Season 2 - 22

4.7K 712 85
                                    

Aku berjongkok menatap bunga mawar merah yang mekar di salah satu koleksi beberapa tanaman berbunga di potku

Sudah 3 bulan aku dan Tasya memiliki hubungan tapi entah kenapa aku masih takut untuk menjalin hubungan yang lebih serius dengan Tasya

Aku masih ragu untuk menikah, karena pernikahan adalah sakral dan tidak main-main

Sejujurnya aku masih takut jika aku tidak bisa membahagiakan Tasya, aku takut mengecewakan dia, aku takut tidak bisa memenuhi kebutuhannya, dan hartaku juga bukan tandingan hartanya Tasya

Keluargaku sendiri sangat berantakan, tidak harmonis, selalu bertengkar, dan aku takut aku akan seperti itu jika aku menikah nanti. Bukankah buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya?

Aku tidak tau harus apa sekarang, aku hanya menjalani semuanya dengan perlahan-lahan dan Tasya juga masih tetap mengerti diriku yang takut akan sebuah pernikahan karena keluarga ku juga tidak seharmonis keluarganya

Cup

Kurasakan kecupan lembut di pipiku, aku menoleh kesamping dan kulihat Tasya ikut berjongkok di sampingku sambil tersenyum manis "apa bunga mawar nya sangat cantik sampai kakak betah banget disini?"

Aku memilih berdiri dan menarik tangan Tasya untuk ikut berdiri, kutatap wajah Tasya yang semakin lama semakin cantik

"Tasya...."

"Hum?"

Kepalaku menunduk pelan "apa kamu yakin ingin menikah denganku?"

Jari jemari Tasya menyentuh daguku dan dia mengangguk mantap "aku sangat yakin kak, memangnya kenapa kak?"

"Maaf, aku masih belum siap Tasya dan aku...."

"Sstttt....aku akan selalu setia dan sabar nungguin kakak, jadi kakak tenang aja, jangan terlalu di fikirkan",ucap Tasya sambil menempelkan jari telunjuknya di permukaan bibirku

Kusentuh pergelangan tangan Tasya dengan lembut "kamu cantik, kaya dan sempurna Tasya, kamu layak mendapatkan orang yang...."

"Kak Nanda...."

Bibirku seketika terbungkam rapat saat kedua telapak tangan Tasya yang hangat menyentuh kedua pipiku yang dingin karena udara pagi "kalau aku sudah sempurna, kenapa aku masih setia dan sabar nungguin kakak? Aku masih belum sempurna jika tidak ada kakak di hidupku, jadi kak Nanda....jadilah pelengkap hidupku agar aku bisa hidup lebih sempurna"

"Aku takut Tasya, aku takut kalau aku tidak bisa membahagiakan mu, aku takut tidak bisa memenuhi kebutuhan mu, aku takut rumah tangga kita nanti seperti keluargaku"

Tasya menggeleng cepat "semua itu tidak akan terjadi, percayalah padaku kak....selama ini kakak selalu mengalah pada siapapun, kakak gak pernah mentingin ego kakak sendiri, kakak selalu lembut pada siapapun, kakak selalu baik dan perhatian pada mahkluk apapun, jiwa sosial kakak juga tinggi, jadi mana mungkin keluarga kita kelak akan berantakan hum? Kalau soal ekonomi, bukankah hartaku tidak akan habis 100 turunan? Jadi kakak tenang aja okey, semua yang kakak takutkan tidak akan pernah terjadi"

"Kakak tau tidak? Papa dan mamaku itu sangat pemilih dalam hal apapun bahkan dalam hal nasi sekalipun, tapi saat aku menceritakan kakak ke mereka, mereka langsung mencari tau apapun tentang kakak karena mereka takut aku jatuh cinta pada orang yang salah, dan mereka langsung menyukai kakak setelah mereka mencari tau tentang kakak"

"Mereka tau perjuangan, kerja keras, kelembutan, tanggungjawab, kebaikan, kejujuran dan usaha kakak dalam menjalani kehidupan kakak, walaupun mereka tau kakak perokok waktu itu tapi rokok bukan sesuatu masalah yang serius karena kakak juga tidak minum minuman beralkohol, toh sudah 11 tahun berhenti merokok bukan? Aku dan orangtuaku juga tau kok kakak merokok untuk mengurangi stress kakak karena keluarga kakak sendiri"

Don't You Remember (Completed)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora