🌶》7. to get bent out of shape

2K 128 6
                                    

jangan lupa vote ya!! fyi vote gratis!!

· · • • • 𓏸 • • • · ·

Maurielle terus membidik dan menembak sebuah ilustrasi berbentuk profil manusia setengah badan di jarak 20 meter dari tempatnya berdiri dengan revolver di tangannya. Dia sudah disana selama 30 menit. Menghabiskan 2 selongsong peluru. Elle selalu kemari untuk menyalurkan emosi, membayangkan seseorang yang dibencinya berdiri di ujung sana, dan ia mulai menembaki mereka.

Suara letusan kencang terdengar ketika ia menarik pelatuk. Saat ingin melakukannya lagi ia baru tersadar kalau yang tadi itu peluru terakhir di pistolnya. Elle mendengkus, berdiri normal tanpa kuda-kuda menatap pistolnya.

Grab

Gadis itu berbalik cepat dan bersiap menembak. Pria yang barusan memegang revolver miliknya segera mengangkat kedua tangan. "Ini aku," katanya panik.

Elle memutar bola mata. Menurunkan pistol sambil mengedikkan bahu. "Lagian sudah habis," ucapnya memperlihatkan selongsong peluru yang kosong.

"Makanya aku membawa yang baru," tukas Taehyung, mengambil revolver dari tangan gadis itu dan mengisi pelurunya lagi. "Nih."

Elle menaikkan alisnya mengangguk-angguk. "Terima kasih." Kemudian dia kembali menembak di tempat yang baru. Tujuh kali sampai pelurunya habis lagi. Elle menurunkan earmuff-nya.

"Kenapa kau selalu menembak di luar target?" tanya Taehyung, berdiri di sebelah Elle melihat hasil tembakannya di kertas ilustrasi tadi.

"Karena itu memang targetku," jawab Maurielle terkekeh. Menunjuk tempat-tempat yang bolong yang dia anggap berhasil.

"Tapi itu keluar dari gambar—"

"Menurutmu aku menembak kemana?"

Taehyung berpikir. "Perut," jawabnya, menunjuk bolongan yang terlalu berada di bawah. "dan bahu?"

"Itu selangkangan dan leher, bodoh."

Elle selanjutnya melengos pergi darisana untuk berganti pakaian. Meninggalkan Taehyung yang terkejut kemudian bergidik ngeri sambil melindungi miliknya di bawah sana. Dia mengikuti gadis itu dari belakang.

"Kurasa kita sudah dekat, ya, kan?" tanya Elle. Dia masih ingat tentu saja, Taehyung, pria yang menjadi saksi mata bagaimana dirinya dihajar Darren beberapa hari yang lalu.

Elle mendorong pintu ruangan ganti, melangkah ke salah satu lokernya lalu tepat di depan ia begitu saja menarik kausnya ke atas menyisakan sport bra, kemudian ikut melepaskannya juga.

Taehyung melebarkan mata, buru-buru membalikkan tubuhnya tak ingin melihat. "Ya, kurasa juga begitu," katanya, mencicit. Kepalanya sesekali menengok ke belakang, melihat apakah Elle sudah selesai mengganti bajunya atau belum. Tangannya bergerak menggaruk belakang kepala, dia ingin bertanya tentang sesuatu kepada Maurielle. "Aku cuma mau bertanya, menurutmu kalau aku cuma melihat insiden pembunuhan, apa aku ikut menjadi pembunuhnya?"

Gadis itu yang entah sekarang lagi apa membalas, "Tergantung." Elle terkekeh. Pasti karena Benjamin. "Kalau kau siaga membidik dengan senjata full peluru, artinya ya. Setidaknya niatmu dari awal bakalan membunuh. Bukannya memang itu yang harus kau lakukan setelah bekerja dengan Darren?"

Taehyung menghela nafas lalu mengangguk kecil. Gadis berambut panjang warna cokelat itu muncul di sebelahnya dengan pakaian lengkap. Sudah siap pergi dari tempat latihan menembak, milik Darren, untuk para anggota berlatih di markas. Sebelumnya Taehyung lewat ingin pergi ke gedung timnya dan melihat Maurielle berjalan masuk sendirian, dia harus menyelesaikan beberapa urusan dulu baru bisa menyusul ke ruang tembak dan syukurnya masih menemukan gadis itu disana.

"Apa yang kau lakukan di negara asalmu sebelumnya?" Elle bertanya. Dia mengajak Taehyung keluar dari ruang ganti itu, berjalan beriringan menuju mobil Elle yang diparkir di depan.

"Aku lulus universitas jurusan komunikasi, tetapi karena ketahuan hampir membunuh ayah kandungku aku di rehabilitasi dan dianggap gila. Jadi saat mendengar informasi anak buah Darren mencari orang baru, aku mendatanginya," jelas Taehyung panjang lebar.

Maurielle tertawa mendengar bagian pria itu yang katanya hampir membunuh ayah kandungnya. "Kau melakukan banyak hal juga disana ya," balas Elle. "Bagaimana San Jose? Menyesal pergi kesini?"

Taehyung menyisir rambutnya ke belakang, mulai merasa lebih santai bicara dengan Maurielle. Dalam hatinya bicara ternyata gadis ini tak seperti yang dia bayangkan menyeramkannya, Elle menyenangkan. "Sama sekali tidak. Aku juga berencana menjauh dari lingkunganku yang sebelumnya."

Maurielle mengangguk, ikut senang kalau begitu mendengar ada orang yang mendapat kesempatan baru dalam hidupnya karena Darren sialan. Tetapi sebenarnya memang itu cara Darren memilih orang-orangnya. Mencari mereka yang setengah putus asa dengan menjanjikan pembalasan dendam dengan uang.

Tiba-tiba Elle berpikir apa alasan Yoongi datang kemari.

Melintaskan namanya di kepala membuat urat di lehernya menegang lagi. Ditambah saat ia sampai di depan Aston Martinnya, ada 2 mobil Gwagon yang juga bersamaan masuk ke basemen parkir dan berhenti di sebelahnya. Waktu orang-orang yang berjumlah total 5 dalam mobil itu keluar, Elle menemukan Yoongi di antara mereka. Terlihat panas. Jasnya tersampir di pundak, lengan kemejanya dilipat asal sampai siku, rambutnya acak-acakan karena gelnya mungkin sudah hilang.

Yoongi juga tak sengaja menatapnya. Mata keduanya bersitubruk beberapa detik sebelum Maurielle membuang tatapan dan bicara kepada Taehyung lagi untuk pamit pulang. Canggung. Kemudian membawa mobilnya keluar dari markas kembali ke mansion.

Membanting heels dan tas ke marmer kamarnya. Pergi ke kamar mandi yang bathtubnya sudah penuh air hangat oleh para maid. Ia melepaskan semua pakaian, menatap jijik tanda-tanda keunguan di payudara dan di paha dalam bekas Lauren tadi. Kalau diingat hari ini penyamarannya gagal, dia tetap bertemu Yoongi di tempat yang tak terduga. Maurielle bergerak mengusap wajahnya yang masih meninggalkan bekas lebam akibat pukulan Darren. Kemudian akhirnya masuk berendam dalam bathub. Membersihkan jejak sperma Lauren di antara kakinya.

Melihat bilik shower dari tempatnya berbaring membuat dirinya teringat desahan yang memenuhi kamar mandi siang tadi. Sepertinya wanita itu benar-benar menikmati percintaannya.

Elle mendesah frustasi. Dia ingin menyentuh miliknya sendiri sambil membayangkan Yoongi, tapi kemudian yang ada di kepalanya pria itu bercinta dengan orang selain dirinya. Elle mengumpat, mencari letak kesalahan yang menempatkan dirinya merasa tidak ingin membagi pria itu dengan wanita di luar sana.

Namun tanpa ia sadari juga, 2 jarinya sudah masuk begitu saja, sambil membayangkan pria itu yang melakukannya. Menusuk keluar masuk dengan cepat sampai air di dalam bathtub bergoyang seperti dihantam tsunami. Tangan satunya naik meremat payudaranya kencang. Kepalanya mengadah, matanya setengah terpejam merasakan kenikmatan.

"Yoonnnh, aghh hhh, lebih dalamh, ghhh, ahhg akhhg, Min Yoongi—"

Ia menambah satu lagi jarinya sampai tiga jari yang terus bergerak maju mundur. Meremas payudara dan mencubit menarik putingnya sendiri berkali-kali. Mengangkat sedikit pantatnya, membayangkan sekali lagi kalau malam itu tangannya lah yang diborgol dan Yoongi bebas mendominasi melakukan apapun pada tubuhnya, sementara dirinya menangis frustasi tidak bisa menyentuh pria itu.

"Aaahhg! Hhhh hgnhh... Hhh fuck. Sial." Tubuh Elle menggelinjang mendapatkan klimaksnya. Ia mencoba meraup udara. Nafasnya terengah tak beraturan. Setidaknya kini dia membenci dirinya sendiri setelah menyadari siapa yang memicu klimaks hebatnya barusan.

Maurielle bodoh. Tidak boleh ada perasaan. Kalau kau mencintai seseorang artinya kau jatuh. Kalah.

To be continued...

Ellegirl [M] ✔Where stories live. Discover now