Chapter 28: Zoo

64 20 12
                                    

Sewaktu Ethan remaja ia pun memiliki semangat yang menggebu, namun tidak pernah sampai bergetar penuh antusias seperti gadis di sampingnya. Eleanor tidak bisa duduk diam di bangku mobil jika itu menjadi persoalan hidup dan mati. Dengan kaus putih polos berlengan pendek, celana jeans overall pendek, sepatu kets, dan ransel, ia terlihat seperti bocah yang hendak bertemu Santa Claus.

 Dengan kaus putih polos berlengan pendek, celana jeans overall pendek, sepatu kets, dan ransel, ia terlihat seperti bocah yang hendak bertemu Santa Claus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika gadis itu menguncir dua rambutnya Ethan yakin pasti akan merasa benar-benar seperti ayah dari Eleanor.

Bukan bayangan yang ia sukai.

"Pinguin!" Untuk kesekian kalinya Eleanor berseru.

Tempat tujuan wisata hari itu adalah Schönbrunn Zoo, kebun binatang terbesar di Wina dan termasuk yang tertua di seluruh dunia. Memiliki ratusan spesies dan pinguin termasuk di dalamnya, merupakan hewan kesukaan Eleanor meski tak pernah bertemu secara langsung. Letaknya tidak jauh dengan Schönbrunn Palace, bahkan bisa dibilang masih satu area.

Sewaktu melihat begitu banyaknya pamflet wisata, Eleanor memilih kebun binatang karena adanya potret pinguin di dalamnya. Namun cuaca yang hampir tidak ada bedanya dengan kemarin, gadis itu mencemaskan tempramen Ethan nantinya, meski kali ini pria itu berpakaian lebih ringan; dengan kemeja lengan pendek dan celana selutut, memamerkan betisnya yang terbentuk kokoh.

 Namun cuaca yang hampir tidak ada bedanya dengan kemarin, gadis itu mencemaskan tempramen Ethan nantinya, meski kali ini pria itu berpakaian lebih ringan; dengan kemeja lengan pendek dan celana selutut, memamerkan betisnya yang terbentuk kokoh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tapi panas tetap saja panas.

Hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit dari hotel hingga kebun binatang. Sesampainya di sana Eleanor langsung menarik lengan Ethan ke arah pintu masuk, hampir tidak sempat memberi instruksi pada Nicklaus.

"Cepatan. Nanti keburu pinguinnya pulang," ujar Eleanor, padahal hari itu masih jam 11.

"Kalau kamu bertingkah heboh seperti itu, tidak hanya pinguin, hewan yang lain pun akan ketakutan. Kamu seperti bom akan meledak dalam waktu dekat," balas Ethan, namun membiarkan Eleanor menariknya ke pintu gerbang kebun binatang.

Eleanor mencebik. "Ini pertama kalinya aku lihat pinguin, nggak salah kalau aku semangat bukan main."

"Kamu tidak ke kebun binatang sewaktu di Australia?" tanya Ethan, memberikan karcis masuk yang sebelumnya sudah dibeli bersama dengan peta kebun binatang. Ia sudah bisa merasakan cuaca akan menjadi musuhnya lagi hari itu, menghela pasrah dan mengenakan sunglasses-nya.

Dark SymphonyWhere stories live. Discover now