[13]Nikah?

123 10 0
                                    

SELAMAT PAGI,SIANG,SORE,MALAM SEMUANYA..

"Pelangi memang indah,tapi keindahan hanya bisa dilihat sekejap"
-Anisa Rachma-

---

"Ren,kamu yakin mau menikah dikamar rawat Sinta?gimana sama rencana kamu??"tanya Bagas sambil membuntuti Rendi.

"Bi,siapin air hangat saya mau mandi,om tenang aja.."ucap Rendi santai sambil melepas jam tangannya.

"Tapi Ren.."

"Udahlah om ngga usah diambil pusing,permisi.."Rendi meninggalkan Bagas diruang keluarga.

Rendi menaiki tangga dan masuk kedalam kamar rawat Sinta.Ia meletakan jaketnya diatas sofa dan berjalan menuju ranjang tempat Sinta berbaring.

Rendi duduk dibawah dan menggenggam erat tangan Sinta.Tangisnya pecah ketika ia memandang wajah Sinta yang begitu pucat dan terdapat oksigen dihidungnya.

"Maaf Sin maaf.."lirih Rendi menunduk.Ia sama sekali tidak mau melihat wajah Sinta karena ia tahu perbuatannya itu salah.

"Maaf aku ngga bisa jaga Vendi,maaf aku ngga bisa tahan napsu aku maaf Sin.."isakan yang begitu terdengar dan menggema diruangan itu.

"M-mas R-rendi.."lirih Sinta begitu pelan.

Rendi membuka matanya terkejut ketika terdengar suara Sinta memanggil namanya.Rendi mendongakkan wajahnya,betapa senangnya ia saat melihat istri kesayangannya sadar.

"S-sin??i-ini aku ngga mimpi kan?!i-ini kamu kamu u-udah.."Rendi mendadak gagap perasaannya campur aduk,entah hari apa ini.

Sinta mengangguk pelan dan tersenyum.Sinta menghapus air mata Rendi perlahan.

"V-vendi mana mas??"pertanyaan yang sangat tidak Rendi jawab.

"V-vendi,d-dia dia udah tidur,d-dia nginep dirumah Dean.."bohong Rendi.

Sinta mengetahui kebohongan Rendi dari matanya.Ia membuka oksigennya dan beranjak untuk bangun namun kakinya mati rasa karena lumpuh.

"S-sayang hei,stop kamu baru sadar!!"tahan Rendi.

"Ahh!!kamu bohong kan mas?!jawab yang jujur mas,Vendi baik-baik aja kan??"

"V-vendi.."

"Vendi kenapa mas??Vendi kenapa?? jawab mas ja-"

"VENDI UDAH NGGA ADA!!"bentak Rendi.

Sinta membeku mendengar perkataan Rendi.Ia tak percaya bahwa anak kesayangannya itu sudah tiada.Setelah sekian lama ia menunggu pelukan anaknya namun semuanya sia-sia.

"M--maaf Sin,t-tapi aku udah bales kematian Vendi k-kamu tenang a-"

"KAMU BILANG TENANG?!KAMU PASTI BUNUH ORANG-ORANG DISEKITAR VENDI KAN?!KAMU BILANG TENANG?!!"

"T-tuan..Tuan..bangun tuan.."

"Sin aku minta maaf Si-,Bi Ida??"Rendi terkejut saat disampingnya ada Bi Ida.Rendi menoleh kearah Sinta dan benar Rendi hanya bermimpi tapi pada nyatanya Sinta masih sama dengan mata yang tertutup dan tangan yang masih digenggam oleh Rendi.

"Air hangatnya sudah siap dikamar mandi tuan,m--maaf apa tuan habis menangis??"tanya bi Ida yang melihat mata Rendi yang sembab dan memerah."Bukan urusan bibi."Rendi keluar dari kamar itu."Nyonya cepet sadar atuh sembuh kaya dulu lagi,kasian tuan sering nangis,sekarang tuan bener-bener sendiri nyah.."ucap Bi Ida.

---

Rendi memasuki kamar mandi dan meletakkan handuknya digantungan yang disediakan.Ia menatap kecermin melihat pantulan dirinya sendiri.Ia menyentuh wajahnya sendiri.

PSYCHO OBSESSION ✔️Where stories live. Discover now