24. jump on the bandwagon

667 85 23
                                    

cover baruu + bonusnya silakan~

· · • • • 𓏸 • • • · ·

Malam kedua bersama Hazel.

Yoongi menggenggam tangannya erat ketika kaki mereka melangkah masuk ke dalam sebuah kelab malam sesuai ajakan pria itu kemarin. Hazel menepuk tangannya kemudian memberitahu kalau suara dalam ruangan itu lebih kencang dari ekspektasinya selama ini. Yoongi ikut tertawa. "Harusnya aku mengajakmu kesini sejak lama," serunya.

Yoongi mengajak duduk di salah satu kursi bar, yang sedikit lebih tenang daripada di area dance floor sana. Keduanya tertawa meskipun tenggelam dalam suara, tetapi keduanya sangat menikmati melihat pengalaman pertama Hazel pergi kesana.

"Mau pesan minum alkohol atau non-alkohol?" tanya pria itu lagi. "Kalau non, kau bisa pesan lime, soda, atau orange juice. Kalau alkohol mungkin kau bisa pesan wine atau light beer yang kadar alkoholnya lebih rendah. Kujamin keduanya tidak akan membuatmu mabuk."

Hazel mengangguk menyetujui light beer tawaran Yoongi. "Aku percaya padamu," katanya. Yoongi tersenyum kemudian mengacak-acak rambutnya sebelum akhirnya memesan kepada bartender satu gelas wiski, satu botol bir, dan kentang goreng.

Ini salah satu klub yang tidak begitu ramai seperti klub-klub besar di kota San Jose. Yoongi sudah memastikan kalau club ini bukan The Devil Eden tempat Maurielle dan teman-temannya menongkrong jadi mereka tidak mungkin bertemu. Yoongi juga tidak mungkin membawa Hazel ke klub besar yang terlalu liar. Klub yang ini setidaknya aman untuk seseorang yang baru masuk pertama kalinya.

Dua gelas minuman alkohol disajikan di depan mereka. "Kalau tidak suka katakan, aku bisa menambahkan beberapa racikan agar rasanya enak."

Gadis itu mengangguk sambil menunggu Yoongi memgambil wiskinya. Selanjutnya keduanya mengadu gelas sampai berdenting nyaring. Hazel menyesap sedikit kemudian mengernyit ketika lidahnya menyecap rasa bir.

"Lumayan, aku akan terbiasa dengan rasanya."

Lagi-lagi tangan Yoongi terangkat untuk mengacak rambut gadis itu gemas. Hazel terkikik kecil, suka dengan perlakuan Yoongi yang memperlakukannya lembut.

"Bagaimana pekerjaanmu hari ini, ibu dokter?"

Gadis itu memukul pelan pundaknya malu ketika Yoongi menyebutnya ibu dokter. Umurnya cuma beda satu tahun lebih muda daripada Yoongi, mungkin karena itu keduanya mudah nyaman. "Tadi aku mengurus pasien anak yang terkena luka bakar, kemudian aku juga menangani pasien luka infeksi. Padahal cuma dua tapi lelah sekali, baik mental dan fisikku," jawab hazel menyesap birnya lagi sedikit demi sedikit.

"Kau sudah bekerja keras," sahut Yoongi tersenyum lebar. "Selama kau bekerja apa pernah bertemu pasien luka tembak atau luka tusuk?"

"Luka tembak beberapa kali saat aku magang. San Jose sering sekali ada insiden baku tembak. Waktu awal-awal aku sampai tidak kuat melihatnya, tapi sekarang jadi sudah biasa saja... Kalau luka tusuk, jarang hampir tidak pernah."

Yoongi membatin dalam hati, mungkin karena tusukan benda tajam itu lebih lama membuat orang mati daripada tembakan pistol. Ia bersyukur berada di tim penguntitnya Darren yang tak perlu membunuh atau dibunuh.

"Kalau begitu malam ini tidak perlu membahas tentang pekerjaan. Hobi... Apa hobimu?"

Entah kenapa Yoongi malah bertanya pertanyaan yang membosankan. Dia biasanya menghindar dari obrolan semacam ini, sebenarnya dia menghindar dari berbagai macam obrolan. Yoongi lebih suka ketika ia sendiri di bar, duduk, cuma minum tanpa ingin ada yang mengajaknya bicara. Dia juga jarang bertanya banyak hal dengan Maurielle, Yoongi tahu tentang Maurielle pun banyak dari Andrew dan Hoseok.

Ellegirl [M] ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin