47. break the ice

606 87 29
                                    

Sebenernya update-nya itu hari Selasa dan Jumat, kemarin aku salah nulis hari Minggu ヽ(^。^)ノ so here we goo~ happy reading~ jan lupa vote dan komen~ ily

· · • • • 𓏸 • • • · ·

Maurielle tiba-tiba menyesal sudah inisiatif sendiri reservasi dinner malam ini. Mungkin karena ia menjadi pusat perhatian ketika memasuki restoran di atas kursi roda. Beberapa orang benar-benar beralih dari makanan mereka dan melihat Maurielle seperti melihat sebuah kesalahan. Setidaknya sampai Maurielle berhenti di depan mejanya dan menunggu Yoongi yang belum datang, perasaannya jadi makin tidak karuan.

Dia berniat pulang saja dengan mengatakan pada Yoongi kalau kepalanya tiba-tiba sakit atau apa agar mereka tidak perlu makan malam. Rasanya menunggu 5 menit jad seperti 1 jam karena tatapan orang-orang itu—atau cuma karena perasaannya. Elle berpikir mungkin Yoongi juga malu, apalagi dinner ini cuma keputusannya tanpa bertanya pada pria itu dulu, balasan pesan Yoongi sebelumnya juga ini katanya sesuatu yang buruk.

Sementara Yoongi baru menyerahkan kuncinya ke petugas valet ketika membaca pesan dari gadisnya yang mengatakan Yoongi tidak perlu datang karena dia sendiri mau pulang, katanya kepalanya pusing. Pria itu melirik jam yang melingkar di tangannya, telat 7 menit dari pukul 7. Yoongi mengetikkan balasan setengah khawatir sebelum ia berpapasan dengan Hannah di pintu masuk restoran.

"Hannah, dimana Maurielle? Apa sudah menungguku terlalu lama? Apa dia baik-baik saja? Katanya kepalanya pusing."

Hannah langsung ditembak banyak pertanyaan sebelum dia menyadari kalau yang baru saja menghentikan langkahnya itu Yoongi. "Oh, mr. Min. Nona Maurielle di meja nomor 7. Belum lama, belum ada 10 menit. Saya mau mengambil mobil karena nona Maurielle tiba-tiba ingin pulang. Sebenarnya bukan pusing, tetapi..."

Yoongi segera masuk ke dalam restoran. Hannah mengabarinya kalau Maurielle tidak percaya diri karena kondisinya dan berniat mau pergi. Yoongi mendesah, harusnya mereka berangkat bersama-sama daripada membiarkan Elle berangkat sendirian. Di dalam Yoongi langsung bertanya pada pelayan meja nomor 7, akhirnya ditunjukkan, Yoongi bisa menangkap gadis itu dan raut wajah tidak nyamannya duduk sendirian di kursi rodanya.

"Hey, maaf aku terlambat—"

Yoongi berhenti bernafas ketika langkahnya membawa semakin jelas wajah gadisnya yang baru saja menyadari kedatangannya. Matanya mengerjap beberapa kali, terhipnotis tersenyum lebar. Kakinya melangkah mendekati Maurielle, malu-malu menyentuh jemari, menggenggam, menariknya, menunduk, lalu mengecup punggung tangan sang puan yang teramat cantik.

Rentetan kejadian itu juga teramat cepat dan tiba-tiba membuat Maurielle, pun, terkejut mulai dari menemukan pria itu sudah di hadapannya. Apalagi ketika ia begitu saja diam membeku di tempatnya, lalu mendekat dan mengecup punggung tangannya.

"You're so beautiful, my queen," gumamnya salah tingkah.

Elle menarik dua sudut bibirnya ke bawah, ingin sekali memeluk Yoongi dan menangis tapi cuma bisa menggerakkan kecil tangan kirinya. Ia tersenyum kecil, rasanya lebih baik karena Yoongi sudah ada disini.

Sementara Yoongi tersapu ombak kecantikan gadis itu. Dia jadi tidak ada apa-apanya berdiri di sebelah Maurielle. Gadis itu mengenakan outer blazer kimono berwarna coklat tua yang mengikat tubuhnya, kemudian sebuah rok midi bermotif leopard menampilkan kaki jenjang kirinya. Rambutnya di naikkan ke atas mempertontonkan garis lehernya yang tinggi, aksesoris mulai dari anting, kalung, sampai gelang, dan dengan riasan bold yang menawan.

"Kau cantik, cantik sekali, Maurielle, sayangku" kata pria itu lagi, mengecup sudut bibirnya. Menahan senyum bodoh karena masih salah tingkah. "Aku mau dinner setiap hari untuk melihatmu seperti ini," katanya. Kemudian meminta izin untuk menggendong gadis itu, memindahkan tubuhnya ke bangku, lalu memanggil salah satu pelayan untuk menyimpan kursi rodanya. Yoongi duduk di kursi seberang Maurielle setelah melepaskan kancing jasnya.

Ellegirl [M] ✔Where stories live. Discover now