Season 2 - 18

4.4K 690 196
                                    

Aku segera melepaskan pelukan dari Tasya dan kupegang kedua pundaknya dengan erat "jangan mancing aku Tasya"

"Kenapa?"

"Nanti aku biaa kepancing dan itu bahaya banget, ngerti?"

"Gak papa kali kak"

Aku menggeleng cepat "gak, aku gak mau ngerusak kamu, walaupun aku gak bisa bohong kalau aku emang sebenarnya tergoda sama kamu tapi aku gak mau nyentuh kamu walaupun sebenarnya aku tau kalau kamu suka sama aku"

Kedua mata Tasya mengedip pelan dan kini aku menarik nafasku dalam-dalam "jangan di ulangi, ngerti?"

Maaf Tasya, aku cuma gak mah ngerusak gadis polos seperti mu

"Hum"

"Ya udah kamu pulang sekarang, aku gak mau kita terjadi apa-apa di rumah ini"

Kulihat raut wajah Tasya berubah sayu "ya udah deh aku pulang aja"

"Hum, pulang"

Tasya berjalan terlebih dulu dan aku mengikuti nya dari belakang menuju pintu keluar, Tasya menghentikan langkahnya dan langkahku pun ikut terhenti "kak..."

"Hum?"

"Yakin nih kakak nyuruh aku pulang? Nanti kalau aku kangen gimana?"

"Vc aja"

Tasya memanyunkan bibirnya lalu masuk kedalam mobilnya

Aku gak bermaksud mengusir mu, aku hanya takut nanti akan terjadi sesuatu yang tidak-tidak jika kita berada di dalam satu rumah, apalagi David lagi gak ada dan nafsuku juga gede banget, bisa bahaya kalau aku gak bisa nahan nafsuku, tadi aja aku hampir nafsu gara-gara bibir Tasya ada di leherku

Nahan nafsu itu gak enak banget tau, bener kan teman-teman semua?

Kulihat mobil Tasya berjalan meninggalkan perkarangan rumahku dan aku memilih duduk bersandar di kursi teras

Kulihat sebuah mobil mewah masuk kedalam perkarangan rumahku, dahiku mengernyit ketika melihat Ileana keluar dari mobilnya sambil melepaskan kaca mata hitamnya, ia mengibaskan rambut panjangnya kebelakang sebelum berjalan kearahku dengan tatapan tajamnya

"Heh monyet"

"Iya?"

"Kak Aera bunuh diri gara-gara lo"

Deg

Bunuh diri?

Aku sontak berdiri dan menatap Ileana dengan iba "terus sekarang kak Aera dimana? Kak Aera gak papa kan? Kak Aera gak meninggal kan?"

Kulihat kedua mata Ileana membulat sempurna "lo doain kakak gue mati hah?"

Aku menggeleng cepat "gak, lo salah paham, kak Aera sekarang dimana?"

"Dirumah sakit"

"Rumah sakit mana Le?"

"Mau apa lo tanya-tanya? Lo mau kesana? Yang ada lo malah sakit hati"

Dahiku mengernyit bingung dan Ileana menghela nafas kasar "ada Kana disana, jadi lo gak usah kesana, lo bukan level Kana, jangan macam-macam, bisa mati lo kalau Kana turun kaki"

"Tapi aku mau jeng...."

"Udah jangan ngebacot, gak usah pakai acara jenguk menjenguk, lo itu ancaman buat Kana, jadi mendingan lo gak usah kesana"

Aku mengangguk angguk dan kembali duduk dengan lemas sedangkan Ile duduk disamping ku "ambilin gue minum, gue tamu disini, lo jadi tuan rumah kok gak peka banget"

"Kamu mau minum apa?"

"Terserah"

Aku masik kedalam rumah dan mengambil sebotol air mineral dingin untuk Ile lalu kuletakan di atas paha Ile, Ile melirik sebotol air mineral dingin itu lalu menatapku "makanan ringannya mana? Masak gak ada makanan ringannya? Terus juga kenapa air putih doang? Lo ngirit banget apa lo emang miskin?"

Don't You Remember (Completed)Where stories live. Discover now