⚠️》58. bolt from the blue

940 72 31
                                    

Mati listrik jadi update cepet-cepet sebelum batre habis

Jangan lupa baca author note di akhir chapter yaaa

warning for this chapter: rape⚠️

· · • • • 𓏸 • • • · ·

Maurielle terkesiap bangun, tapi kemudian ia mengerang pelan merasakan tak bisa pergi kemana-mana. Tangannya dibelenggu dari kanan dan kiri, kakinya dilepaskan meski sudah dipasang masing-masing anklecuffs pula di kanan kirinya. Pakaiannya masih lengkap selain celana jeansnya yang menghilang tersisa panties. Matanya mengelilingi kamar yang begitu luas dengan ranjang king-size yang kini menjadi tempatnya terbaring. Dinding bercat putih dengan banyak lukisan mahal yang dipajang, sofa di seberang tempat tidurnya, dan barang lainnya yang mendukung disebutnya ruangan ini sebagai kamar.

Elle mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum ini. Dia dibius lalu disetrum sampai pingsan di dalam mobil ketika baru sampai dari bandara.

Gadis itu tidak mencoba untuk melepaskan ikatannya karena tahu itu hal yang sia-sia dan akan cuma menyakiti pergelangannya. Dia hanya berharap bisa terus di posisi ini sampai siapapun itu datang menyelamatkannya.

Maurielle lagi memikirkan kira-kira apakah Yoongi khawatir padanya atau tidak, sebelum pintu kamar tempatnya disekap ini terbuka. Gadis itu menemukan dua orang yang baru saja masuk. Tidak terlalu asing di matanya karena didetik selanjutnya ia teringat dengan si kembar yang pernah bermain dengan tubuhnya di klub.

Elle tergelak mengetahui dalang dibalik kekacauan ini adalah mereka berdua.

"Kau ingat kami Maurielle?" sapanya dengan seringaian paling senang. Kalau Elle tidak terbalik menyebutkan, namanya Jackson. Sebelahnya James. "Tenang sekali. Kau suka disini?"

"Benar, terakhir kali servismu sangat hebat," kata yang satu lagi sebelum akhirnya dua orang itu lepas tertawa terbahak-bahak. Sementara sang puan mengernyit muak.

"Apa alasanmu melakukan ini padaku?" tanya gadis itu, seperti kata mereka: tenang. Elle berusaha tidak takut saat ini, tidak memikirkan terlalu panjang apa yang jelas bakal terjadi selanjutnya.

"Pertama, Darren is sucks!" sahut Jackson, to the point. "Dia menganggap kami tidak bisa membalas apa yang dilakukannya pada ayah kami. Ah ha. We gotchu. Awalnya kami baru mau jalan-jalan mencarimu di Los Angeles, tapi ternyata kau memudahkan pencarian ini dan muncul di bandara San Jose begitu saja."

Elle tertawa kencang. Selalu saja masalah Darren. Darren yang membuat masalah lalu orang lain yang harus menanggung perbuatannya. Bukan hal baru. "Kau bakal menyesal kalau begitu. Dia tidak terlalu peduli padaku bahkan kalau aku mati."

Dua pria itu tidak ingin kalah. Sekarang James yang bicara sambil mengangkat alisnya, "Ouch. Tidak apa-apa. Karena alasan keduanya tidak kalah kita suka." Seringai itu tak pernah luntur menghias wajah yang ingin Elle tapaki dengan kakinya.

"Benar, kita sebenarnya rindu pada yang bisa dilakukan si kecil ini-"

Elle tersentak ketika Jackson memanjat naik ke ranjang mendekatinya-lebih tepatnya, mendekati selangkangannya, lalu menyentuh kewanitaannya begitu saja.

"Lepaskan tanganmu darisana!" seru gadis itu, mulai sedikit memberontak menendang dengan kakinya yang bebas.

"Ah, kakinya. Sudah kubilang ikat saja, dia sangat mengganggu," ucap James pada Jackson, adiknya.

Jackson tertawa meminta maaf, ia memegang belenggu yang melingkari pergelangan kaki gadis itu sambil menatap wajah Maurielle. "Aku tidak suka sekali dengan ekspresimu. Mungkin 10 menit lagi kau sudah menangis memohon-mohon kepada kami untuk berhenti."

Elle mengerang ketika borgol berbahan kulit warna hitam yang mengikat kaki kirinya ditarik keras begitu saja seperti menarik lembu, kemudian ia melirik, menemukan ada rantai lain dikaitkan ke tiang di ujung ranjang sebelah kiri. Elle memejamkan matanya, meyakinkan kalau semua ini akan berlalu dengan begitu cepat. Meringis lagi ketika kaki kanannya ditarik dan diperlakukan sama.

Kali ini tubuhnya terbaring pasrah seperti huruf X. Kepalanya tak bisa memikirkan cara apapun untuk bisa kabur dari sini. Ini sinyal bahaya: Elle pasrah. Gadis itu tidak tahu kapan akan ditelanjangi.

Sebelumnya dia tidak takut bahkan ketika merasakan ranjangnya mulai bergerak dan keduanya mulai menggerayangi tubuhnya. Namun, ia tiba-tiba ingat ada sesuatu yang lain dalam tubuhnya selain dirinya sendiri disini. Hal itu yang membuat Maurielle mulai ketakutan.

Tetapi juga terlambat, di posisi ini dia sudah tidak bisa melakukan apapun. Gelisah, takut, mulai menggerogoti perasaannya. Ia juga mulai menjerit dalam hati memanggil nama Yoongi agar pria itu bisa segera menemukannya. Sesegera mungkin.

Dalam film biasanya, tidak sampai tubuhnya disentuh saja, pintu akan tiba-tiba didobrak terbuka memunculkan superhero yang akan menyelamatkan sandera. Iya, Maurielle percaya itu akan terjadi padanya di dunia nyata.

Tiap detikan jam, dia berharap mendengar suara pria itu. Dia berharap lagi tidur di ranjang di apartemen mereka. Dia berharap Yoongi tak benar-benar meninggalkannya.

Brak!

Elle meringis ketika bajunya semua dirobek. Dia merasakan sampai ujung kakinya tak ada lagi seutas benang yang tersisa. Dilepaskan semua dari tubuhnya. Dia berusaha menulikan suara-suara menjijikan dua orang itu. Matanya memejam. Benar-benar menakutkan. Gelap. Bukan Yoongi.

Dia membayangkan bangun dari mimpi buruk ini, kemudian mendengar pria yang semalaman memeluknya berbicara, "Hey, tidak apa-apa. Ini aku. Kau bersamaku."

Elle tiba-tiba saja panik merasakan ada sesuatu yang mencoba masuk di depan mulut vaginanya.

"Tidak, tidak, jangan masukkan aku lagi hamil-"

Tubuhnya tersentak ketika ucapannya tak didengarkan, tentu saja, dan kejantanan itu membobol masuk lubangnya yang kering. Mulai mengerang sakit karena dinding vaginanya seperti terluka. Sekarang ia merasakan ketidakberdayaan tubuhnya, ikatan-ikatan di tangan dan kakinya. Elle mendelik lagi ketika pipinya dicengkeram kencang, lalu dijejali batang lain begitu saja.

X
X
Eror404
X
X

Elle membiarkan dirinya mati malam itu. Terakhir sebelum Maurielle pingsan, dia meringkuk di atas karpet, mendengar suara gemericik air shower dari dalam kamar mandi dan suara-suara tawa, kemudian ia melihat pintu kamar mandinya terbuka, dan tubuhnya dijamah lagi, tak membiarkannya istirahat.

"Min Yoongi maafkan aku... aku ingin mati..."

To be continued...

Satu jam sebelum publish aku berubah pikiran dan hapus keseluruhan adegan eksplisitnya. Awalnya aku mau taruh di karyakarsa chapter ini, bukan untuk sengaja di monetisasi, tapi biar gak bebas di akses/baca siapapun, biar kalian bisa memutuskan dua sampai tiga kali buat bayar keluarin uang baca chapter triggering ini

Pembaca baru bisa langsung ke karyakarsa ya, pakai kode: 'Eror404' supaya bacanya GRATIS, karena aku ga monetisasi chapter ini!! Tapi gak pingin juga ada orang lain yang bukan pembaca membaca chapter warning ini ㅠㅠ

Ellegirl [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang