25. Pengawas

429 93 54
                                    

Mengawali Oktober dengan Sweet Independent, kuy🥳🥳🥳

Selamat membaca🤗🤗🤗

🦩🦩🦩

Di dalam ruangan pribadi di kafenya, Axelsen sibuk berkutat dengan laptop. Ditemani secangkir kopi susu yang sudah dingin karena ia abaikan.

Belakangan, pekerjaan Ax memang menumpuk pesat. Rasanya selalu ada saja file yang memaksa untuk ia kerjakan.

Flavio pun sekarang tidak pernah berkunjung ke kafenya. Gadis itu selalu memesan online.

Soal Fara, sejak kejadian di Rumah Sakit, karyawan gesreknya itu meminta izin cuti, entah ada masalah apa. Namun Teo ikut menghilang bersamanya.

Jadi, hilang sudah orang-orang rusuh di hidupnya. Berasa damai, tapi tetap ada yang kurang. Benar kata Teo, sifat menyebalkan nyatanya memang terkenang.

Tring ting ting ting ting

Ponsel Ax berdering, pertanda seseorang menelponnya.

Fav always❣ is calling...

Begitu bunyi tulisan yang tertera di layar. Membuat senyum di wajah tampannya terbit tanpa diminta.

"Halo, Flavio." Sapanya lebih dulu.

"Axelsen!"

"Iya, Cantik. Ada apa?"

"Axelsen lo boong kan sama gue?"

Ax mengernyit bingung mendengar pertanyaan tuduhan dari gadis di sebrang sana. "Aku gak ada bohong sama kamu."

"Ck. Katanya lo di Inggris cuma jadi Jajaran Direksi. Tapi tadi Kak Jess bilang lo CEO. Yang bener yang mana?"

Ax mengulum senyum, membayangkan wajah sebal Flavio yang manis. "Kayaknya kamu yang salah paham."

"Salah paham gimana?"

"Kamu dimana sekarang? Biar aku jemput, jadi aku jelasinnya juga enak."

"Gak usah! Modus lo!"

Iya, Ax memang modus. Ia 'kan ingin bertemu Flavio. Rasanya sudah sangat rindu ia dengan gadis menggemaskan itu.

Tapi sejak awal telponan tadi, Ax mendengar nada emosi yang tak biasa dari Flavio.

Ax memang sering menjahili dan membuat Flavio kesal, jadi ia paham betul bagaimana reaksi gadis itu. Dan kali ini Ax mendapati perbedaan dari nada bicaranya.

"Aku jemput ya, kamu dimana sekarang?" Bujuk Ax lembut.

Lama tak ada jawaban, "Flavio, aku jemput ya? Bilang kamu dimana sekarang?"

Masih tidak ada sahutan, Ax berpikir sebenarnya apa yang gadis itu lakukan? Baru saja ia ingin kembali memanggil, namun suara pekikan Flavio seketika membuat dirinya diserang panik.

"Aww,"

"Flavio ada apa?"

"Aww," ringis Flavio lagi.

"Flavio? Hey, are you okey? Share lokasi kamu ke aku."

"Flavio, hei Flavio, kamu denger aku, kan?" Panggil Ax untuk kesekian kali. Suara hangatnya sarat akan kekhawatiran.

"A- Ax..." akhirnya Flavio menjawab. Namun suara bergetar itu semakin membuat Ax kalut.

"Yes, im here. Kamu kenapa?"

"T- tolong... tolong, Ax." Lirih Flavio.

Bisa Ax dengar gadis itu menahan isakan dan ketakutan.

Sweet IndependentDove le storie prendono vita. Scoprilo ora