XVII. Lesson

29 5 0
                                    

"Ge, kemarin gue diomelin Gyan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ge, kemarin gue diomelin Gyan." Mei membuka suara saat sarapannya di piring sudah tandas.

"Diomelin kenapa?"

"Gue bilang ke dia kalo gue bakal ikut kompetisi daya ingat lagi dan dia ngomel kalo gue makin sibuk aja sekarang."

Ge yang tadinya meneguk air dengan damai mendadak menyipit. Dia menatap Mei seakan gadis itu sedang melakukan kesalahan.
"Kalo lo bilang gitu ke gue, gue juga gak akan segan ngomelin lo, Mei."

Bibir Mei mengerucut sebal. "Kok gitu sih? Jahat banget..."

Napas Ge berhembus panjang. Nampaknya dia pun sama seperti Gyan yang lelah dengan sikap keras kepala Mei.
"Siapa yang jahat sih, hm?" tanyanya mencoba sabar.

"Gue aja belum ngomelin lo."

"Ya jangan diomelin dong."

"Okey, gue gak akan ngomel, tapi lo harus nurut sama gue. Kalo mau lanjut kompetisi daya ingat itu, berhenti sebentar di salah satu kerjaan paruh waktu lo."

Mei semakin cemberut dengan alis semakin tertekuk. "Kenapa gue harus nurut sama lo? Gak mau lah."

Ge mengangkat bahunya cuek. "Ya udah terserah."

Respon yang tidak diduga oleh Mei. Dia menatap Ge heran.
"Ngomel nggak, ngambek iya."

"Lagian batu. Dikasih saran yang baik, malah bebal," gumam Ge. Tampak santai tapi berhasil menyinggung ego Mei.

Tanpa mengharapkan balasan Mei, Ge segera bergegas mengembalikan piring ke tempat cuci piring dan mengambil tasnya.

Gadis itu menatap tingkah Ge keheranan. "Beneran ngambek nih ceritanya?"

Baru Ge akan memakai jaketnya, dia langsung berbalik membalas tatapan Mei. "Bawel. Udah mau telat ini. Ketos kok makin males aja." Kali ini nada bicara Ge tampak ketus dan membuat Mei semakin kesal.

"Gue gak bareng sama lo deh. Gue berangkat sendiri," balas gadis itu merajuk.

Ge yang biasanya akan bercanda atau setidaknya bersikap manis di pagi hari, kini berubah cuek. Dia tak membalas  Mei lagi dan langsung meninggalkan gadis itu sendirian. Mei tentu saja sangat kesal. Benar-benar kesal. Ge menghancurkan moodnya di pagi ini.

~~~

Nirmala menyadari perubahan sikap Mei sejak ketua OSIS itu datang ke sekolah. Tak banyak bicara dan jarang tersenyum. Gadis ini tidak tahu kalau sahabatnya—secara tidak sadar—tengah berperang dengan egonya sendiri.

Setelah mampir ke ruang OSIS saat apel pagi dan kembali ke kelas, Mei tidak keluar kelas lagi, bahkan untuk istirahat. Saat Nirmala bertanya, Mei hanya mengatakan ingin memperbaiki catatannya yang berantakan.

Gyan yang sekelas dengannya pun sama herannya. Dia beberapa kali adu telepati dengan Nirmala, namun nihil. Gyan sama sekali tidak tahu apa yang terjadi pada Mei.

G in Luv (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang