⚠️》59. it ain't over till the fat lady sings

731 86 52
                                    

Gakda double, Yoongi ga briefing dulu mau update ƪ(•̃͡ε•̃͡)∫ Ini bonusnya 'lebih cepat publish 20 menit' dari jadwal jam 8 malam xixi

Tidak ada bagian yang di cut karena lumayan penting untuk keperluan alur cerita selanjutnya

—tetapi alur awalnya sedikit membingungkan until you realize it was just a dream. Happy reading!!

warning for this chapter: rape, mental illness ⚠️

· · • • • 𓏸 • • • · ·

Maurielle terkesiap membuka matanya. Duduk. Nafasnya terengah-engah, matanya mengelilingi sebuah kamar yang sangat tidak asing. Kamar Yoongi. Dia mengernyit bingung, sejak kapan sudah berada di kamar ini. Kepalanya sontak menunduk untuk melihat tubuhnya sendiri, pakaiannya lengkap. Elle juga menekan-nekan bagian yang pikirnya akan sakit, tetapi ternyata tidak.

"Kenapa kau bangun pagi sekali?"

Gadis itu lebih terkejut lagi mendengar suara parau khas bangun tidur dari seseorang di sampingnya. Kemudian ia merasakan sebuah tangan melingkari perutnya hangat, seperti meyakinkan keberadaannya.

"Yoon?" lirih Elle, memegang lengan pria itu. Masih ketakutan meskipun sudah jauh lebih tenang setelah mendapati keberadaannya.

"Hn?" balas pria itu berdeham. Masih memejamkan matanya, setengah tertidur dengan tangan memeluk pinggang Maurielle.

"Sejak kapan aku disini?" tanya gadis itu, menyisir rambutnya ke belakang.

Yoongi terkekeh. "Apa maksudmu? Tentu saja dari sejak semalam, kau kembali dari Los Angeles setelah liburan bersama Jemisha yang tidak kuketahui."

Elle mengerjapkan matanya lalu menghela nafasnya lega. Jadi yang sebelumnya terjadi itu benar-benar cuma mimpi buruknya saja? Ia menoleh ke samping, memandang pria itu yang masih memejamkan matanya, terlihat damai. Kemudian gadis itu menunduk mengecup pipinya.

"Aku mimpi buruk," gumam Elle, merengek, berbaring lagi kemudian beringsut masuk ke dalam pelukan Yoongi. "Aku takut sekali."

"Hey, tidak apa-apa. Ini aku. Kau bersamaku. Jangan takut, aku disini. Aku akan menyelamatkanmu apapun yang terjadi, jadi jangan takut," lirih pria itu, mengusap punggung Maurielle lalu memberi kecupan di keningnya.

"Mereka menyakitiku dan bayiku," desis Elle, lalu akhirnya menangis karena tidak kuat menahan ketakutannya, mengingat mimpi yang terasa sangat nyata itu kemudian mengusap perutnya.

"Kau baik-baik saja, Maurielle—dan kabar baiknya kau tidak hamil, itu cuma hormon, perasaanmu saja. Dua garis di testpack mu itu tidak selamanya berarti hamil. Kau baik-baik saja, dan aku ingin kau tidak memikirkan perutmu lagi, tidak ada apa-apa disana. Kau tidak hamil. Kau baik-baik saja."

"Benarkah?" gumam Elle. Yoongi mengangguk. "Jadi aku tidak hamil?" Yoongi mengangguk lagi. "Jadi kau masih mau bersamaku?"

"Tentu saja, karena kau tidak hamil. Aku masih mencintaimu."

Elle menarik dua sudut bibirnya ke bawah, teramat senang, dan bergegas memeluk pria itu semakin erat. "Kenapa kau mengenakan jas saat tidur?" gumam Elle, menyadari kalau sedaritadi Yoongi mengenakan setelan jas formalnya seperti lagi bertugas.

Wajahnya ditangkup lalu pipinya diusap kecil. "Karena aku selalu siap untuk menyelamatkanmu kapan saja," jawabnya enteng.

Elle mengernyit, lalu terkekeh. "Tidak perlu sampai segininya juga. Katamu aku baik-baik saja—ouch!" Elle meringis, merasakan perutnya sakit tiba-tiba. Lalu ia merasakan ada cairan turun dari vaginanya. "Shit, aku datang bulan?"

Ellegirl [M] ✔Where stories live. Discover now