[28] Memaafkan & Menerima

106 8 0
                                    

OYYY KIYOMASAAA~~~

---

Galang mengendarai mobilnya dengan Nia yang terus cemberut."Lo mau bawa gue kemana??"oceh Nia."Ba to the cot!!tinggal diem duduk yang manis.."ucap Galang.

15 menit kemudian mereka sampai disebuah apartemen berbintang di Jakarta.Galang memberhentikan mobilnya didepan lobi dan turun dari mobil lalu membukakan pintu untuk Nia.

"Ngapain kesini??"tanya Nia bingung."Pak tolong parkirin mobil saya ini kuncinya..,brisik Lo!cepetan ikut gue."tegas Galang.

Galang dan Nia masuk kesebuah lift dan tak lama kemudian mereka sampai dilantai yang dituju.Mereka keluar dari lift.Galang menggandeng tangan Nia menuju sebuah pintu bernomor 182.

Galang mengambil sebuah kartu disaku jasnya dan menempelkan kartu itu kedekat kunci pintu.

"Cepetan masuk."ujar Galang.Nia pun masuk dengan mata yang terus melihat sekeliling.Galang menutup pintunya kembali.

"Ini apartemen pribadi gue,"ujar Galang.

"Siapa yang nanya.."ledek Nia sambil memutar bola matanya.

"Sabar..,gue jelasin,ini apartemen pribadi gue,Lo bisa tinggal disini sementara sampai Rendi memutuskan rencananya buat pindahin Lo ke New York.Apartemen ini udah kosong sekitar 2 mingguan karena gue selalu pulang ke rumah.Semua fasilitas udah lengkap dan persediaan bahan makanan juga komplit."Jelas Galang.

"Tapi..,gue ngga mau ngerepotin Lo.."ujar Nia.

"It's okey,kalo gitu gue pergi dulu ada urusan penting."ucap Galang lalu pergi begitu saja.Nia terus melihat kepergian Galang tanpa berkedip.Ia sadar bahwa tidak semua orang jahat hatinya juga jahat.

---

Rendi masuk ke kamarnya sendiri dan mengambil kotak P3K didekat lemari.Ia duduk diatas kasur dan membuka kemejanya yang sudah banyak bercak darah.Rendi mengambil obat merah dan juga kapas.

AKHHH!!

AAUUHH!!

Rendi terus meringis kesakitan.Tiba-tiba dari belakang terdapat sebuah tangan yang merebut kapas itu.Dia adalah Sinta.Ia menyadari bahwa Rendi terluka,mau tidak mau dia harus mengobatinya.

"Biar saya bantu."ketus Sinta.

"A-apa kamu udah maafin aku??"tanya Rendi."Saya peduli pada anda bukan berarti saya sudah memaafkan perbuatan anda."cuek Sinta lalu pergi meninggalkan Rendi.

"Aku bantu ke kamar yaa??"tawar Rendi yang sudah memegang kursi roda milik Sinta."Ngga perlu.Saya bisa sendiri."ucapnya lalu pergi.Rendi melihat kepergian Sinta dengan penuh tatapan sendu.

Dibalik itu Sinta menangis tanpa suara.Air matanya terus mengalir tanpa henti."Andai kamu tau mas,sakit hati aku saat tau kalo kamu udah punya istri bahkan disaat kondisi aku kaya gini."Batin Sinta.

Rendi mengambil jaket Hoodie dan memakainya lalu mengambil kunci motor yang menggantung digantungan khusus kunci.Setelah itu Rendi keluar dari kamar dan beranjak untuk pergi.Ia tampak berhenti didepan pintu kamar Sinta.Namun ia langsung pergi begitu saja.

Rendi membuka pintu garasi dan mengeluarkan motor sport warna hitam miliknya.Lalu ia memakai helm full facenya dan menaiki motor itu.Setelah itu Rendi menggeber motor itu sekejap dan melaju dengan kencang keluar dari rumahnya.

Jam menunjukkan pukul 00.30.Rendi dan anak-anak reXie sedang melakukan night ride.Sekitar 6 motor berada dibelakang Rendi dan Galang sendiri memakai mobil sport yang biasa ia gunakan untuk balapan.

Saat di lampu merah Tegar mencolek Rendi dan Rendi pun menoleh,"REN GUE PULANG DULUAN YAA.."teriak Tegar yang diangguki oleh Rendi.

Saat ini jam menunjukkan pukul 01.10.Rendi dan anak-anak reXie yang masih bersamanya sedang berada di club.Rendi mengambil Vape yang ada disaku jaketnya.

"Wih gila mimpi apa gue semalem,cewenya lagi bening-bening amat nih tumben.."ujar Varo yang melirik kesana kemari.

"Yehh cewe sexy aja langsung jreng mata Lo!eh Ren Videocall Dean dong gue pengen liat mukanya dia selama diluar negri.."ujar Galang.

"Yakali dia pindah Jerman bakal jadi Ragil new version,ya dia tetep sama lah anjir."cerocos Varo.

"Brisik Lo lambe terong!Ren diem-diem Lo tumben.."ujar Varo.

Rendi melirik kearah mereka dan mengambil segelas wine lalu meneguknya.

"Gue puasa ngomong."ujar Rendi singkat.

"Alah Taek puasa ngomong mana ada??Lo aja barusan ngomong."omel Galang.

"Bacot Lo berdua!"tegas Rendra.

"Ren,gimana Lo sama Sinta??"tanya Rendra serius. Rendi meneguk segelas wine lagi dan kepalanya sudah mulai pusing."Gue cinta sama Lo Sin!!Gue sayang sama Lo!!"teriak Rendi ngelantur.Rendi kembali mengambil botol wine dan meneguknya habis-habisan namun Rendra yang menyadari hal itu langsung melempar botol wine itu hingga pecah kelantai.

"Lang telpon supir Rendi suruh jemput."perintah Rendra."Oke."

Galang mengambil ponselnya dan menelpon mang Udin salah satu supir dirumah Rendi.

"Halo mang tolong jemput Rendi di club Rollin."

"Baik den."

---

Diruang tamu ada Sinta yang duduk dikursi roda.Ia terus menoleh kearah jam  besar didinding rumah Rendi.Jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari.Dengan perasaan khawatir,Sinta terus menelpon Rendi namun tidak ada jawaban.Sudah 5x ia mencoba menghubungi Rendi.

"Nyah,mending nyonya tidur saja dikamar..,sepertinya tuan pulang besok pagi.."ujar Bi Ida yang ikut menemani Sinta diruang tamu."Bi,apa biasanya tuan pulang pagi??"tanya Sinta penasaran."Biasanya tuan pulang jam segini nyah,tuan juga kalo pulang pasti keadaannya mabuk."jelas bi Ida yang membuat Sinta melongo.

Pintu terbuka Sinta berharap itu adalah Rendi namun bukan,itu adalah Bagas yang pulang tengah malam karena pekerjaan kantor yang menumpuk.

"Sinta??kamu sudah sadar??syukurlah..,kita semua rindu sama kamu apalagi Rendi yang selalu keluar masuk kamarmu hanya untuk berpamitan atau bercerita tentang masalahnya.."ujar Bagas bahagia.

"Om,apa kabar??Sinta juga kangen banget sama motivasi om Bagas..,apa selama Sinta koma semuanya ngga baik-baik aja??"tanya Sinta."Kabar om baik,semuanya baik-baik saja..,kamu belum tidur??Rendi mana??"tanya Bagas.

Belum sempat Sinta menjawab,suara ketukan pintu berbunyi dan Bi Ida membukakan pintu itu.Mang Udin yang kesusahan memapah Rendi masuk kedalam rumah dibantu oleh Rendra dan Galang.

"Rendi minum lagi??"tanya Bagas.

Mereka merebahkan tubuh Rendi disofa ruang tamu."Rendi terlalu banyak minum om."ujar Rendra.Bagas menghela nafas panjang.

"Kalo gitu kita pamit ya om,istri saya sudah telfon terus..,ini kunci motor Rendi,Vape,sama hp Rendi."ujar Rendra menyerahkan barang-barang milik Rendi.

Mereka berdua pun pergi dari rumah Rendi.Bagas sudah lelah mengurus Rendi yang semakin hari semakin berulah."Bi,tolong ini Rendi diurus..,Sinta mari om bantu kekamarmu.."ujar Bagas.

"Tapi om..,Sinta mau nemenin mas Rendi.."pinta Sinta."Kamu kekamar,biarin Rendi disini,bi tolong nanti selimutin Rendi."perintah Bagas.

Sinta dengan terpaksa menuruti perintah Bagas.Bagas mendorong kursi roda Sinta dan masuk kedalam lift.Perasaan Sinta kini campur aduk.Dia ingin sekali mengurus suaminya itu namun disisi lain Rendi telah mengecewakannya.

DUARRRR!!
Gimana nih??
Jangan lupa buat vote sama follow Instagram Tehjusgulabatu:
wp.tehjusgulabatu

'Mau tidak mau aku harus menerima kenyataan pahit ini.'
-Sinta Alexandra-
{06-06-2022}

PSYCHO OBSESSION ✔️Where stories live. Discover now