13. Ax Sang Suhu

617 129 120
                                    

Di ruang laundry, Flavio sedang membaca majalah sembari menunggu mesin cuci berhenti. Di liriknya Fara yang duduk ogah-ogahan di sampingnya.

"Lo kalo berat nyuci baju sendiri, gak usah dilanjut, Far." Ucapnya tak tega.

"Hm. Gue juga mikir gitu. Tapi gak ah. Gue kan mau jadi cewek mandiri kayak Kakak Vio."

"Dih."

Flavio menarik napas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. Merasa prihatin dengan hidup sahabatnya. Flavio tau, pasti berat menjadi Fara yang pura-pura tegar dan kuat di balik sikap manja dan rapuh yang ia sembunyikan.

"Sori, Far. Gue belum bisa ngebantu nyelesaiin masalah lo sama bokap lo."

"Far,"

"Ya?"

"Uang lo di ATM gue udah numpuk."

"Buat panti aja, Vi."

"Panti udah banyak. Lo bisa pake buat kebutuhan lo."

"Jangan paksa gue, Vi. Selama gue masih bisa cari duit sendiri, gue gak akan pernah mau pake duit dari bokap."

Ya sudahlah. Flavio memilih tidak melanjutkan perdebatan ini. Bisa panjang urusannya. Menghargai keputusan Fara lebih baik. Flavio juga tidak ingin merusak mood Fara.

"Vio,"

"Hm."

"Gimana sama persiapan interview lo?"

Fara berusaha mengalihkan pembicaraan. Jangan sampai ada kecanggungan antara ia dan Flavio hanya karena membicarakan ini.

"Gue yakin gak yakin."

"Sejak kapan Flavio labil gini?"

"Entah."

"Huh. Saran gue, Vi... kalo emang ini berat buat lo, lo bisa minta masukan ke Bos Ax."

"Dih. Ngapain?"

"Ish. Bos Ax itu CEO sukses loh, Vi. Gak boleh gitu." Fara memulai ceramahnya. "Pengalaman sama ilmu Bos Ax tentang dunia bisnis pasti banyak. Lo bisa belajar."

Flavio diam. Tampak berpikir. Otaknya membenarkan ucapan Fara.

"Setuju kan lo?" Tebak Fara.

"Hm. Sukses tapi bego."

"Viooo. Bos gue itu!"

"Sekarang coba lo pikir. Ada orang udah sukses berkarir di luar negeri. Tiba-tiba pulang, luntang-luntung gak jelas, nungguin kafe yang udah banyak karyawannya. Bego gak tuh?"

"Aww. Sakit, Maemun." Keluh Flavio karena Fara baru saja mencubit lengannya.

"Sekarang gantian lo yang mikir. Bos Ax pulang ke Indonesia kira-kira karena siapa? Demi apa? Demi lo!"

"Gue gak minta."

"Dasar! Emang lo ya, Vi." Hidung Fara kembang-kempis menahan kesal. "Bos Ax itu suka sama lo sejak di Inggris. Makanya dia bela-belain pulang buat deketin lo."

"And as you know, Flavio Higashino?! Cowok kalo udah rela ninggalin pekerjaannya demi cewek yang dia suka, viks!" Fara menjentikkan jari, "cewek itu udah jadi satu-satunya prioritas di hidup dia!"

"Lo kalo sama Bos Ax, gak akan tuh ngerasain yang namanya di gantungin. Lo gak akan denger alesan 'aku mau fokus kerja dulu', 'aku mau bahagiain orang tua dulu', gak akan, Vio... gak akan."

"Kenapa? Karena semua yang pernah dia prioritasin, itu udah terwujud. Tinggal satu yang belum." Fara menjeda kalimat panjang lebarnya, "ceweknya."

"Kalo gitu kenapa gak lo aja yang jadi ceweknya?"

Sweet IndependentWhere stories live. Discover now