4. Setia Bukan Segalanya

1.1K 186 87
                                    

Bab 3 banyak typo, yang harusnya tulis miring jadi enggak😪

Bab 2 aku revisi ulang setelah unpub kemaren.

Isi part masih sama, tapi baca lagi gapapa🙂👌

Oke, selamat membaca...

🦩🦩🦩

Harus di akui, Xelse Cafe memang mempesona dengan segala fasilitasnya.

Terletak di jantung kota, Xelse Cafe dekat dengan banyak perusahaan, sehingga sering menjadi tujuan tempat makan siang, baik para karyawan maupun petinggi perusahaan, sekalipun kantor mereka masing-masing menyediakan kantin sendiri pastinya.

Di lengkapi dengan berbagai board games menarik, Xelse Cafe mampu memikat remaja-remaja kutu buku yang tidak ingin menghabiskan waktu senggangnya hanya untuk nongkrong-nongkrong manja, melainkan juga bisa meningkatkan kemampuan motorik otak mereka.

Dengan gaya bangunan dan desain interior yang benar-benar se-instagramable itu, Xelse Cafe cocok untuk mereka-mereka para penggiat sosial media.

Apalagi menu yang di sajikan oleh para waiters nya, selalu memiliki tampilan dan cita rasa yang sangat wajib untuk di review para food blogger.

Ada satu lagi. Satu fakta yang hampir terlupakan. Xelse Cafe memang sudah sedemikian indahnya sejak awal peresmian.

Namun, bagai sayur tanpa garam, Xelse Cafe pun hambar tanpa kehadiran seorang gadis yang kerap kali menyumbangkan lagu di sini.

Xelse Cafe tidak akan seterkenal sekarang sebelum kehadiran Flavio.

Poin penting lainnya, sang owner Xelse Cafe mungkin tidak akan mau pulang ke negaranya sendiri jika fokusnya tidak terusik oleh gadis cantik yang kala itu menjadi perbincangan hangat sehingga mampu menaikkan pamor kafenya.

Lagi. Pamor Xelse Cafe semakin melejit setelah owner kafe yang tampan nan ramah pulang dan menjadi penunggu setia kafe.

Seolah berdiri di garis takdir yang sama, Axelsen dan Flavio akan selalu memiliki keterikatan dalam segala hal.

Keduanya mungkin belum menyadari, namun salah satunya sedang mencoba agar garis takdir mereka tetap bergerak lurus bersama.

Sedang yang satunya hanya berjalan sesuai apa yang ia mau, tanpa ia sendiri tau jika apa yang ia mau akan semakin membuat mereka tetap berada di garis yang sama.

Seperti saat ini, di saat ia sedang kesal-kesalnya dengan Fara selaku waiters Xelse Cafe yang terbukti terlibat dalam aksi kriminal ban mobilnya kemarin, di saat ia sedang kesal-kesalnya dengan pelaku utama yang juga sering nonkrong di Xelse Cafe, di saat ia sedang kesal-kesalnya dengan dalang dari semua aksi kriminal kemarin yang tidak lain adalah sang owner Xelse Cafe...

Pilihan Flavio untuk menghabiskan me time nya di akhir pekan tetap selalu Xelse Cafe!

Xelse Cafe sudah seperti rumah saat Flavio ingin suasana hatinya membaik. Kadang ia berpikir, suasana Xelse Cafe yang sekarang selalu membuatnya jengkel, tapi sekalipun ia tidak pernah kapok untuk datang lagi dan lagi ke tempat ini.

"Aargh..." Flavio menggeram pelan.

Di alihkannya atensinya dari seisi kafe pada uno stacko yang sudah hampir rubuh di depannya.

BRUK...

Flavio sengaja menjatuhkan board games pilihannya yang sudah ia mainkan sendiri sedari tadi.

"Mood gue kenapa bisa seburuk ini sih?" Keluhnya sambil menumpukan kepalanya di lipatan tangan di atas meja.

"Kak Vio!"

Sweet IndependentWhere stories live. Discover now