Bagian 10

1.5K 83 1
                                    

-Selamat Membaca-

Jaka terus mengamati gadis yang saat ini sedang menghapus papan tulis di depan. Pak Jerry selaku guru mapel fisika telah membubarkan kelas di karenakan bel istirahat telah berbunyi dari sepuluh menit yang lalu. Sebagian siswa di kelas XII Ipa satu memilih untuk keluar, pergi main atau ke pergi mencari makanan.

Dan sebagiannya lagi, lebih memilih untuk memakan bekal yang mereka bawa dari rumah. Siswa Laki-laki kebanyakan sibuk bermain game online di dekat dinding. Berkata kasar saat kalah dalam permainan, membuat suasana kelas mendadak layaknya pasar.

Karena hari ini Kirana dan beberapa temannya piket. Jadi, gadis itulah yang bertugas untuk menghapus papan tulis dan menyapu kelas sebelum pulang nanti.

Jaka menundukkan kepalanya saat Kirana meliriknya sekilas. Ia tak mau Kirana menyadarinya, bisa-bisa gadis itu akan semakin membencinya kalau sampai ia ketahuan sedang memperhatikan Kirana.

Kirana terlihat sangat manis dengan kacamata minus yang saat ini di kenakannya. Kirana hanya akan menggunakan kacamata minusnya saat akan memulai mapel. Entah mengapa, gadis itu tidak mau memakai kacamatanya setiap hari. Memakai kacamata tak akan mengurangi kecantikan gadis itu di mata Jaka.

Jaka menopang kepalanya dengan tangan kanannya, masih menatap Kirana yang berada di kursi paling depan bersama teman sebangkunya. Lagi-lagi Jaka tersihir dengan kemampuan gadis itu dalam menghitung latihan soal fisika yang di berikan oleh Pak Jerry beberapa menit yang lalu.

Tak hanya Kirana, semua siswa di kelas pun turut mengikuti latihan soal fisika itu. Namun tak secepat Kirana dalam menghitung. Gadis itu benar-benar tak bisa di remehkan.

Kirana yang pertama kali mengantar lembar kertasnya ke depan dan sekaligus mendapatkan nilai A+ dari Pak Jerry. Sempurna bukan? Dan Jaka? Jawabannya pun sama dengan Kirana, namun ia tak secepat gadis itu dalam menghitung latihan soal.

Jaka tersenyum malu-malu, saat menatap Kirana dari belakang. Ia pun turut tertawa saat gadis itu berceloteh lucu bersama sahabatnya. Jaka Terlihat gila bukan?

Tangannya terulur, membuka buku tugasnya. Disana ia menyimpan sobekan foto Kirana yang dulu, yamg masih sempat ia selamatkan. Lagi-lagi ia tersenyum saat menatap gambar gadis itu yang sedang tertawa. Lucu.

"Jaka!" Panggil Argan, melambaikan tangannya ke arah Jaka. Membuat Jaka yang sedang sibuk menatap Kirana mendengus sebal. Argan teman sekelasnya sudah menempel ke dinding layaknya cicak, entah apa yang ia lakukan. duduk di dekat dinding dengan erphone yang terpasang di kedua telinganya.

Tangannya menggenggam sebuah Ipad yang sering Jaka perhatikan, sering di gunakan oleh Argan untuk bermain game online saat Jam kosong. "Jaka, ayo sini! Ngapain Lo bengong di situ. Ayo kita nobar bareng" Serunya lagi.

Jaka menghela napas berat dengan tingkah Argan. Ia bangkit berdiri, menatap gadis itu sekali lagi yang saat ini sedang membuka kotak bekalnya. Ck! Gara-gara Argan, Ia tak bisa puas memandangi Kirana. Lelaki itu akan terus mengoceh untuk memanggil dirinya. Membuatnya mau tak mau harus menghampirinya. "Apaan? Emang nonton film apa?"

Jaka duduk di sebelah Argan, menunggu video yang akan diputar oleh temannya itu. "Nonton Film Jepang" Bisik Argan sambil menaik-turunkan alisnya di sertai senyuman Jahil. Membuat Jaka menaikkan alisnya bingung.

"Anime?"

"Bukan anime! Film Jepang" Tukas Argan, dan mulai mem-play layar Ipadnya. "Genrenya apa? Fantasi? Horror? Action?" Tanya Jaka kembali, lagi-lagi ia mendongak untuk menatap Kirana.

"Mature"

"Dewasa?" Tanya Jaka sekali lagi.

"Banyak omong banget Lo. Bentar lagi mulai kok filmnya. Dijamin Lo bakal nagih pas udah nonton" Sahut Argan sedikit kesal, karena Jaka terus bertanya. Banyak bicara.

KEMBALI JATUH KE BUMI(TAMAT)Where stories live. Discover now