68. take a rain check

625 86 55
                                    

sedikit warning di bagian akhir

· · • • • 𓏸 • • • · ·

Mungkin Yoongi gagal tapi mungkin juga berhasil. Maurielle menurut saja tanpa protes ketika ia membicarakan dengan hati-hati kalau mereka terpaksa menunda liburan ini dan kembali ke San Jose. Yoongi menawarkan gadis itu tinggal beberapa hari lagi bersama temannya atau para maid, tetapi Elle ingin pergi bersamanya saja kembali ke San Jose.

Mereka berangkat dengan pesawat yang lebih pagi. Elle diam saja di kursinya, menatap ke luar jendela, dia juga menolak sarapannya. Yoongi berpikir gadis itu marah karena dia ingkar dari janjinya dan—demi apapun—cuma satu hari di Santa Monica.

Mereka sampai di bandara San Jose. Yoongi membawa tas mereka semua ke mobil yang sudah ditinggalkan Hoseok semalam di parkiran. Elle duduk di kursi sebelahnya, masih diam. Yoongi juga tidak tahu harus melakukan apa, jadi dia pun ikut diam sepanjang perjalanan mereka kembali ke apartemen. Yoongi sempat menawarkan mau kembali ke mansion atau apartemen, karena dirinya harus pergi ke markas sebentar. Elle memilih diturunkan di apartemen. Begitu saja Yoongi meninggalkannya setelah akhirnya mengecup kening dan bibir gadis itu.

"Maaf, kita harus kembali secepat ini. Nanti, setelah semua urusanku selesai, kita pergi ke sana lagi dan aku akan mematikan ponselku, cuma fokus pada kita. Oke? Jangan marah padaku," sahut Yoongi, menggenggam tangannya sebelum gadis itu turun.

Elle mengangguk-angguk, tetapi kemudian ingat sesuatu dan membalas, "Korea, Yoon."

Yoongi terkekeh. "Iyaa, akan kupertimbangkan dengan serius. Sekarang tunjukkan padaku senyumanmu yang paling indah dulu," gumamnya, memohon, entah kenapa ingin sekali, sangat sulit didiamkan Elle sepagian ini. "Aku cuma ingin mengingat itu saja."

~❉~

Yoongi pergi ke markas, sampai disana bertemu dengan Hoseok. Sebelumnya meminta pria itu mengganti perban di lengannya, selanjutnya bertanya tentang status misi pencarian James dan Jackson.

"Sudah dapat satu, Jackson. Hyung mau bertemu dengannya?"

Yoongi tunjukkan seringainya, marah. "Tentu saja, akan kuhabisi bajingan itu sekarang."

Sementara Maurielle duduk di ranjang, membuka laptopnya, sudah berencana sebelumnya hari ini untuk menghubungi Samantha. "Jadi jam berapa saat ini di Belanda? Apakah aku selalu menggangu jam istirahatmu?" tanyanya, tersenyum lebar, menyapa seperti biasa.

Samantha melambaikan tangannya. "Tidak, kok, sayang. Berbicara denganmu sangat menyenangkan. Jadii... ayo ceritakan kau menghilang kemana seharian kemarin?"

Elle tertawa, benar, mungkin Lainie juga tidak tahu dimana keberadaannya jadi pun tak bisa memberitahu Samantha. "Sungguh, aku tidak bermaksud kabur dari jadwal bertemu psikiater yang kau rekomendasikan, Samantha. Liburan itu tiba-tiba sekali."

"Ah, jadi liburan?" tanya wanita itu, senang sekali melihat Maurielle antusias menceritakan kepadanya, artinya semuanya berjalan dengan lancar.

"Benar hahaa. Dengan kekasihku, ke Santa Monica untuk melihat sunset, dan yaa... seperti dugaanmu—" Elle menahan senyumnya, kemudian ia mengangguk kecil. "...tidak ada yang terjadi. Entah itu pusing atau sakit kepala, atau bayangan bayangan, semuanya hilang begitu saja, Samantha. Aneh tidak, menurutmu bagaimana?"

Samantha menaikkan alisnya, ikut senang, sangat, tentu saja. "Bisa kukatakan pria itu sangat mempengaruhi perkembanganmu, Elle. Dia bisa membuatmu menjadi sangat sehat, seperti kemarin, tetapi juga—bukannya aku menakut-nakuti, tetapi dia juga bisa mempengaruhimu melakukan sesuatu yang... buruk. Apapun."

Ellegirl [M] ✔Where stories live. Discover now