Season 2 - 27

4.4K 645 79
                                    

"Udah selesai makannya hum?"

Tasya mendongakkan kepalanya dan tersenyum manis lalu mengangguk "udah kak, enak banget kuenya, kakak nemu cafe ini dari siapa?"

Ku ambil tisu dan ku usap noda cream kue yang menempel di sudut bibir Tasya "dari Kevin, mau nambah lagi atau mau pulang?"

"Mau...."

"Hey boleh duduk disini?"

Aku dan Tasya sama-sama menoleh kearah Kana, kulihat Kana berdiri di samping kami dengan 2 bodyguard di belakangnya

"Maaf, disini tidak menerima orang asing dan di sekeliling anda masih banyak tempat yang kosong",sahut Tasya sinis

"Uluh...gemesnya ibu hamil yang satu ini, jadi pengen makan deh, pasti bikin candu"

Kulihat tangan Kana terulur melewati ku dan hendak menyentuh Tasya namun dengan kasar ku tampis tangannya hingga tangannya menyentuh meja cukup keras

"Ah shittt...."

Aku berdiri didepan Kana dan menatap kedua matanya dengan datar "apa anda punya sopan santun?"

"Heh....kamu pikir setelah kamu menikah dengan Tasya lalu Tasya menjadi milikmu? No, Tasya masih milik bersama, jadi jangan mencari masalah denganku, apa kamu lupa aku ini siapa?"

Aku berjalan maju mendekati Kana dan mendekatkan wajahnku ke wajah Kana "ya, saya tau anda....anda orang kaya yang sombong, arogan, belagu dan sok cantik padahal anda masih bergantung oleh harta warisan orangtua"

Kana tersenyum miring sedangkan aku menaikan sebelah alisku saat 2 bodyguard nya hendak maju kedepan namun Tasya mengangkat sebelah tangannya sehingga kedua bodyguard nya berhenti melangkah kearahku

"Aku ini punya perusahaan sendiri, jadi apa maksud perkataan mu tadi?"

"Benar....tapi apakah anda membangunnya dengan uang anda sendiri tanpa bantuan materi dari orangtua anda? Tidak bukan? Lalu apa yang anda sombongkan sekarang? Perusahaan yang anda bangun sendiri tapi dari hasil bantuan orangtua anda? Hal tersebut yang anda sombongkan kepada saya?"

Kana melirik kearah Tasya sekilas lalu tersenyum tipis "saya akan buat kamu menyesali kata-katamu, dan saya akan merebut Tasya darimu, kita lihat saja nanti"

Aku mengangguk pelan "aku juga akan ikhlas jika Tasya memilih untuk bersamamu, jadi silahkan lakukan rencana dan usahamu"

Aku sudah pasrah dengan hidupku, jadi aku sudah tidak peduli lagi jika Tasya memilih untuk bersama Kana, karena dari awal aku emang di takdirkan untuk hidup menyedihkan dan sendirian

Kurasakan rangkulan erat di lenganku, dan kulihat Tasya menatap Kana dengan tatapan tajam "sayangnya saya tidak tertarik dengan anda, saya juga bukan lesbian, jadi semua yang anda khayalkan TIDAK AKAN PERNAH TERJADI, suami saya sudah sangat memenuhi semua kebutuhan saya ,jadi jangan menjadikan pandangan masyarakat ke LGBT menjadi buruk di kalangan masyarakat karena perilaku dan nafsu anda"

Sebentar, bukannya aku dan Tasya ini juga golongan lesbian ya? Ah sudahlah.... terserah ibu hamil mau bilang apa, yang penting Tasya senang

"Yuk suamiku, kita pergi dari sini, jangan ngomong sama orang belagu, takutnya nanti kamu malah ketularan belagu",ajak Tasya lalu pergi keluar dari cafe ini sambil menggandeng tanganku dengan erat

Kami masuk kedalam mobil dan kudengar Tasya menghela nafas kasar "aku rasa keputusan ku untuk menyerahkan pekerjaan ku sementara ke papa itu adalah keputusan yang tepat, aku benar-benar capek di usik sama Kana terus"

Kujalankan mobilku dengan kecepatan sedang "iya, lakukan apa yang buat kamu nyaman dan tenang Tasya, aku akan selalu mendukungmu"

Tasya merangkul lengan kiriku dan menyandarkan kepalanya di bahu samping kiriku "aku beruntung banget punya kakak, apapun yang aku mau selalu di turutin sama kakak, dan kakak juga sabar banget ngadepin aku yang kadang sensian, aku benar-benar sangat bahagia kak"

Don't You Remember (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang