30. Penyelesaian

398 83 56
                                    

Menyongsong Desember😁 menyongsong gak tuuhh🤣😆

Happy reading pokoknya😘

🦩🦩🦩

Flavio membuka pintu ruangan kakaknya tanpa mengetuk lebih dulu.

Di dalam sana, sang kakak tampak serius berdiskusi dengan sekretarisnya, namun segera diakhiri ketika ia datang.

"Kenapa Sarah tiba-tiba resign?" Tanya Flavio tanpa basa-basi. Gadis itu memegang ponsel yang masih menyala setelah berkali-kali gagal menghubungi Sarah.

"Kak," panggil Flavio lagi karena Edgar hanya diam menautkan tangan.

"Kenapa tanya Kakak? Bukannya dia bawahan kamu?"

"Itu dia. Sarah tanggung jawab Vio, kenapa tiba-tiba ngajuin resign ke Kak Edgar?"

Edgar mengedikkan bahu, menyibukkan diri dengan berkas-berkas di atas meja.

"Vio denger Sarah resign karena paksaan dari Kak Edgar. Bener begitu?"

"Kakak hanya mempermudah proses dia keluar."

"Mempermudah apa? Sarah itu karyawan kepercayaan Vio, Kak!" Geram Flavio.

"Selama Sarah kerja, dia gak pernah bikin kesalahan fatal. Justru dia yang selalu bisa Vio andelin." Lanjut gadis itu emosi.

Edgar meletakkan berkas, menatap dalam netra adiknya. "Kakak sudah mencarikan pengganti untuk dia."

Flavio mendengus, "sebentar lagi HRD ngadain kegiatan penting untuk para karyawan. Semua rencana udah final, Sarah yang koordinasi langsung sama Vio."

"Bisa kita rencanakan ulang, Vio."

"Ck, sekarang Vio nanya. Apa kesalahan Sarah yang sampe buat Kak Edgar paksa dia berhenti?"

"Kenapa kamu yakin banget kalo Kakak yang paksa dia berhenti? Bisa jadi dia emang udah bosen jadi bawahan kamu."

Flavio memandang kakaknya sinis. "Sederhana aja, Kak. Kepala Desa gak mungkin tiba-tiba ngajuin surat ke Wali Kota, 'kan?"

"Harus dengan perantara Camat, dan Vio Camatnya di sini. Apapun yang terjadi sama Sarah, Vio berhak tahu."

Flavio beranjak, dan saat itu juga ponselnya menerima notifikasi pesan dari Fara.

Fara

Vi, lo gak usah kesini. Udh gue kirimin matcha ke kantor. Babai

Flavio mengernyitkan dahi. Entah bagaimana perasaannya mendadak tidak enak.

Segera gadis itu kembali ke ruangannya untuk mengambil kunci mobil dan dengan cepat mengendarainya menuju Xelse Cafe.

"Ck," decaknya frustasi. Ia sedang terburu-buru, tapi jalanan sangat padat. Bahkan dua jalur yang berlawanan pun sama-sama macet total.

Tak bergerak sama sekali.

Flavio mengetuk-ketukkan jemarinya pada kemudi. Matanya meneliti sekitar. Dan seketika berbinar ketika menemukan sebuah mobil dari arah berlawanan yang juga terjebak macet.

Flavio yakin itu mobil Sarah. Tanpa berpikir panjang, ia keluar mobil. Menyeberangi pembatas jalur dan masuk ke dalam mobil Sarah.

"Bu Flavio?"

"Sarah! Huft," Flavio mengatur napasnya yang tersengal-sengal.

Sarah meyodorkan sebotol air mineral.

"Thanks," ucap Flavio. Sarah mengangguk.

"Kenapa kamu tiba-tiba ngundurin diri?" To the point.

Terlihat Sarah yang tersenyum kecut. "Maaf, Bu."

Sweet IndependentWhere stories live. Discover now