56. Joni's a Detective

281 33 19
                                    

Haloo, part bikin emosi balik lagiii 😚 selamat membaca!

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Axelsen tergopoh-gopoh menuju apartemen Zea setelah tadi Mbak Tina berkata jika gadis itu hilang.

"Seingat Mbak Tina Zea kemana?"

"Tadi kita pulang dari pemotretan, Pak. Lalu Non Zea bilang ingin jalan-jalan sendiri, saya disuruh pulang. Saya- "

"Sudah-sudah, saya cari sekarang."

Axelsen menuju lift, berkali-kali memaki karena lift yang tak kunjung terbuka. Berlari kesana-kemari menabrak orang di sekitarnya.

Kalang-kabut menghampiri setiap toko dekat unit yang memungkinkan dilewati oleh Zea. Juga bertanya menyebutkan ciri-cirinya, namun Zea tak kunjung ditemukan.

Axelsen membungkuk, bertumpu pada lutut, mengatur napas yang tersengal-sengal. Ia edarkan pandangannya ke segala arah.

Lalu dari arah utara, matanya menangkap seorang gadis yang berjalan sempoyongan sambil menenteng paperbag kecil.

Ax menajamkan penglihatannya, gadis dari arah utara semakin dekat. Semakin dekat ... dan semakin jelas bahwa itulah gadis yang Ax cari.

"Zea!" teriaknya.

Zea mencari sumber suara, tersenyum lemah sebelum akhirnya ia tumbang di atas tanah. Ax yang terkejut lantas berlari dan membopong Zea kembali ke apartemen.

•••

"Habis darimana?" tanya Ax tajam setelah membaringkan Zea di atas ranjang.

Zea memamerkan senyum, menunjuk paperbag kecil di atas meja yang tadi ia bawa.

"Aku tadi jalan-jalan, lalu melihat kedai kopi. Aku masuk, membelikan kopi kesukaanmu dulu. Antrinya panjaaang sekali, aku lelah." jelasnya.

Hembusan napas berat keluar dari seorang Axelsen, "lain kali tidak usah berinisiatif jika pada akhirnya menyusahkan orang."

"Mbak Tina, jaga dia. Kemanapun harus dengan Mbak," lanjut Ax sebelum beranjak keluar dari kamar Zea.

"Axel ... kopinya tidak kau minum? Axel?" teriak Zea percuma.

🦩🦩🦩

Pagi harinya, saat tengah sibuk berkutat di depan komputer di kantornya, Axelsen didatangai oleh Teo.

Dengan heboh Teo mengubah layar komputer Ax yang semula data-data perusahaan menjadi artikel terpanas hari ini.

Mata Axelsen membola, jelas dirinya tau siapa yang ada di foto tersebut.

"Men, bukan lo, kan?" Teo bersilang dada menatap Ax, "kalaupun itu bukan lo, kemungkinan besar Vio nganggep kalo itu lo."

"Jelasin gih, dia juga lagi diserang komentar di internet." lanjut Teo.

"Apa katanya?" tanya Ax geram.

"Intinya, Vio dianggap perusak hubungan lo dan Zea."

BRAK!

Suara meja yang dipukul dengan keras memberitahu siapa saja bahwa si pelaku sedang di ambang batas emosi.

Tanpa memedulikan apapun, Ax menyambar kunci mobil dan keluar dari ruangannya dengan tergesa.

Teo yang melihat semua itu hanya menggelengkan kepala, "hubungan yang penuh cobaan." katanya dramatis.

•••

Sweet IndependentWhere stories live. Discover now