Bagian 04

1.4K 108 2
                                    

-Selamat Membaca-

•••

Kirana menggenggam erat payung putih yang saat ini tengah melindunginya dari sengatan sinar matahari. Siswa-siswi SMA Surya Kencana menatap aneh dirinya yang berbeda dari yang lain. Karena hanya gadis itu yang menggunakan payung di tengah kerumunan penonton pertandingan basket.

Tak sedikit siswi yang merasa kesal karena terkena sudut payung yang di gunakan gadis itu.

Kirana tak mau kulitnya terbakar, beruntungnya ia menemukan payung ini di lemari kelas. Entah milik siapa, ia asal ambil.

Mengapa ia bisa berada disini? Karena Devina memaksanya untuk menonton pertandingan basket yang menurutnya sangat membosankan dan buang-buang waktu. Tangannya tak tinggal diam, ikut mengipasi tubuhnya yang gerah menggunakan kipas digital bentuk kuda ponny yang selalu ia bawa dari rumah.

Suara riuh suporter terdengar ramai memenuhi lapangan untuk mendukung tim kesayangannya. Karena beberapa teman sekelas mereka adalah anak basket, mau tak mau semuanya ikut turun untuk mendukung.

Telinga Kirana berdenyut nyeri saat mendengar teriakan heboh dari sebelahnya. Siswi kelas sebelas yang terlihat bersemangat mendukung Jaka dengan membawa poster besar bergambar lelaki itu.

Kirana menatap tak suka ke sampingnya. Alay.

Kirana tak menyukai pertandingan olahraga apapun. Dari tadi ia hanya mengeluh panas, panas dan panas. Ia tak terbiasa ada di keramaian apalagi dengan cuaca yang membuat tubuhnya cepat gerah. Kalau tahu akan sepanas ini, lebih baik ia menunggu di kelas, memainkan ponsel atau perlu membaca buku.

Untungnya ia sempat membawa parfum berukuran sedang yang muat di dalam saku roknya. Jadi ia dengan mudah dapat menyemprot udara, saat merasakan aroma-aroma keringat yang bertebaran dimana-mana.

"Kirana! Coba Lo tengok Arhan. Doi Gue ganteng banget kan" Kata Devina kencang di telinga Kirana, membuat gadis itu buru-buru mengipasi telinganya. Sakit.

"Ck! Lo kalau ngomong, Jangan pas di telinga Gue dong. Sakit nih telinga" Balas Kirana terlampau marah.

"Aelah! Ngomong di sini tuh harus kenceng-kenceng. Soalnya suara Lo bakal kalah sama suara di sekitar Lo" Jawab Devina tak kalah kencang. Membuat Kirana rasanya ingin menyumpal mulut Devina dengan sapu tangannya yang dari tadi terus ia usap ke pelipisnya. Keringatnya semakin bercucuran.

Tiba-tiba suara siswi-siswi di sampingnya semakin brutal saat tim basket yang mengenakan kaus seragam berwarna biru tua terlihat tengah memasuki lapangan. Tim Jaka dkk.

Kirana memutar bola matanya malas, melihat kelakuan norak gadis-gadis di sebelahnya. Seperti tak pernah melihat laki-laki sebelumnya.

Ia menyeruput habis susu kotak rasa strawberry keduanya lalu memasukkannya ke dalam kantung plastik yang ia bawa khusus untuk menaruh sampah bekas makanannya. Tak mungkin kan, Kirana buang sampah sembarangan. Bisa-bisa ia terkena pelanggaran.

"Seriously?!"

"Amazing! Jaka benar-benar perfect" Celutuk Devina tiba-tiba. Kirana langsung menoleh ke depan dan mendapati dua tim basket yang akan bertanding sudah berada di tempat masing-masing. Mereka masih melakukan pemanasan untuk meregangkan tubuh sebelum bertanding. Tim merah Arhan dan tim biru Jaka.

KEMBALI JATUH KE BUMI(TAMAT)Where stories live. Discover now