[8]Awal??

158 12 0
                                    

Hello bestihh..
Masih baper nih sama part kemaren:(

"Kehilangan seseorang yang kita sayang bukanlah hal yang mudah untuk dilupakan dan diikhlaskan"
-Renditya Vernando-

---

Terlihat Vendi yang sudah kaku dan tubuh yang dingin terbaring disana.Betapa terpuruknya Rendi."Sayang,bangun yok papa belikan es krim ya??"tawar Rendi pada almarhum Vendi."Disini ada Putri loh,kamu ngga mau main sama Putri??atau kamu mau balon??"ucap Rendi.Seluruh orang yang ada didalam menangis betapa depresinya Rendi.

"Lang cepetan beli balon!"perintah Rendi pada Galang.Galang hanya diam saja,dia tidak menyangka kalau Rendi akan seperti dulu lagi."Kalo Lo ngga mau beli!biar gue yang beli!"bentak Rendi.

"Ren,sadar Vendi udah ngga ada Ren.."lirih Anisa sambil mengusap punggung Rendi.Saat mendengar itu Rendi benar-benar sangat marah karena ia tidak terima anaknya harus meninggalkannya secepat ini.

"VENDI MASIH HIDUP!!DIA NGGA MATI!!DIA NGGA MA--"

PLAKK!!

Satu tamparan keras mendarat dipipi Rendi.Bagas sudah sabar dan berusaha tidak terpancing emosi.Tapi kali ini Rendi sudah berlebihan,ia sudah kembali kedalam depresinya.Rendi sudah kembali kedalam sifatnya yang dulu saat orang tuanya meninggalkannya.

Setelah mendapat tamparan itu,Rendi langsung pergi dengan emosi yang tidak stabil.Ia pergi ke area parkiran dan masuk kedalam mobil.Ia melajukan mobilnya sangat kencang entah mau kemana dia.

Rendi berhenti disebuah apartemen yang bukan lain adalah apartemen pribadi miliknya.Ia masuk ke dalam apartemen itu dan masuk kedalam lift.

Lift berhenti dilantai tujuannya yaitu lantai 5.Ia pun keluar dan berjalan menuju apartemennya.Ia masuk kedalam dan duduk disofa mewah yang ada disana.

Terpampang jelas foto Viva dan ayahnya Viva yaitu Irawan Diningrat.

Rendi menyalakan rokok dan mulai mengisapnya.Ia juga menuangkan wine kedalam gelas."Viva Ayudiningrat,nama yang cantik dan hati yang buruk.."ucapnya sambil menyeringai dan melemparkan anak panah pada foto Viva.

Rendi meminum segelas wine hingga habis dan mematikan rokoknya.Lalu ia berdiri dan mendekati kedua foto itu.

"Ck!kalian berdua sudah masuk kedalam kobaran api!kita tunggu permainan selanjutnya,"ucap Rendi penuh tekanan dan mengelus foto itu dengan sangat lembut.

Rendi membuka laptopnya dan mulai masuk kedalam akun perusahaan Diningrat."Ternyata perusahaan itu sedang membutuhkan suntikan dana,fine!gue kasih suntikan bangkrut dulu okey."ucapnya sambil tertawa kecil.

Rendi menghack semua akun perusahaan itu dan memblokir situs kerjasama mereka dengan para klien.Betapa senangnya Rendi bisa mematikan perusahaan itu beserta semua cabangnya.

"Selesai,"Rendi menutup telponnya dan kembali menyalakan rokoknya dan menuangkan wine kedalam gelas lagi.

---

Kini jenazah Vendi sudah dibawa masuk kedalam mobil jenazah.Didalam mobil jenazah ada Anisa,Bagas,dan Galang untuk menemani peti Vendi.Keberangkatan jenazah Vendi di iringi oleh 1 mobil polisi beserta 2 motor polisi.Dibelakang ada 5 mobil anggota reXie yang mengikuti mobil jenazah tersebut.

Ditengah perjalanan terlihat mobil milik Rendi keluar dari sebuah apartemen mewah.Tegar menyadari bahwa ada mobil Rendi didepan pintu keluar apartemen.Tegar pun menghalangi mobil Rendi dan turun dari mobil lalu menghampiri Rendi.

"Ren!Vendi cepetan!!"teriak Tegar karena jalanan terlalu bising.Rendi yang tahu apa yang dikatakan Tegar langsung menancap gas dan bergegas melaju didepan mobil polisi yang mengawal itu.

Rendi terus membunyikan klakson dan beberapa kali menembakkan pistol keatas untuk membuka jalan.Bagas yang menyadari itupun lega akhirnya perjalanan menjadi cepat sampai.

"Kenapa ada suara tembakan??"tanya Anisa panik."Itu Rendi,kamu tenang saja,"ucap Bagas tersenyum pada Anisa.

Anisa merasa sangat aneh terhadap keluarga Rendi.Apa Rendi selalu seperti ini jika sedang ada diperjalanan??

---

Mobil jenazah beserta mobil lainnya masuk kedalam halaman rumah Rendi.Semua pekerja dan pelayan yang ada dirumah itu bingung kenapa ada mobil jenazah datang ke rumah Rendi??

Rendi keluar dengan air mata yang sudah mengalir sepanjang perjalanan.Satpam dan para pelayan langsung mendekati Rendi dan bertanya padanya.

"Tuan,kok ada mobil jenazah??"

"Siapa yang meninggal??"

"Mobilnya salah masuk kali.."

"DIEM KALIAN SEMUA!!"teriak Rendi.Para pekerja pun langsung diam dan menunduk.Rendi sudah lelah dengan semua masalah yang menimpanya.

Peti jenazah Vendi pun dikeluarkan dan mulai memasuki rumah diikuti oleh anggota reXie dan Bagas.Sedangkan Rendi,ia hanya diam saja dengan tangan yang mengepal.Anisa yang menyadari itu menyuruh adiknya untuk masuk kedalam.

"Ren,yang sa-"

"Ga usah peduliin gue!masuk."ketus Rendi lalu masuk kedalam rumah.Didalam rumah itu sudah diselimuti Isak tangis dari para pelayan dan pekerja apalagi baby sister yang mengurusi Vendi sedari ia berusia 6 bulan.

"Sus,bawa Putri ke kamar Vendi,"perintah Bagas.Rendi menghentikan suster itu dan juga Putri karena siapapun tidak boleh masuk ke kamar keluarga Vernando kecuali pemilik kamar tersebut.

"Rex,bawa Anisa sama adiknya pulang!"perintah Rendi.Sikapnya itu menandakan bahwa ia mengusir Anisa secara halus.Rexsa pun mengantarkan Anisa dan adiknya pulang seperti apa yang diperintahkan Rendi.

---

Diperjalanan suasana didalam mobil Rexsa sangat hening.Hanya ada suara musik dan juga suara kendaraan lainnya.Rexsa membuka jendela mobilnya dan saat dilampu merah ia menyalakan rokok.Anisa melirik Rexsa sekilas,ia sangat tidak nyaman.

Anisa juga merasa aneh,kenapa Rexsa bisa tau jalan arah kerumahnya padahal ia belum memberitahu alamatnya.

Sepanjang perjalanan Rexsa terus menghisap rokoknya dan membuang puntung rokok itu ke jalanan."Kak,jangan buang sembarangan.."ucap Anisa.Rexsa hanya menoleh sebentar dan tidak mendengarkan perkataan Anisa.

"Kak,aku boleh tanya sesuatu??"

"To the point."ketus Rexsa.

Coba saja kalau dia bukan sahabat Rendi pasti sudah habis ditangan Anisa."Vendi itu sebenernya anak siapa kak??kok manggil Rendi papa?"

"Yaa anaknya Rendi sama is-"ucapannya terhenti.Hampir saja ia membongkar semuanya."I-itu bukan urusan Lo.Ini rumah Lo kan?cepet turun!".Setelah Anisa dan adiknya turun Rexsa langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membuat Anisa semakin penasaran apa sebenarnya yang terjadi??

Nanda yang melihat kedua anaknya pulang langsung berlari dan memeluk Putri.Ia tahu apa yang terjadi,maka dari itu Nanda sangat mengkhawatirkan anak bontotnya itu.

"Syukurlah akhirnya kamu nggapapa,bunda khawatir sama kamu Putri Putri,soalnya bunda ngga ada uang buat biayain rumah sakit.."ucap Nanda tanpa berpikir panjang.Anisa membulatkan matanya dan menepuk bundanya."Bunda kelabas.."

DUARRR!!
Gimana part-nya??kurang bagus or kurang ajar??biar bagus mending follow dulu jangan lupa vote sama komen yang positif yaa..

"Jangan terlalu berharap lebih pada seseorang"
{3-2-2022}

PSYCHO OBSESSION ✔️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن