Season 2 - 40 (END)

8.7K 766 83
                                    

Kubuka kedua mataku perlahan dan kedua mataku berkedip pelan saat melihat silaunya sinar lampu yang menusuk retina mataku

Apa aku sudah mati?

Aku menunduk dan melihat tubuhku yang terbalut selimut sampai ke leherku , tatapanku beralih ke sekeliling kamar yang sangatlah asing ini

Aku dimana? Dengan siapa? Semalam berbuat apa?

Aku menggeleng cepat dan memegang kepalaku yang tiba-tiba pusing

Kenapa kepalaku sangat pusing? Tapi .....bukannya aku sudah di kubur hidup-hidup? Apa aku hanya bermimpi buruk?

Aku melihat kearah tanganku yang terdapat bekas lula yang belum sembuh, kupegang leherku dan kurasakan ada bekas goresan juga bahkan aku bisa melihat bekas sengatan kalajengking malam itu

Aku tidak bermimpi, tapi ini dimana?

Aku harus pergi, aku harus menemui Tasya....Tasya pasti akan sangat khawatir padaku dan papa pasti sedang mencari sepedanya yang tertabrak mobil malam itu

Aku segera berdiri dengan hati-hati sambil memegang kepalaku yang sedikit pusing

Cklekk

"Kakak...."

Aku sontak menoleh kearah pintu dan kulihat Tasya berlari kearahku lalu membaringkan tubuhku kembali ketempat tidur "jangan berdiri, kakak butuh istirahat"

Tasya? Kenapa bisa dia disini?

Tasya menyentuh tanganku dan mengoles sesuatu di area luka yang ada di kulit tanganku karena besi panas waktu itu "lihat... perempuan itu sangat kejam melukai kakak seperti ini, aku gak terima kakak disiksa kayak gini, dan aku gak bakalan maafin perempuan itu"

Bibirku terbungkam rapat melihat wajah Tasya yang terlihat kesal padahal ia sibuk mengolesi sesuatu di area luka bakar di kulit tanganku

"Kakak tenang aja, aku akan balas dendam pada Kana dan papa juga sedang mencari persembunyian perempuan iblis itu"

Kusentuh punggung tangan Tasya dengan lembut dan Tasya menatapku dengan lekat, bibirku tersungging tipis dan kubelai pipi Tasya yang mulus "jangan lakukan itu Tasya, jangan balas dendam pada siapapun, balas dendam tidak akan menyelesaikan masalah dan jika kita balas dendam padanya maka kelakuan kita tidak jauh beda darinya. Aku sudah memaafkannya jadi tolong jangan balas dendam"

"Tapi kak, kakak mau mati karenanya, gimana bisa aku diam saja?"

"Aku sudah sembuh sayang, aku gak papa dan aku masih disini disamping mu"

Tasya menghela nafas kasar "gak, pokoknya aku harus balas dendam padanya, kalau perlu aku bun...."

"Sssttttt", jari telunjukku menyentuh permukaan bibirnya yang merah ranum

Kepalaku menggeleng pelan "kenapa istriku jadi sangat sadis begini hum? Jangan melakukan hal yang akan membuatmu menyesal Tasya"

"Kak, dia itu mau bunuh kakak dan lihat lah penyiksaan yang dia....."

"Sudah takdirku, lagipula kamu sudah menyelamatkan ku bukan?"

Tasya hanya menunduk dan menatap punggung tanganku yang terdapat luka bekas sulutan rokok Kana di punggung tanganku "andai saja tidak ada gps di cincin kakak, aku udah gak tau lagi harus cari kakak dimana, aku gak tau kehidupan ku kedepannya tanpa kakak, aku juga gak tau harus berbuat apa setelah kehilangan kakak"

Gps? Di cincin pernikahan ku dengan Tasya ada gpsnya? Pantesan dia bisa menemukanku

Kulihat air mata Tasya mengalir di pipinya dan kuusap air mata Tasya menggunakan ibu jariku "jangan menangis, aku akan terlihat seperti suami yang sangat jahat jika kamu menangis seperti ini"

Don't You Remember (Completed)Where stories live. Discover now