V. Plan (A Surprise)

63 6 0
                                    

Hatiku terlalu senang ketika tahu bahwa dia yang sebenarnya kukagumi dalam diam ternyata adalah kamu yang begitu dekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hatiku terlalu senang ketika tahu bahwa dia yang sebenarnya kukagumi dalam diam ternyata adalah kamu yang begitu dekat.

•••••

Mei dalam dilema. Setelah kepergian Ge dari Internet Cafe itu, otaknya semakin mumet namun terselip rasa senang sedikit. Dia berkesempatan untuk bergabung dengan tim idolanya, walau belum terwujud. Di sisi lain Gyan memberikannya penawaran menarik namun tidak yakin akan disetujui oleh Chandra.

"Chandra," panggil Mei ketika melihat Chandra berjalan ke arahnya.

"Kenapa, kak?"

"Gue pengen ngomong sesuatu sama lo."

Chandra mengernyit sambil melirik Mei. "Ngomong mah ngomong aja kali. Jangan kaya sinetron gitu ah."

"Penting, Chan."

"Penting kenapa? Lo mau minggat? Kak, udah deh, jangan dipikirin kata-katanya mama. Itu kan rumah lo juga."

Mei menghela napas. Dia sedikit tidak enak ketika Chandra berhasil menebak isi pikirannya. Bagaimanapun, sang paman dan Chandra sangat baik padanya. Mereka  tidak mudah terpengaruh Azalia tapi juga tidak bisa menghentikan Azalia untuk membencinya.

"Gini, Chan. Gue cuma berpikir, walaupun itu rumah gue juga, tapi kayanya lebih penting mental gue." Mei mengubah posisinya dan menatap Chandra lekat sebelum melanjutkan kalimatnya. "Maksudnya, daripada gue atau lo sering-sering denger Tante Lia ngomel, mending gue yang ngalah. Lo capek kan denger mama lo marah-marah gitu? Sama."

Chandra sontak menatap Mei dengan mata tajam. Bukannya dia merasa tersinggung, tapi mendengar kata-kata Mei, dia berasumsi bahwa mamanya mungkin sudah berlebihan.

"Lo jangan salahin Tante Lia, bagaimana pun dia itu nyokap lo. Dia pengen yang terbaik buat keluarganya."

"Tapi lo kan gak pernah macam-macam, kak."

"Ya, I know, tapi keberadaan gue di sana lebih lama kayanya sedikit banyak bakal bikin suasana rumah itu berubah dan gue gak mau itu. Jangan sampai gara-gara gue, kalian jadi keluarga yang gak harmonis lagi."

Chandra harus menghela napasnya untuk kesekian kali. Mei sudah melarangnya untuk marah kepada sang ibu.

"Terus lo mau kemana, kak? Lo gak mau tinggal bareng nyokap, lo mau luntang-lantung?"

Mei menyunggingkan senyum. "Gue punya tabungan yang cukup buat tinggal dimana aja. Ngekos misalnya."

"Sampai seumur hidup?"

"Ya nggak lah. Kalo gue punya uang lebih, gue bisa langsung beli rumah."

Mei mendekat ke arah Chandra kemudian berbicara sedikit berbisik. "Sebelum si Ezhar nawarin gue kerjasama, Gyan udah lebih dulu nawarin gue kerjasama sejenis dengan jaminan gue bakal tinggal di rumah kontrakannya." Dia berbisik dengan percaya diri tanpa mengetahui kalau Gyan dan Ge berada di tim yang sama.

G in Luv (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang