[26] Keributan

86 11 0
                                    

"Terimakasih."

---

Sinta membuka oksigen yang menutupi hidung serta mulutnya.Rendi yang melihatnya langsung menghentikan itu namun Sinta tetap ingin membukanya.

"Mas,Vendi dimana??"ucapnya melihat sekeliling.Rendi terdiam begitupun Nia yang ikut diam."Mas??kamu kok diem aja??"tanya Sinta memegang tangan Rendi.Rendi melepaskan tangan Sinta dan berdiri.

"Ni,gue anter Lo pulang dulu."ucapnya lalu pergi."Mba,aku permisi dulu.."pamit Nia pada Sinta lalu pergi.

Rendi turun kebawah dan menyuruh pelayannya untuk menemani Sinta terlebih dahulu.Setelah itu Rendi berjalan keluar dan masuk ke garasi lalu mengambil motor yang kadang-kadang sering ia pakai untuk balapan.Rendi memakai helm dan menyuruh Nia untuk naik.

Mereka pun pergi meninggalkan rumah Rendi.Sepanjang perjalanan Rendi terus meneteskan air mata,ia menangis tanpa sepengetahuan Nia.

"Ren,kenapa tadi Lo ngga jawab aja si.."

"Bacot!"

Nia menghela nafas panjang dan memilih untuk diam.Tanpa Nia memberi tahu alamat rumahnya,Rendi sudah tahu dan sudah sampai didepan gerbang rumah Nia.

"Thanks ya Ren,"

"Hm,gue balik duluan."ujar Rendi lalu menutup kaca helm dan menancap gas."Buset dah tuh orang,eh tapi dia abis nangis ngga si??ah bodoamatlah."gumam Nia lalu masuk kedalam rumah.

---

Rendi memarkirkan motornya didepan garasi lalu berlari menuju kedalam rumah dan menaiki tangga menuju kamar Sinta.Rendi membuka kamar itu dan terlihat Sinta sedang makan disuapi oleh Bi Ida.

"Mas,tadi kata dokter aku udah baik loh,c-cuman aku lumpuh.."ucapnya sambil menunduk.

"Ssst..,nggapapa ngga usah sedih gitu dong,bi biar saya yang suapin.."ucap Rendi mengambil alih mangkok berisi bubur itu.

Rendi dengan telaten menyuapi Sinta dan senyuman Rendi pun tak pudar sana sekali."Mas,om Bagas mana??"tanya Sinta."Dia lagi meeting gantiin aku,sebentar lagi juga pulang."ujar Rendi.

"Ren,ini hasil ke-,WHAT THE PAK!!L-lo beneran Sinta??u-ud-udah.."teriak Galang sambil menjatuhkan berkas yang ia pegang.

"Brisik anj*ng!"umpat Rendi.

"K-kamu Galang kan?"ujar Sinta sambil mengingat-ingat.

"Iya ini gue Galang anak buah Rendi yang paling tampan."

Sinta tertawa tertekan karena dia sudah tau sejak dulu kalau anak satu ini memang percaya dirinya sudah akut.

Rendi mendengar seperti ada suara keributan diluar lalu ia membuka penutup jendela sedikit dan benar musuh besar Rendi bersama anak buahnya sudah berani masuk kedalam kawasan rumahnya.

"Lang tutup pintunya dan Lo keluar sekarang!telpon anak-anak yang lain!"tegas Rendi panik.Galang pun langsung berlari keluar dan menutup pintunya.Rendi berlari menuju lemari dan membukanya.

"Hey,sayang kenapa?kok panik gitu??"ujar Sinta yang ikut khawatir.

Rendi beranjak mendekati Sinta dan menggendongnya.Lalu ia membawa Sinta kedepan lemari itu dan membuka bagian bawah lemari itu.

"Kamu ngga usah panik,semuanya baik-baik aja."ujar Rendi menenangkan Sinta.

Rendi dan Sinta masuk kedalam bawah lemari yang dimana didalam sana terdapat sebuah ruangan yang sangat tertutup.

"Sayang,cuman sebentar."ujar Rendi lalu mencium kening serta bibir Sinta kemudian ia keluar dari sana meninggalkan Sinta sendirian.

Sinta mencoba untuk meraih pintu itu namun hasilnya nihil,ia tidak bisa menggapai pintu itu karena terlalu tinggi untuknya.

Rendi turun kebawah dan berjalan menuju ruang tamu.Disana sudah ada musuh besar Rendi beserta beberapa anak buahnya.Dan ada satu gadis yang diikat dan dibawa paksa oleh anak buahnya itu.

"RENDI TOLONGIN GUE!!"teriak gadis itu dengan isak tangisnya.

Rendi menatap gadis itu sekilas,"Lepasin cewe itu atau Lo semua terima akibatnya!"ancam Rendi.Namun ancaman itu malah membuat orang-orang itu tertawa terbahak-bahak.

"Dunia itu sempit ya Ren,waktu Lo diJerman kita ketemu,dan sekarang Lo di sini,gue juga disini.HAHAHAHA!!"

"Bang**t!!"umpat Rendi dengan tangan yang mengepal."Oh ya,pacar Lo itu,siapa namanya??ahh Viva!dia itu tunangan anak gue..,jadi selamat anda kena prank!HAHAHA!!"ucap pria itu sambil tertawa puas.

"Apa yang Lo mau dari gue sebenernya hah?!!"tanya Rendi mendorong tubuh pria itu."Santai dong,gue cuman mau Sinta jadi istri gue,atau temen Lo itu siapa namanya??Ni??Nia bakalan mati ditangan gue!"ucap pria itu menyeringai.

"Gue ngga akan KASIH SINTA SAMA LAKI-LAKI KAYA LO!!"teriak Rendi.

"Kalo gitu,sebelum Nia temen Lo itu mati,gue mau anak buah gue mukulin Lo tanpa ada perlawanan,gimana?"tawar pria itu.

Rendi menatap kearah Nia dengan tatapan sendu.Rendi akan sedih jika teman barunya itu harus pergi meninggalkannya.Nia adalah teman yang sangat berharga baginya.Nia selalu memberikan nilai positif untuk Anisa dan juga pembelajaran untuk dirinya.

"Ren,please jangan lakuin hal itu..,gue rela kok,lagian orang tua gue udah dibunuh sama mereka semua.."ucapnya sambil menangis.

Rendi pun terkejut saat mengetahui bahwa orang tua Nia sudah tiada dan dibunuh oleh pria itu yang bukan lain adalah Dendri Wijaya dan para anak buahnya.Rendi mengepalkan tangannya tak terima.Cukup dirinya saja yang kehilangan orang tuanya dengan cara yang sekeji itu,tapi kini Nia juga harus merasakannya.

"ANJ*NG LO!!"teriak Rendi menendang pria itu sekeras mungkin.

Rendi memukul pria itu habis-habisan.Tapi sayangnya Rendi terkena pukulan dari belakang oleh anak buah Dendri.Namun hal itu tidak membuatnya lemah.Rendi bangkit dan melawan mereka semua satu persatu.Tak lama kemudian anak-anak reXie datang dan terjadi keributan didalam rumah Rendi.

---

'AAKHH!!'

Saat Anisa sedang memotong sayuran,tiba-tiba perutnya terasa sangat sakit.Pisau yang ia pegang pun terjatuh kelantai.Anisa terus meringis kesakitan.

"Mba Vera!!M-mba!!aauuu!!"teriaknya memanggil Vera.

Vera yang berada diluar sedang membersihkan halaman pun langsung bergegas lari kedalam rumah.Ia dikejutkan dengan Anisa yang sudah terduduk dilantai sambil meringis kesakitan.

"ASTAGA!!"teriaknya lalu berlari kearah Anisa."Sini mba bantu!!"ucapnya panik lalu membantu Anisa berdiri dan mengantarkannya ke ruang tamu."Mba perut aku sakit banget!"ucapnya sambil menangis.

"Sebentar,aku telpon mas Dean dulu suruh pulang.."ujarnya mengambil handphone.

'Halo mas..'

'kenapa beb kok panik gitu??'

'cepetan pulang!Anisa kontraksi ini!!'

Tut..Tut..Tut..

Dean mematikan teleponnya dan langsung berlari keluar ruangan.Dean masuk kedalam lift lalu menekan tombol lift itu.Ia terus melihat jam tangannya.Tentu ia merasa panik karena jika terjadi apa-apa pada Anisa dan anak yang ada dikandungannya,bisa-bisa ia dihabisi oleh Rendi.

"Sir, where are you going? Soon there will be a meeting with a client.."(pak,anda mau kemana?sebentar lagi ada meeting dengan klien)ujar sekertaris yang berhenti didepan Dean.

"handle all the work here, I have important business!"(handle semua pekerjaan disini,saya ada urusan penting!)ujar Dean lalu pergi begitu saja.

DUARRRR!!
Gimana nih part-nya??makin seru ngga?

Jangan lupa buat vote sama follow Instagram Tehjusgulabatu:
wp.tehjusgulabatu

'Jangan lakukan hal yang sama.'
{01-06-2022}

PSYCHO OBSESSION ✔️Where stories live. Discover now