[49] Keharmonisan sesaat

33 4 1
                                    

---

Rendi masuk kedalam ruang kerjanya dan membuka gorden jendela balkon.Rendi duduk dikursi kerja lalu membuka sebuah map yang ia ambil di kamar Bagas.Ia membuka halaman pertama map itu dan terdapat data diri seseorang dikertas itu.

"Algazali Davindra?"

Rendi membulatkan matanya saat melihat tulisan tinta yang menempel dikertas itu.Bagaimana tidak terkejut,nama musuh terbesarnya tercantum dikertas itu dan disimpan oleh pamannya sendiri.Setelah itu,Rendi membuka lembar berikutnya dan terlihat sebuah surat laboratorium yaitu surat tes DNA.

Rendi membaca surat itu dengan seksama terdapat nama Bagas Putra Vernando dan juga Algazali Davindra disurat itu.Disurat itu tertulis bahwa Bagas dan Gaza 99% cocok.Rendi mengepal tangannya kuat dan melempar map itu.Namun saat map itu terjatuh terdapat bunyi seperti barang logam.Rendi pun mengambil barang itu.

"Liontin?"

Ada sebuah liontin berbentuk hati separuh.Rendi mencari pasangan dari liontin hati itu didalam map namun tidak ditemukan.Rendi berjalan menuju balkon membuat liontin itu berkilau.

'halo de'

'lo dimana si ren?dari semalem sampe pagi ini Lo ngga balik!!'

'Gue nemuin rahasia yang selama ini disembunyiin."

'maksudnya?udah deh Ren cepetan Lo ke rumah sakit,om Bagas mau dipindah keruang rawat..'

'oh.Sorry gue ada meeting hari ini.'

Tut..Tut..Tut..

"Ada yang ngga beres sama Rendi."ujar Dean.

Bagas kini sudah berada diruang rawat VIP ditemani oleh Dean,Vera dan juga Rendra.Kondisi Bagas masih sama seperti sebelumnya.Vera tiba-tiba menarik tangan Dean menuju keluar.Dean pun mengisyaratkan pada Rendra untuk menjaga Bagas.

"Kenapa sayang?"tanya Dean.

"Kamu semalem nyuruh Rendi kerumah?"tanya Vera pada dean.suaminya itu mengerutkan keningnya menandakan bahwa ia tidak tahu menahu tentang itu.

"Ngga.Aku semalem nawarin Rendi kopi,terus dia bilang dia yang beli dicafe Deket rumah sakit."jelas Dean pada Vera.

"Rendi kerumah semalem."

"Dan Anisa sekarang berani bohong sama aku mas."

Dean tersenyum tipis lalu mengusap rambut istrinya itu,"cuman sekali sayang,biarin aja."ujar Dean lalu mengajak Vera masuk kedalam.

---

Rendi memberhentikan mobilnya disebuah bar yang mewah.Ia mengambil pistol yang ia simpan dijok belakang lalu memasukkannya kedalam jas.Lalu ia masuk kedalam tempat itu.

"Dimana Gaza?"tanya Rendi pada jalang yang ada didalam bar itu.

"Tu-tuan RE.."

Seketika jalang itu ketakutan melihat Rendi karena ia melirik sedikit ke saku dalam jas Rendi.Rendi pun langsung menutupi pistolnya.

"Dimana Algazali Davindra?"

Jalang itu menunjuk kearah meja nomor 11 dimana ada Gaza yang dikelilingi wanita sexy serta beberapa teman-temannya.Rendi berjalan mendekati meja nomor 11 itu.Setelah ia sampai dihadapan Gaza,ia mengambil sebotol Vodka lalu menyiramkannya diatas kepala Gaza hingga basah kuyup.

"Maksudnya apa?"tegas Gaza sembari mendorong Rendi.

"Itu pantas buat bajingan kaya Lo."ujar Rendi meletakkan botol kosong itu dimeja.

"Bajingan?ngga salah ngomong?"

"LO YANG BAJINGAN!"

Brugh

Gaza mendorong Rendi hingga menabrak meja barista.Rendi tersenyum sinis lalu memukul perut Gaza berkali-kali.Orang-orang yang ada didalam bar itu berteriak dan berusaha memisahkan keduanya.Rendi melempar Gaza hingga merusak meja pelanggan.

"Licik Lo Za!"

Gaza sudah tergeletak lemas tak berdaya diatas sebuah meja.Rendi meremas kerah baju Gaza lalu menodongkan pistol disamping kepala Gaza.

"Lo anak kandung om gue kan?!"

"A-apa sih Ren?!"elak Gaza.

Dor!

Rendi menembakkan peluru itu keatas membuat semuanya ketakutan.

"Jawab jujur atau gu-"

Bugh!!

Seseorang menendang pistol Rendi dan merebutnya.Dia Dean.Dean berdiri dihadapan Rendi  bersama Rendra.

"Lo ngapain sih Ren?!ayo ke rumah sakit,om Bagas nyariin Lo Ren."ujar Dean lalu pergi dibuntuti oleh Rendra dan Rendi.

"Papah.."lirih Gaza yang hanya didengar olehnya.

Gaza pun diam-diam membuntuti Rendi.Dengan wajah yang babak belur,Gaza masuk kedalam mobil dan menancap gas dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit dimana Bagas dirawat.

Rendi bergegas masuk kedalam rumah sakit dan berlari menuju ruangan Bagas.Ia memaksa masuk saat suster tidak mengijinkannya.Ia melihat Bagas dengan oksigen yang membantu pernafasannya,2 jenis infusan ditangannya serta alat-alat yang menempel didadanya.

Bagas yang menyadari akan kedatangan Rendi pun menoleh kearah pintu dimana Rendi berdiri di depan pintu.Ia juga melihat Gaza yang juga berdiri dibelakang Rendi.Bagas tersenyum kearah mereka berdua.

"Om Ba-"

"Papah.."

Suara itu membuat Rendi menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang dimana ada Gaza dengan mata yang berusaha menahan air yang akan jatuh.Rendi tidak memperdulikan itu dan memilih mendekati Bagas.

Rendi dan Gaza memegang tangan Bagas dengan air mata yang berjatuhan.Bagas hanya tersenyum dan memegang erat tangan-tangan kedua putranya itu.

"Kalian tidak perlu menangis."lirih Bagas diakhiri senyuman.

"Kalian laki-laki yang dingin tidak pantas mencair seperti ini,saya tidak apa-apa.."lirihnya kembali.

Rendi ingin sekali mengatakan sesuatu namun berat untuk diucapkan karena waktunya yang kurang tepat.Rendi dan Gaza mencium tangan Bagas dengan kata maaf yang terus diucapkan oleh keduanya.

"Ren,maafkan om ya.."lirih Bagas dengan air mata yang tanpa sadar mengalir begitu saja.

"Saya tau,itu alasannya kenapa om tidak mau saya melukai Gaza.T-tapi maaf saya mengingkarinya.Saya sudah membuat Gaza babak belur seperti ini.."jelas Rendi namun hati belum sepenuhnya menerima keadaan ini.

"Gaza juga minta maaf ya pah,Gaza udah jahat sama papah,Gaza ngga pernah anggep keberadaan papah selama ini.."ujar Gaza dengan suara yang gemetar.

"Kalian tetaplah rukun seperti yang saya lihat saat ini.."pesan Bagas.

Tak lama setelah itu,Bagas merasakan sakit dikepalanya dan sesak di dadanya.Rendi dan Gaza yang menyadari itu langsung berteriak memanggil dokter dan Gaza yang terus memencet tombol darurat.Dokter dan perawat pun berlarian menuju ruangan Bagas.Perawat memerintahkan Rendi dan Gaza untuk keluar dari ruangan.Dean dan Rendra yang melihatnya pun khawatir saat melihat Gaza dan Rendi cemas seperti itu.

"Gaza!!"panggil seseorang wanita paruh baya dari kejauhan.

Gaza pun berlari mendekati wanita itu dan memeluknya erat,"Mah,papah mah.."lirih Gaza dengan suara gemetar serta air mata yang terus mengalir.

DUARRRR!!

Aduh aku nulis sendiri tapi aku juga ikut nangis:(

Jangan lupa follow Instagram official Tehjusgulabatu:
wp.tehjusgulabatu

'Kita harus percaya adanya people come and go.'
-Tehjusgulabatu-
{24-01-2023}

PSYCHO OBSESSION ✔️Where stories live. Discover now