Special Chapter: Fireworks

183 20 46
                                    

Warning: 21+ (MA/Mature Adult) [Yang nggak suka adegan seksual bisa skip aja ya]

Count Words: 11k+ (Bab ini 4x lebih panjang dibanding biasanya. Buat yang sukanya baca lgsg habis bisa siapin waktu dulu.)

***

Berbalut kemeja dan celana panjang kasual, Oscar menikmati teh hangatnya di pinggir ring berwarna hitam. Ia masih tidak mengerti mengapa disebut ring saat bentuknya persegi, tapi nama itu sudah tertanam sejak ratusan tahun jadi, sulit untuk dirubah. Tetap saja itu menimbulkan pertanyaan di benak Oscar.

Melirik jam tangannya, Oscar kemudian kembali menyesap minumannya, duduk dengan kaki terlipat rapi ditemani oleh suara pukulan, decit kaki, dan napas terengah. Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 00:54 dini hari, waktu yang menurutnya tidak wajar bagi seseorang untuk melakukan sparring MMA. Dengan Nicklaus pula.

Nicklaus dikenal dengan tubuhnya yang tinggi dan gempal berotot–bahkan Ethan terlihat kalah besar–memiliki beragam seni bela diri yang berhasil ia kuasai. Pengawal pribadi, sekaligus pimpinan keamanan Ethan itu adalah mantan tentara yang memiliki sifat cenderung pendiam dan tampak mengancam; apalagi ditambah garis luka yang berawal dari atas alis hingga tulang pipinya.

Oscar menghela napas lagi ketika melihat Nicklaus sekali lagi terpelanting ke lantai ring oleh Ethan, menyebabkan suara berdebum yang memekakan telinga, mengisi ruangan yang sepi dari peradaban. Keduanya bersimbah peluh, membasahi kaus dan mencetak otot yang menyembul lebih nyata di bawah cahaya lampu terang.

Tidaklah aneh jika mereka berlatih bertarung bersama, bahkan Oscar sering kali ikut ambil bagian di dalamnya. Namun tidak ketika melihat kondisi Ethan yang seperti ingin menghancurkan sesuatu, Oscar masih menyukai tubuhnya utuh dan tanpa memar, ditambah lagi ia baru saja melakukan perawatan rambut. Seolah ia akan membiarkannya kotor oleh keringat dan kusut masai karena ikat rambut.

Maka dari itu Oscar memanggil Nicklaus.

Nicklaus tidak pernah menolak dari pertarungan sengit, tak peduli waktu. Pengawal itu suka bertarung guna melepaskan kepenatan, dan kebetulan Ethan juga sedang merasa demikian. Mereka pasangan serasi yang diciptakan untuk bertarung malam itu.

Entah apa yang membuat Ethan penat di tengah sebuah liburan panjang di salah satu kota terdamai di dunia. Tebakan Oscar adalah berkaitan dengan Eleanor. Gadis itu masuk ke kehidupan Ethan dan mengguncang struktur rutinitas dan kebiasaan atasannya. Tidak pernah terpikirkan oleh Oscar bahwa Ethan akan menyisihkan waktu untuk gadis belia seperti Eleanor. Mungkin untuk keluarga inti Ethan akan melakukannya tapi, Eleanor itu asing baginya; untuk sepupunya saja ia tidak sudi.

Ethan mulai lebih sering datang ke Opal dibandingkan salah satu klub miliknya untuk melepas lelah semenjak gadis itu dipekerjakan. Oscar tidak tuli, ia tahu Eleanor memiliki kemampuan bermain piano yang hebat di umurnya yang masih muda, tapi sampai membuat perhatian Ethan terfokus pada gadis itu? Itu sebuah pencapaian.

Suara berdebum selanjutnya berasal dari Ethan yang menabrak sudut ring, namun berhasil menghindar tatkala Nicklaus hendak menyambarnya dengan berjongkok dan menyengkat kaki pengawalnya. Meski Nicklaus memiliki tubuh besar, pria itu lincah, dengan cepat berhasil menangkap dirinya dengan tangan dan mengapit Ethan dengan kakinya.

Menduga mereka masih lama, Oscar menuangkan teh lagi dari dalam teko yang masih panas ke dalam cangkirnya. "Sisi kirimu terbuka lebar, Ethan," ujarnya sebelum meneguk minumannya. Temperaturnya pas, pikirnya.

"Shut up, Blondie," geram Ethan sebelum melayangkan tinju kanannya ke rusuk Nicklaus. Ia sudah tahu itu sebelum Oscar memberitahunya.

Dark SymphonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang