2. Princess Higashino

1.8K 245 126
                                    

INI PART 2🙏🙏🙏🙏🙏

🦩🦩🦩

Flavio berjalan cepat memasuki lobi kantor. Oh, andai Flavio tidak memegang teguh prinsip untuk terus menjaga image di manapun berada, sudah pasti sekarang ia akan melepas sepatu heels nya lalu berlari sekuat tenaga agar bisa segera sampai di ruangan Sang Papa.

Sesekali lo perlu bersikap ceroboh tau, Vi. Jangan anggun mulu! Pasti hidup lo bakal lebih seru.

Cewek ceroboh kan lucu-lucu gemesin gituuu, kayak gue contohnya.

"Huft..." Flavio menghela napas panjang ketika akhirnya pintu lift karyawan terbuka. Terlintas di pikirannya tentang ucapan Fara yang mungkin bisa sesekali ia coba.

Entahlah, Flavio juga tidak tau. Tubuhnya seakan memang sudah di setel untuk selalu bersikap anggun walau mulutnya tidak.

Reputasi adalah harga mati bagi Flavio.

Gadis itu sampai di ruangan Sang Papa, membuka pintu ruangannya setelah mendapat izin, dan...

"Maaf Pak saya... huft," Akhirnya Flavio bisa bernapas lega saat hanya melihat papanya yang ada di ruangan ini.

"Kliennya belum dateng Pa?" Ucapnya setelah berhasil mengatur napas. Ia menutup pintu dan berjalan ke arah sang papa yang tersenyum menyambut kehadirannya.

"Hei, Princess Papa kenapa ngos-ngosan gitu. Dikejar maling, hm?" Papa Yugo menowel hidung Flavio. Tidak menjawab pertanyaan terakhir putrinya.

"Capek, Pa." Flavio merebahkan badannya di sofa. "Ada pembahasan apalagi nanti, Pa?" Ucapnya setelah mengambil alih map merah yang di pegang papanya.

Mama Fani memang benar-benar, Flavio sudah senang hanya mendapat posisi HRD, tapi mamanya selalu mengikut sertakan dirinya setiap kali sang papa hendak bertemu klien.

"Bukan projek besar, hanya pertemuan dengan perusahaan berkembang yang menurut Papa layak mendapat perhatian,"

Begitulah Papa Yugo, pemilik Higashino Corp, perusahaan besar yang tidak sungkan mengulurkan tangan untuk membantu perusahaan-perusahaan kecil yang membutuhkan.

"Ck. Kak Edgar juga bisa, Pa kalo cuma kayak ini. Gak perlu Papa semua yang turun tangan, Papa juga harus istirahat." Dan ini Flavio. Flavio yang hanya bisa kalian dapati saat sedang bersama Papa Yugo.

Papa Yugo tersenyum mengelus puncak kepala putri satu-satunya, membuat si empunya kepala mengerucutkan bibir karena merasa di perlakukan seperti anak kecil. "Biarlah kakakmu itu menikmati status barunya dulu. Sudah, ayo bersiap. Sebentar lagi mereka datang."

Dan benar saja, sekretaris papa mengabari bahwa klien dari Pras Group telah sampai. Papa mempersilahkan mereka masuk ke ruang kerjanya.

Seorang pria paruh baya yang mungkin seusia papa masuk, di temani sosok lelaki muda yang... Teo?

Flavio sedikit terkejut melihat siapa yang datang, begitu pula dengan Teo, sahabat Ax yang sama-sama menyebalkannya dengan Ax.

Keterkejutan Teo bertambah saat Papa Yugo memperkenalkan Flavio sebagai putrinya, Mampus! Berati selama ini cewek yang gue kerjain... kampret si Ax!

Flavio berdeham pelan, menetralkan ekspresi.

Rapat berjalan dengan lancar, seperti biasa, Flavio menyimak dengan seksama, tidak ia hiraukan tatapan memohon Teo yang sedari tadi berharap ampunannya.

"Terima kasih, Pak Yugo. Saya merasa sangat senang bisa bekerja sama dengan Higashino Corp."

"Sst... sssssttt... Vioo, Vioo astaga," Teo masih saja mencoba mencuri perhatian Flavio yang sepertinya sengaja mengabaikannya.

Sweet IndependentWhere stories live. Discover now