40. Sup Salmon

350 65 53
                                    

2k lebih, selamat membaca🤗

🦩🦩🦩

Kejadian robohnya bianglala di Pasar Malam Circia menelan tiga korban jiwa, dua di antaranya adalah anak-anak.

Sementara sebelas korban lainnya yang mengalami luka-luka dilarikan ke Rumah Sakit Harapan.

Hingga saat ini tim gabungan masih menyelidiki penyebab terjadinya tragedi tersebut.

"Zea! Zea! Zea!"

Panggilan bernada panik dari Lily membuat Zea yang sedang diam-diam menelan kapsul hampir saja tersedak.

"Zea, hah ... hah ... hah," Lily mengatur napasnya.

"Kenapa, Ly?"

"Tuan Axelsen."

"Axel? Kenapa?"

"Tuan Axelsen salah satu korban bianglala semalam. Kepalanya bocor."

🦩🦩🦩

"Kita gak tahu ada apa. Tiba-tiba aja kerasa ada guncangan dan saat itu juga semua yang ada di bianglala teriak minta tolong."

"Gue masih gak ngerti, sampai akhirnya Ax narik gue, minta gue lompat bareng dia, ngelindungin gue terutama bagian kepala, dan kita jatuh gitu aja dengan posisi dia di bawah."

"Ax ngerintih kesakitan, gue coba bantu bangunin dia tapi ... tapi tangan gue yang nyentuh kepala belakang dia langsung kena banyak darah."

Flavio menjelaskan kronologinya pada Fara, Teo, Zea, Lily dan Joni dengan mata yang menyorot kosong.

"Tidak disangka, gadis yang diberi label independent girl karena bisa melakukan banyak hal tanpa menyusahkan orang lain ternyata malah membuat Tuan Axel gegar otak." sahut Lily dengan mulut cabenya.

"Lo kalo di sini cuma mau jadi kompor balik aja sana!" marah Fara tak terima sahabatnya dikatai.

"Loh, salahnya dimana? Benar, 'kan ucapan saya?"

"Ck, lo- "

"Ay, udah, Ay. Dokter bilang Mamen butuh suasana tenang, jangan berisik." Teo mencoba menenangkan Fara yang terlanjur tersulut emosi.

Lily tersenyum miring, melipat tangannya di depan dada, "lagipula apa bagusnya naik bianglala? Childish." ucapnya semakin menjadi-jadi.

Sama sekali tak merasa bersalah atas apa yang ia katakan. Malah Zea yang merasa tak enak dan berujung menegurnya pelan. "Mm, Vio ... Lily hanya bercanda. Jangan dima- "

"Bercanda? Dark banget ya bun candaannya," potong Fara sinis. Gadis itu masih saja emosi walau sejak tadi Teo tak henti mengusap pundaknya.

Flavio hanya bergeming, tidak punya niat membalas satu pun selorohan-selorohan yang ia dengar. Mata dan hatinya sinkron menanti kapan manik yang sudah 12 jam menutup itu kembali terbuka, lalu menatapnya hangat.

"Nona Vio," Lily kembali berulah. "Kalau nanti terjadi apa-apa dengan Tuan Axel, Anda akan bagaimana?"

"Yang pasti Vio gak akan lepas tanggung jawab." bela Fara.

"Oh ya? Sepertinya Nona Vio bukan tipe gadis pengertian dan penyabar seperti Nona Zea. Yakin bisa merawat Tuan Axel?"

"Eh, Kelilipan! Sadar, lo itu cuma asisten Zea di sini. Hak lo ngomong panjang lebar dan nyudutin temen gue kayak gitu buat apa, hah?" Fara hilang kendali, tak lagi menghiraukan Teo.

Sweet IndependentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang