52. Engagement Day

426 50 24
                                    

Kamu punya siasat untuk menjebak orang lain,
Dunia juga punya siasat untuk menjebakmu.

SWEET INDEPENDENT


Kamu punya siasat untuk menjebak orang, dunia juga punya siasat untuk menjebakmu. Kira-kira begitulah nasib akhir Pak Andrew dan Jinyang Groupnya.

Satu masalah sudah usai, sudah pula meninggalkan jejak kebahagiaan dalam hubungan Axelsen dan Flavio.

Sekarang saatnya berbahagia. Berbahagia dalam hari spesial Fara dan Teo.

Engagement Day, Hari Pertunangan.

Bertempat di taman belakang rumahnya, pesta pertunangan Fara dan Teo mengajak siapa saja terbawa suasana romantis yang disajikan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bertempat di taman belakang rumahnya, pesta pertunangan Fara dan Teo mengajak siapa saja terbawa suasana romantis yang disajikan.

Fara dengan gaun putihnya, juga Teo dengan setelan jasnya, berdiri berhadapan di tengah rangkaian bunga yang indah.

Wajah bahagia keduanya semakin bersinar di bawah tata cahaya lampu yang bergelantung membunuh kegelapan malam.

Upacara seperti ungkapan perasaan dan tukar cincin sudah selesai dilaksanakan.

Kini sepasang kekasih bahagia itu tengah berpose sesuai arahan kameramen untuk mengabadikan momen.

Para tamu undangan menikmati sajian, menikmati romantisme suasana, atau paling-paling hanya bersendau gurau dengan temannya bagi yang jomblo.

Flavio sendiri tak berhenti tersenyum menatap sahabatnya yang terlihat sangat cantik dan anggun malam ini, jauh dari kesan selengean.

"Favo," Axelsen datang merangkul pundak Flavio. Gadis itu menoleh, tersenyum sekilas.

"Mau minum?" tawar Ax menyodorkan minuman. Flavio menggeleng.

"Mau diambilin kue?" Flavio kembali menggeleng.

"Ada salad buah," Flavio menggeleng lagi.

"Yaudah ayo keliling-keliling cari yang kamu suka," lagi-lagi Flavio menggeleng. Kali ini lebih tegas.

Bahkan Flavio memasang ekspresi manyun yang menggemaskan. Gadis itu juga menyenderkan kepalanya di bahu Axelsen dengan manja.

Ax gemas, ia meletakkan gelas di meja, lalu mengusap lembut pipi Flavio.

"Aws," ringis gadis itu saat Ax mengusap pipinya. Flavio langsung menegakkan lagi kepalanya.

"Kenapa?" tanya Ax kaget.

Flavio semakin cemberut, memelototi Ax dengan sengit sambil memegang pipi yang tadi Ax usap.

"Hei, kenapa?"

"Sariawan," rengek Flavio dengan mulut yang hampir tidak terbuka saat mengatakannya.

Axelsen terkekeh, "sariawan, Mbak? Pantesan gak heboh nyumbang lagu di panggung. Bagus deh."

Sweet IndependentWhere stories live. Discover now