XX. Teenage Issue

21 3 0
                                    

"Okey, guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Okey, guys. Sekian dulu, ya, untuk hari ini. Semoga bisa ngobatin rasa kangen kalian sama gue ataupun channel ini. Doain supaya gue bisa lebih rajin ngonten lagi. Lili Luv say goodbye and see you again in the next video."

Kata-kata itu adalah penanda bahwa Mei telah menyelesaikan streaming game-nya untuk malam ini. Sudah agak lama dia tidak melakukan hal tersebut karena kesibukannya sebagai ketua OSIS dan pekerja paruh waktu yang kebetulan sedang ramai-ramainya, baik itu di kafe, florist, ataupun internet cafe ini.

Mei bangkit dari tempat duduknya dan segera memakai celemek lagi tanpa melepas maskernya sebab dia hanya ingin dikenal sebagai Lili yang bekerja di sini. Untuk malam ini, dia sengaja sedikit merias bagian atas wajahnya untuk keperluan streaming. Dia kembali melayani pelanggan sebagaimana mestinya.

Setelah tiga puluh menit, pelanggan mulai surut dan tidak banyak berdatangan. Dia beristirahat di belakang dan melepas maskernya. Dirinya baru saja sembuh dan harus berdebat agar Ge mengizinkannya kembali bekerja dengan catatan Mei tidak boleh memaksakan diri ketika sudah lelah.

Sebuah gelas berisi cairan coklat bening menempel di sisi wajahnya. "Nih, teh anggur," ucap Chandra.

"Kok hangat sih?"

"Gak usah macam-macam. Gue gak mau kena omelan kak Ezhar." Chandra mengomel seperti itu karena Ge menitipkan Mei padanya ketika bekerja. Baik dirinya ataupun Ge sama-sama selalu ingin menjaga gadis ini. Itu lah kenapa mereka sama-sama kesal ketika Mei akhirnya jatuh sakit akibat kelelahan. Laki-laki terlalu perhatian.

"Apaan sih!" Mei segera merebut gelas itu. Kadang-kadang Ge agak berlebihan.

"Kak, lo masih stuck disitu aja sama kak Ezhar?"

Mei menoleh ke arah Chandra dengan sebelah alis terangkat. "Stuck? Maksud lo?"

"Yaa temenan doang?"

"Iya lah! Emang apaan?" Tanyanya dengan nada meninggi setelah meneguk teh anggur hangatnya.

"Kalo gue jadi kak Ezhar, gue agak kecewa sih pasti."

"Lebay! Lo tau kan kalo gue gak lagi fokus ke sana, Chan?"

Chandra menghela napasnya. "Tau, kak, tau. Tapi hidup lo monoton banget sumpah. Kerja mulu. Kerja, kerja, kerja, kaya nggak, tipes iya!"

"Siapa bilang? Hidup gue gak monoton, hidup gue penuh drama asal lo tau. Drama kehidupan."

"Itu mah lo aja yang mempersulit diri. Padahal udah ada support system."

"Iya, support system gue uang."

"Iye, gue doain lo nikahin anak konglomerat nanti biar bahagia lahir batin lo, gak perlu kerja lagi."

"Aamiin! Udah, sekarang balik kerja. Pegawai cuma tiga juga," omel Mei seraya mengusir Chandra agar dia bisa beristirahat dengan tenang di sana.

Minggu depan ada turnamen yang harus diikuti oleh HOF dan Mei akan berlaku sebagai manajer sekaligus pemain cadangan atas permintaan Ge. Kebetulan dia bermain dalam posisi yang sama seperti Gyan jadi itu bukan masalah besar.

G in Luv (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang