Bagian 11

1.2K 84 0
                                    

-Selamat Membaca-

Jaka mempercepat larinya, sesekali menoleh ke belakang. Ia sedang menghindari enam gadis yang sedari tadi terus mengikutinya layaknya anak ayam dan ia Induknya. Padahal Jaka sudah berterimakasih atas kebaikan mereka yang sudah memberikannya air minum dan makanan. Namun mereka terus mendekatinya, menempeli tubuhnya layaknya lintah.

Jengah, itu yang Jaka rasakan saat Lalita dan gadis lainnya terus berusaha untuk menyentuh bagian tubuhnya. Ia bergegas masuk kedalam bilik Toilet dan mengunci pintunya rapat-rapat. Buru-buru ia mengganti seragam putih abu-abunya dengan seragam olahraga, yang beruntungnya sempat ia ambil dari dalam lokernya.

Perlahan ia membuka pintu Toilet, mengintip pelan-pelan. Sekaligus melirik kanan kiri, memastikan kalau gadis-gadis itu sudah tak membuntutinya lagi.

Jaka bernapas lega saat mengamati area lantai satu yang kelihatan lebih sepi dari sebelumnya. Akhirnya ia bisa bebas berkeliaran dan tak harus di kerubungi seperti semut oleh gadis-gadis tadi. Keadaan sekitar koridor masih sama, ramai di karenakan Jam kosong. Sesekali ia membalas senyuman dari adik kelas yang berpapasan dengannya. Jaka kan baik hati, murah senyum dan tidak sombong.

Ck!

Jaka mulai menaiki undakan tangga lantai dua, bermaksud untuk kembali ke dalam kelasnya yang berada di lantai tiga. SMA Surya Kencana memiliki empat lantai. Lantai satu di peruntukkan untuk kelas sepuluh dari Ipa hingga Ips. Lantai dua, untuk kelas sebelas.

Dan lantai tiga untuk kelas dua belas. Lantai terakhir, adalah ruang guru. Entah mengapa ruang guru berada di lantai paling atas. Toilet berada di lantai paling dasar, di area kelas sepuluh. Jadi, siswa kelas sebelas dan dua belas harus turun naik tangga setiap hari untuk mencapai Toilet dan kelas mereka.

Bugh

Punggung Jaka tiba-tiba terdorong ke depan, ada yang menendang tubuhnya dari belakang. Membuat lelaki itu hampir tersungkur ke lantai.

Ia membalikkan tubuhnya. Penasaran, siapa yang berani menendang tubuhnya. "Lo ada masalah apa sama Gue?" Tanya Jaka, berusaha bersikap tenang dan santai. Padahal tangannya sudah terkepal sangat erat, ingin melayangkan pukulan ke arah Dion.

Ya, Dion lah pelakunya. Orang yang menendang punggung Jaka.

Laki-laki bertindik hitam itu mendekati Jaka dengan tampang biasa, seolah habis tak melakukan apa-apa. Tangannya ia masukkan ke dalam kedua saku celana abu-abunya. Bersama permen karet di mulutnya, membuat Dion semakin terlihat menyebalkan dimata Jaka.

Songong!

Mereka berdiri berhadapan, saling memandang dengan tatapan yang sama-sama dingin.

"Kenapa Lo nyerang Gue dari belakang? Gue ada salah apa sama Lo?" Tanyanya kembali dengan suara biasa, padahal aslinya ia ingin sekali membalas kelakuan Dion padanya.

Dion tersenyum konyol sembari meletupkan permen karetnya kedepan wajah Jaka. "Jauhin Kirana" Bisiknya singkat di telinga Jaka dan kembali memberikan senyum tengil yang terkesan meledek.

Jaka tersenyum tipis, sangat tipis. "Ada masalah sama Lo?" Lagi-lagi Dion tersenyum, namun tatapannya langsung berubah seketika. Tatapan tak bersahabat. Tak menyukai tanggapan yang di berikan oleh Jaka.

"Gue suka sama Kirana" Tekan Dion sambil mengusap-usap bahu Jaka. "Jadi, Lo gak usah kegatelan buat deketin Kirana" Paparnya kembali, kali ini tak ada senyuman lagi di bibirnya.

Jaka terpaku sebentar saat mendengar pengakuan itu. Ada rasa nyeri di hatinya saat mengetahui ada lelaki lain yang menyukai Kirana selain dirinya. Seharusnya Jaka sadar diri. Jelas Kirana di sukai banyak orang. Gadis itu kan memang cantik dan pintar, tapi minus dengan sikap sombongnya.

KEMBALI JATUH KE BUMI(TAMAT)Where stories live. Discover now