XXX. Another Story

19 2 0
                                    

💜💙💜💙

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

💜💙💜💙

"Gimana? Gimana rasanya menghirup udara segar lagi?" Tanya Gyan penuh perhatian seraya mengunci kursi roda yang diduduki Saran tepat di sebelah kursi panjang di taman.

Dia duduk di kursi dengan tangan terpangku di kursi Saras. Bibir merah muda gadis itu tersenyum lega menghirup udara taman yang sejuk yang sudah lama tidak dia hirup. Matanya terpejam merasakan terpaan angin itu di wajah putih pucatnya.

"Gyan, kamu tau?"

"Iya?"

"Aku serasa kaya vampir yang kena sinar matahari." Saras tertawa kecil, begitu pun Gyan.

"Saras," panggil Gyan. Gadis itu berdeham dengan senyuman.

Gyan meraih tangan kurus Saras dan menggenggamnya erat. "Kamu harus inget, kamu masih punya aku, mama, dan papa."

Saras tersenyum. Tangannya yang lain bergerak mengacak rambut lurus Gyan. "Ini udah ke-seratus sepuluh kalinya kamu bicara kaya gitu, Gyan."

"Ah masa sih?"

Gadis itu membalas genggaman tangan Gyan. "Gyan, aku di sini, itu artinya aku siap menghadapi kenyataan yang ada. Kamu gak usah cemas gini," kekehnya seraya menepuk-nepuk punggung tangan Gyan.

Gyan tersenyum senang. "Cewek aku emang kuat."

Saras menaruh atensi pada Gyan. "Terus gimana tuh ceritanya si Ge sama Mei? Masih berantem?"

Gyan mencebik kesal. "Masih lah. Di sekolah tuh mereka jadi musuhan, kaya orang gak kenal."

"Hm..." Saras menepuk-nepuk pipi Gyan. "Kamu capek, ya? Nanti aku bantu ngomong sama Mei, deh."

"Xiè-xie, baobei." Gyan mencium tangan Saras.

~~~

"Belakangan aku selalu liat kamu nongkrong di sini, Ge. Tell me, what's happened?"

Zyandru tiba-tiba saja duduk di sebelah Ge. Ge duduk di sana sembari memainkan komputer, tapi berbeda dengan Zyandru. Laki-laki itu hanya duduk kemudian berkutat dengan buku sketsa dan pensilnya.

Ge sama sekali tidak merespon sapaan Zyandru. Matanya fokus menatap layar monitor dengan kode-kode yang terpampang di sana. Zyandru melirik Ge kemudian tersenyum tipis seolah mengerti tempramen temannya ini.

"Eh Ge..." Zyandru mulai bersuara lagi. "Did I make you anxious?" bisiknya.

Ge sudah tak tahan. Dia menoyor kepala Zyandru hingga oleng. "Masih berani lo dateng ke sini?"

Zyandru terkekeh karena akhirnya dia bisa membuat Ge bicara. "Kenapa enggak? Aku gak bikin kesalahan."

Beginilah Zyandru, tenang dan tak mudah ditebak. Seperti sekarang, pergi dan datang sesuka hati tanpa memikirkan apa kata orang. Tiap kali dia diterpa berbagai macam rumor tentang keluarganya dia akan terlihat tenang.

G in Luv (END)Where stories live. Discover now