27. Dugaan Edgar

424 81 62
                                    

Jaga kesehatan di tengah musim gak karuan ini ya, Man-Teman ❤

Oke, selamat membaca, 2k lebih nih😋

🦩🦩🦩

Tuan Yugo Higashino baru saja selesai berbincang dengan putrinya via telepon. Katanya, Flavio akan menginap di rumah Fara.

Suatu hal yang janggal mengingat beberapa bulan terakhir Faralah yang tinggal di rumahnya.

Namun ia berpikir positif, mungkin hubungan Fara dengan papinya sudah membaik. Dan jika itu benar, tentu Tuan Yugo akan ikut senang.

Namun siapa sangka, ketika ia menginjakkan kaki di rumah, justru sosok yang tadi disebutkan putrinya telah duduk manis di sofa ruang tamu, bersama istri dan menantunya.

"Fara?"

"Halo hai, Om Yugo. Lama tak jumpa, Om apa kabar?" Sapa Fara setelah sekian lama tak berjumpa dengan ayah sahabatnya.

"Om baik. Flavio mana?" Tuan Yugo bingung.

Mama Fani mengernyitkan dahi, "Fara ini baru pulang berlibur, Pa. Dia kesini mau ketemu Vio, kok malah ditanya Vio kemana?"

Cukup lama Tuan Yugo diam. "Ada yang tidak beres. Kemana putriku?" Gumam Tuan Yugo.

"Kenapa, Pa?" Jesselyn ikut bertanya.

"Vio tadi izin ke Papa untuk jemput Fara di Bandara dan menginap semalam di rumahnya."

"Hah?!" Serentak tiga wanita yang ada di ruangan tersebut.

"Fa- Fara gak ada bilang ke Vio kalo hari ini pulang,"

"Vio kapan izinnya, Pa?"

"Tadi saat Papa masih di kantor,"

"Astaga, Vio. Kemana kamu, Nak?" Panik Mama Fani.

"Far, serius kamu gak ada contect-an sama Vio?" Jesselyn memastikan.

"Serius, Kak. Fara sengaja gak bilang, biar surprise gitu,"

Tentu pengakuan Fara membuat mereka panik. Berarti Flavio telah membuat izin palsu pada papanya. Lantas kemana perginya anak itu?

"Ada apa?" Itu suara Ax yang baru masuk bersama sahabat gesreknya yang sudah lama menghilang tiba-tiba.

"Vio izin ke Papa kalo mau jemput dan nginep di rumah Fara, tapi dia pergi entah kemana." Jelas Jesselyn singkat.

"Flavio?"

"PCR?"

Sahut Ax dan Teo bersamaan.

"Anak itu memang paling suka bertindak gegabah." Seloroh seseorang dengan aura penuh amarah terdengar mereka semua.

Edgarlah orangnya.

"Apa maksudmu, Son?" Tuan Yugo meminta penjelasan.

"Hamdan baru saja memberitahu Edgar, Pa. Flavio terbang ke Inggris."

"APA?!" Lagi dan lagi, semua terkejut.

"Bagaimana bisa?" Papa Yugo kembali melayangkan tanya.

Edgar mengarahkan pandangannya pada Ax. "Kenal Carolina?" Tanyanya.

Walau bingung, Ax mengangguk. "Atasan gue, Kak."

"Dan orang yang suka sama lo!" Perjelas Edgar.

Ax tersentak. Sebenarnya ada apa ini?

"Atasan bodohmu itu selama ini meneror adikku, Axelsen!" Bahasa Edgar berubah. Ia benar-benar tak suka jika ada yang berani menyentuh adiknya.

Tidak ada respon lain selain keterkejutan dari semua yang mendengar.

Sweet IndependentDonde viven las historias. Descúbrelo ahora