XXVI. Everything is Messy

16 3 0
                                    

💙💜💙💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💙💜💙💜

"Eh, Mei! Gue baru inget sesuatu," celetuk Nirmala dengan mata masih menatap lurus ke jalan sembari mengubah kunci persneling.

"Apa?" tanya Mei tanpa minat dengan pandangan menatap kosong jendela samping.

"Kemarin gue liat Ge masuk ke rumah lo pas main ke rumah tante."

Tubuh Mei mendadak tegang. Tangan yang tadinya bertumpu pada pintu dan menjadi penahan kepala berubah posisi menjadi bersidekap dengan tak tenang. Dia masih menatap ke arah luar sehingga Nirmala tidak tahu pupil matanya tak berhenti bergetar panik.

"Oh itu... Dia main sebentar. Katanya mau ngumpulin data yang pernah dipake waktu HUT buat dikasih ke panitia tahun ini," jelasnya berusaha tetap tenang.

Nirmala mengangguk tanpa curiga. "Main sendiri? Gak sama Gyan atau Gastya gitu?"

"Nggak. Gyan ada latihan anggar, sementara Gastya pulang karena dia masih bareng sama Kanikka."

Jujur saja, ini adalah salah satu alasan Mei mempertimbangkan untuk menerima tawaran BGV karena dia takut, cepat atau lambat seseorang pasti akan mengetahui kalau dia tinggal satu atap dengan Ge dan tentu saja itu bukan hal bagus jika sampai tersebar di sekolah.

Reputasinya dan reputasi Ge pasti akan seketika ternodai atau bahkan akan membuatnya dikeluarkan dari sekolah meski Mei beralasan kalau dia tidak pernah berbuat apa-apa selama tinggal satu atap itu. Bagaimana pun, sekolah akan menilai sebagaimana orang luar lihat dan percayai.

"Mei, lo tinggal sendiri. Jadi lo harus hati-hati kalo kedatangan tamu cowok, meskipun itu Gyan sekalipun. Kita gak boleh naruh seratus persen kepercayaan kita."

"Tenang, Nir. Gue bisa jaga diri. Lagian sampe sekarang gak ada yang tau gue tinggal di mana selain Ge dan kawan-kawannya."

"Kawan-kawannya?"

Mei mengerjapkan matanya beberapa kali sembari mengatupkan bibir dalam-dalam. Bisa-bisanya dia bicara begitu lancar hingga tidak sadar membuatnya hampir jatuh ke dalam lubang ranjau.

"Iyaa... Mereka sesekali ke sana soalnya Gyan juga kesana. Mereka pengen belajar bareng sama Gyan."

Nirmala memukul setirnya. "Justru itu, Mei! Mereka semua itu cowok. Lo harus ekstra hati-hati karena lo cewek sendiri. Sebaik-baiknya mereka, mereka tetap cowok. Lawan jenis. Gak baik lama-lama serumah sama cowok gitu, Mei."

"Aduh, iyaa, Nirmala. Gue kan udah bilang. Gue bisa jaga diri. Lagian mereka itu gue kasih ke rumah waktu gue lagi kerja, jadi gak setiap saat kita serumah bareng."

"Nah gitu! Harusnya kaya gitu. Lama-lama gue ikutan cemas mikirin lo, Mei." Nirmala menggumam kesal.

Mei menanti kata-kata Nirmala selanjutnya, tapi tak ada. Dia melirik sahabatnya dan tampaknya tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan Mei, terutama perihal dirinya yang tinggal serumah dengan Ge. Kelihatannya Nirmala sudah tidak curiga lagi.

G in Luv (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang