[51] Pulang untuk selamanya

33 6 0
                                    

DORRR

---

Sinta duduk dikursi dengan lamunannya yang tidak berhenti.Anisa memberanikan diri berdiri dihadapan Sinta,lalu memegang bahu Sinta.Sinta pun tersadar dari lamunannya dan mendongakkan kepalanya menatap Anisa.

"Sepertinya kamu pemenang hati mas Rendi."ujar Sinta tersenyum,namun matanya tidak bisa berbohong.Ia sangat marah saat melihat wajah istri kedua Rendi itu.

"Apa kamu tau dimana Vendi?"

Anisa seketika diam membeku.Ia bingung harus menjelaskan darimana.Anisa menatap Dean dan Vera.Dean yang melihat Anisa akan mengatakan semuanya,langsung memotong pembicaraan.

"Vendi ada.Sekarang makan dulu ya?ini Rendi yang nyuruh."ujar Dean mengambil makanan yang ada dikursi sampingnya.

"Untuk keluarga pak Bagas.Dipanggil untuk masuk kedalam."ujar perawat.

Semuanya masuk kedalam ruangan Bagas dan terlihat Bagas yang semakin lemah kondisinya sedang menatap langit-langit kamar rawatnya.

Dean yang pertama mendekati Bagas,Ia mendekatkan telinganya disamping kepala Bagas.

"Saya berpesan sama kamu,ja-jaga Rendi seperti a-adik kamu.Sa-saya percaya sama kamu.Ja-jaga solidaritas ReXie."lirih Bagas yang hanya bisa didengar oleh Dean dan dirinya.Sungguh Dean sudah berusaha untuk menahan air matanya agar tidak jatuh,tapi tidak bisa.

Setelah itu,Gaza mendekati Bagas."Anakku,j-jaga ibumu.Berhenti bermu-suhan dengan Rendi nak,dia sodaramu."

Gaza yang mendengarnya langsung menangis hebat dan memeluk erat ayahnya itu.Sungguh,sangat berat melihat orang yang ia sayangi harus terbaring lemah seperti itu.

"Pak,saya dan istri saya berjanji akan menganggap Rendi seperti anak kami sendiri."

Mendengar ucapan ayah Anisa itu Bagas langsung mengukir senyuman kecil dibibirnya.Kemudian tatapannya beralih ke 3 wanita yang berdiri disampingnya.Mereka bertiga mendekati Bagas dan duduk disamping ranjang.

"Vera,ja-jaga mereka ya?Saya sangat berterimakasih pada keluargamu y-yang selalu menjaga keluarga Sa-saya.Dan k-kalian berdua rukun selalu.Re-rendi orang yang adil."pesan Bagas pada ketiga wanita itu.

Bagas menatap semuanya dan mencari Rendi namun ia tidak melihat keberadaan Rendi diruangan itu.Ruangannya benar-benar sunyi dan hanya terdengar Isak tangis dari semuanya.

Tak lama setelah itu,Bagas kejang-kejang dan merasakan sesak yang begitu hebat.Semuanya panik.Dokter dan suster masuk kedalam ruangan dan menyuruh semua keluarga untuk keluar.

Dean yang sangat cemas langsung mengambil ponsel yang ada di sakunya dan menelpon Rendi.

'maaf nomor yang anda tuju sedang tidak aktif.'

Sudah 5 kali ia mencoba menelfon Rendi namun hasilnya nihil."Lo dinana si Ren???"gumam Dean yang sangat kesal.

Terdengar suara pintu terbuka.Dokter keluar dari ruangan Bagas dengan raut wajah yang tidak bahagia.

"Gimana dok?"tanya Dean pada dokter.

"Kalian semua tenang dulu.Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk pak Bagas,tapi Tuhan berkehendak lain.Pak Bagas dinyatakan..meninggal dunia."

Semuanya terdiam.Tidak menyangka,Bagas yang terlihat sangat kuat ternyata meninggalkan semuanya begitu saja.Semuanya menangis dan dikejutkan oleh Anisa yang tiba-tiba memberontak karena trauma kehilangan seseorang yang ada didekatnya.

"NGGA!!NGGA!!NGGA MUNGKIN!!"teriak Anisa dengan Isak tangis yang begitu kencang.

Ibu Anisa memeluknya begitu erat dengan tangisan yang keluar begitu saja.Semua perasaan bercampur aduk menjadi satu.Satu sisi Rendi yang belum kunjung kembali.Disisi lain,Gaza yang tak sadarkan diri dan tergeletak di bangku rumah sakit.

PSYCHO OBSESSION ✔️Where stories live. Discover now