XXXVIII. Danger May Come

23 3 0
                                    

💙💜💙💜

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

💙💜💙💜

Mei pulang dari sekolah lebih lambat karena dia ingin lebih berkonsentrasi berlatih sebab walaupun Ge bilang dia tidak akan mengganggu Mei berlatih, tetap saja kebisingan yang akan timbul di rumah itu bisa mengganggu latihannya, jadi dia memutuskan berlatih di sekolah ketika sekolah usai.

Setelah dua jam berlatih, gadis ini akhirnya selesai dan pergi ke ruang kelasnya untuk memeriksa lokernya. Satu hal yang ia perhatikan setelah memeriksa lokernya adalah ada satu benda aneh yang sebelumnya tidak ada di sana dan Mei ingat itu.

Sebuah amplop putih yang sepertinya sengaja diletakkan paling atas tumpukan buku-bukunya sehingga dia bisa langsung melihat itu. Hatinya bergejolak antara ingin melihat atau tidak menghiraukannya sebab dia orang yang paling tidak suka dengan kiriman-kiriman seperti ini tanpa pemberitahuan.

Mengumpulkan semua rasa penasarannya, Mei memutuskan untuk membacanya di tempat.

Who do you think you are, huh? You definitely can't escape from me. Do you think I'm that stupid, kid? I'll make you regret what you've done. Your life will miserable in a second. I swear to the God.

Mei mengangkat alisnya ketika membaca kalimat terakhir. "Emang boleh se-sumpah ini? Takut banget loh..." Gumamnya. Meski sedikit takut, dia justru lebih ingin menertawakan isi surat itu. Apakah si pengirim berpikir Mei akan berteriak ketakutan hingga menjadi gila hanya karena selembar surat kaleng?

Dia melipat kembali kertas itu dan merobeknya dengan tenang. Tentu saja dia tahu siapa terduga pengirimnya namun dia heran bagaimana si pengirim ini bisa mengetahui kelas bahkan letak lokernya.

"Kalo sumpahnya jadi boomerang, kita liatin aja kali, ya," gumamnya menenangkan diri.

Badannya terlalu letih untuk dibawa stress akibat surat kaleng ini sebab bukan hanya ini saja yang membuatnya stress dan lelah. Masih banyak hal yang lebih berat yang mengganggu pikirannya, contohnya kompetisi daya ingat ini.

~~~

Satu hal yang ia dapati ketika baru sampai di rumah. Ge tengah duduk di ruang tamu dengan setumpuk buku dan lembar kertas berserakan. Dia menunduk meletakkan dahinya di atas lengan hingga terlihat seperti tengah tidur. Mei tidak pernah melihat Ge se-rajin ini. Lantas kemana teman-temannya pergi? Kenapa laki-laki ini sendirian?

Mei berjongkok dan berusaha menyentuh permukaan kulit Ge untuk memeriksa apa jangan-jangan laki-laki tengah sakit namun tanpa disangka tangannya justru digenggam oleh Ge dan kemudian ditempelkan di pipi kirinya. Laki-laki ini melenguh pelan.

"Ih, gue kira beneran tidur." Mei menarik kembali tangannya dan berdiri sambil mengomel.

"Apa sih, datang-datang udah ngomel. Ketempelan, ya?" Goda Ge.

"Gak usah bikin emosi, bisa? Gue lagi capek, nih."

"Capek ya istirahat atuh, bukan ngomel-ngomel. Emangnya kalo ngomel-ngomel capeknya ilang gitu?"

G in Luv (END)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें