuk melihat seberapa kuatnya lo menghadapi itu, bukan untuk bikin lo malah menyakiti diri sendiri. Tuhan gak mungkin kasih cobaan di luar batas kemampuan hambanya."

-Gyan Ramananda Sandya-

"Kata orang, semakin tinggi mimpi dan cita-cita lo, maka usaha yang dilakukan juga harus semakin keras."

-Ailimei Ganesh Hayiagni-

💜💙💜💙

Ge keluar dari sebuah rumah besar nan mewah dengan wajah mengeras menahan kekesalan yang lebih seperti kemarahan tertunda. Rasanya seperti ada bom di atas kepalanya yang siap meledak kapan saja. Urat lehernya semakin menonjol terlihat bahwa dia tengah berusaha keras tak meledakkan semuanya di sini.

Setelah menyetujui perintah ayahnya untuk datang ke rumah karena ada sesuatu yang ingin dikatakan, Ge tampak jauh lebih kecewa dibanding saat dia pertama kali keluar dari rumah itu.

Dia merasa sedang ada di panggung sandiwara di mana semua hal di hidupnya seolah tidak nyata. Walaupun nyatanya hal itu memang benar-benar terjadi padanya sekarang.

Di tengah perjalanannya, Ge beberapa kali menyunggingkan senyuman kekecewaan yang sinis. Dia tidak perlu menonton drama apapun lagi karena kini hidupnya sudah seperti drama.

Tidak cukup dengan kepergian ibunya yang tiba-tiba, kini dia harus dihadapi dengan masalah baru yang sama rumitnya.

Pikiran Ge begitu berkecamuk sampai-sampai dia melupakan satu hal yang belakangan seperti sudah menjadi kewajiban baginya. Menjemput Mei di tempat bekerja.

Ge menikung ke arah di mana kafe tempat Mei bekerja dan berharap gadis itu masih menunggunya setelah terlambat begitu lama.

Dengan kecepatan yang lumayan tinggi, Ge sampai dengan selamat di kafe, namun dari luar dia menemukan yang bertugas bukan lah Mei, melainkan orang lain. Untuk memastikan, Ge mengambil ponselnya. Baru saja layar ponselnya hidup, dia sudah menemukan dua pesan baru dari dua orang berbeda.

Gyan
Ge, Mei-nya gue antar pulang, ya.
Tadi gue mampir sebentar ke kafenya.

Mei
Ge, gak usah jemput gue. Langsung pulang aja.
Gue diantar Gyan.

Laki-laki ini menghembuskan napasnya berat sekaligus lega. Setidaknya Mei tidak pulang dengan orang lain. Ge kembali memakai helmnya dan meninggalkan kawasan kafe.

~~~

"Gimana, Mei?"

"Hm? Apa?"

"Ck, Mei ... Untuk kali ini, tolong dengerin gue. Lo udah—"

G in Luv (END)Where stories live. Discover now