39. Terluka

377 51 15
                                    

SELAMAT 2023!

DAN, SELAMAT MEMBACA! 🥳

■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Kenta meregangkan otot, menoleh menatap gadis di sampingnya yang sedang asik menikmati arum manis.

"Vio."

"Hm?"

"Kau lihat kita sekarang. Duduk berdua di pasar malam, di bawah bianglala, makan arum manis, mencium aroma jagung bakar ... bukankah ini sangat romantis?"

"Kau sedang merayuku?"

Terdengar Kenta menghela napas, "mana berani aku merayu? Hanya duduk berdua seperti ini saja sudah menjadi target utama dia sejak tadi."

"Dia?"

Flavio mengartikan kode mata dari Kenta. Di ujung dekat istana balon sana, ada Ax yang berdiri melipat tangan, terang-terangan memperhatikan.

Flavio menelan paksa arum manis di mulutnya, "se- sejak kapan dia di situ?"

Kenta hanya mengedikkan bahu, "Axelsen itu tampan."

Flavio mengangguk setuju, "heem."

"Berbakat,"

"Heem."

"Karir bagus,"

"Heem."

"Tapi kenapa malah menyukai gadis sepertimu?"

"Apa maksudmu gadis sepertiku?" galak Flavio.

"Ck, aku bahkan tidak tega mengatakannya." ledek Kenta.

"Kau- ish. Bisa menyukai gadis sepertiku dan terus berjuang mendapatkanku, berarti memiliki selera yang bagus." ucap Flavio percaya diri.

"Hah, orang sepertimu yang isi otaknya hanya kerja dan kerja mana paham?" lanjutnya.

"Hei, Axelsen juga bussinesman, bukan?"

"Tapi dia tidak gila kerja dan ambisius sepertimu."

"Kau kira aku tidak tahu dia penerus Samuel Corporation yang sudah pernah berprestasi di Inggris, hm?" serang Kenta.

"Hanya saja sekarang dia sedang terjebak gadis galak yang benci dunia kantor. Bahkan sampai rela meninggalkan karirnya." imbuh Kenta.

"Perkataanmu ini enak sekali didengar, Kenta." Flavio kepalang kesal, ia memasukkan sisa arum manis yang masih lumayan besar ke mulutnya sekaligus.

"Aku belum selesai bicara, kau jangan emosi dulu." Kenta mengubah posisi duduk. "Axelsen jelas si workaholic yang sudah tobat karena menemukan kau, gadis yang dia suka."

"Biar ku ingatkan, ke depannya, kau harus memperlakukan dia dengan baik, tanam benih-benih cinta di hatinya."

"Hah?" Flavio melongo, "tahu apa kau tentang cinta?"

"Aku tahu karena aku juga merasakannya." balas Kenta tanpa ragu.

Flavio semakin dibuat bingung, "kau mau mengatakan jika sekarang kau memiliki seorang pasangan dan saling mencintai?" ucapnya geleng-geleng.

"Bukan hanya saling mencintai, tapi hampir bersatu."

"Uhuk." batuk Flavio pura-pura, "gadis putus asa mana yang mau bersamamu?"

"Kau mengatakan seperti itu kau pikir Axelsen bukan lelaki putus asa?"

"Tidak bisa disamakan!" Flavio menatap Kenta nyalang.

"Sudahlah. Tidak ada gunanya berdebat denganmu." Kenta membuka sedikit jaketnya, mengeluarkan sesuatu, lalu memberikannya pada Flavio.

Sebuah undangan berwarna soft pink yang begitu elegan, atas nama Kenta Tsuneyama untuk Flavio Higashino.

Sweet IndependentOù les histoires vivent. Découvrez maintenant