50. Amarah Sesaat

350 46 22
                                    

Selamat siang dari Sean-Favo yang di bab ini ... huft tidak baik-baik saja. Udah, baca aja deh ya🙃

🦩🦩🦩

Acara syukuran Aessy baru saja selesai sekitar dua jam yang lalu. Di kediaman Higashino masih banyak sanak saudara yang berkumpul.

Namun Flavio sudah selesai memasak seporsi sup dan sekarang sudah sampai di Samuel Corporation untuk menjadi gadis manis pengantar makan siang.

Ketika memasuki kantor, semua karyawan terlihat sibuk mondar-mandir. Wajah mereka gelisah dan tersirat raut takut.

Flavio menghampiri resepsionis, "ada apa?"

"Nona, Nona datang di saat yang tepat. Perusahaan sedang dalam masalah, Pak Axelsen ngamuk besar." jawab wanita resepsionis.

"Sean? Ngamuk besar?"

"Nona Vio belum pernah melihat Pak Ax ngamuk?"

Flavio menggeleng polos.

Wanita resepsionis tadi mengangguk paham, "wajar sih," gumamnya.

"Apanya yang wajar?"

"Emm, Nona Vio- Nona Vio langsung saja ke ruangan Pak Axelsen."

Aneh banget. Sean ngamuk? Seserem apa sampe bikin satu kantor jadi kayak zombi gini?

Ingin segera mendapat jawaban, Flavio langsung menuju ruangan Ax. Pintunya tidak tertutup rapat. Flavio masuk begitu saja.

Axelsen duduk di kursi kebesarannya, menghadap dinding kaca besar, sedang bertelepon.

Dari yang Flavio dengar, nada bicara lelaki itu memang tidak seperti biasanya.

"Baik. Saya tunggu sepuluh menit. Segera!" pungkas Ax memutus sambungan.

Saat lelaki itu memutar kursi, pandangan matanya menemukan sosok Flavio berdiri di ambang pintu. Senyumnya seketika terbit di wajah lelahnya.

"Kamu datang? Sini," suruhnya.

Flavio balas tersenyum, ia mendekat, meletakkan rantang di atas meja.

Kedua tangannya terulur memijat lembut alis Ax yang menukik tajam, menandakan emosi yang masih tersisa.

Ax memejamkan mata, menikmati sentuhan Flavio yang membuatnya nyaman.

Tangannya pun bergerak memeluk pinggang Flavio, seakan sedang menumpahkan segala kecamuk hatinya.

"Aku buatin sup kesukaan kamu, makan dulu."

Axelsen menurut. Ia menyantap sup yang Flavio bawa dengan lahap.

Flavio tersenyum, "Sean."

"Hm?"

"Aku keluar sebentar, cari angin. Pas aku balik gak boleh ada kuah sisa satu sendok pun. Oke?"

Axelsen langsung hormat. "Siap, laksanakan!"

🦩🦩🦩

Keluar cari anginnya Flavio adalah dengan mendatangi Lisa di Divisi Pemasaran.

"Sebenarnya ada apa?" tanyanya langsung.

Lisa diam sejenak untuk merangkai kata. Bagaimanpun Flavio adalah orang luar di Samuel Corporation.

"Secara garis besar, perusahaan kami masuk ke dalam jebakan Pak Andrew, Jinyang Group.

"Pak Andrew?" ulang Flavio tak percaya.

"Benar. Apapun keputusan yang kita ambil, keuntungan pasti di tangan mereka." Lisa menghela napas lelah, "Pak Axelsen sangat marah."

Flavio terduduk dengan mata terpejam, keningnya bertumpu pada kepalan tangan.

Sweet IndependentNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ