VI. New Member

58 7 0
                                    

"Dunia serasa sempit banget, ya," celetuk Gyan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dunia serasa sempit banget, ya," celetuk Gyan. Kini mereka berenam duduk bersama di ruang tamu dengan posisi yang berbeda-beda.

Ge dan Mei masing-masing duduk di single sofa sementara yang lain di sofa yang lebih lebar. Gastya duduk dengan kaki menekuk di atas sofa untuk ia peluk hingga tubuhnya menggulung. Ia berusaha menyembunyikan wajah dan tubuhnya dengan berlindung di belakang tubuh Kaishi hingga membuat laki-laki itu kesal bukan main.

"Lo ngapain sih?" dengus Kaishi sambil menggeliat.

"Ck, diem deh. Gue malu tau," cicit Gastya.

Mei merasa lucu melihat tingkah Gastya yang sungguh di luar dugaannya. Laki-laki itu selalu pecicilan dan banyak omong ketika di luar, tapi mendadak ciut ketika bertemu idolanya sendiri. Sungguh sebuah kehormatan ketika mengetahui dia diidolakan oleh temannya sendiri.

"Gastya, lo apa banget dah? Biasanya juga ngomong mulu kalo di sekolah sama gue," ujar Mei mencairkan suasana canggung yang tercipta.

"Aduuhh...Kai, kalo keinget gue pernah ngomongin Luvathen sama dia, rasanya pengen menghilang aja tau gak." Gastya malah berbisik kepada Kaishi yang ternyata bisa didengar Mei.

"Gas, ini kehaluan lo terkabul, njing. Excited dikit kek." Gyan ikut-ikutan memancing Gastya.

"Ini gue excited, setan! Cuma gue gak nyangka si Luvathen ternyata Mei! Ailimei, ketua OSIS kita, arrghh!" amuk Gastya.

"Alay lo, najis!" ejek Ge.

"Meh, lo juga ternyata ngajak dia gabung padahal waktu itu nolak-nolak."

"Ya kan itu gue gak tau kalo Luvathen itu aslinya si Mei. Gue kenalnya sama Lili, pegawai warnet yang jago main game. Emang dasarnya aja lo alay," sembur Ge tak mau kalah.

"Eh udah udah..." Mei melerai mereka.

Mereka lantas berhenti. Mei hendak melanjutkan kata-katanya.

"Jadi gue bisa pindah kapan aja?" Dia bertanya untuk meyakinkan.

Gyan mengangguk senang.

"Jadi nanti lo bakal tinggal bareng Ge sama Zyandru."

"Loh?" kejut Mei. "Tinggal bareng?" tanyanya kaget.

"Iya. Lo pikir siapa yang tinggal di sini?" sambut Ge.

Gadis itu menatap Gyan tajam menuntut penjelasan. "Lo gak bilang ada yang tinggal di sini, Gyan."

Laki-laki berlesung pipi itu nyengir. "Maaf, maaf, gue kurang awas waktu itu. Jadi, gimana? Masih mau? Btw, itu kontrak udah ditandatangan loh."

Mei menghela napasnya. Kontraknya tidak ada masalah sama sekali. Masalahnya, tinggal bersama laki-laki selain ayah dan saudaranya? Kalau orang-orang sampai tahu, dia tidak yakin kalau orang-orang itu akan diam saja. Terlalu beresiko pikirnya. Tapi jika dia tidak menerima tawaran ini, mentalnya akan semakin tertekan karena kebencian Azalia di rumah. Dimana lagi kan bisa menemukan tempat tinggal gratis?

G in Luv (END)Where stories live. Discover now