Bagian 27

941 92 18
                                    

-Selamat Membaca-

Secepat kilat Kirana masuk kedalam kelasnya, membanting pintu dan menguncinya rapat-rapat. Tubuhnya yang berkeringat dingin langsung luruh ke atas lantai. Nafas Gadis itu memburu, seperti habis berlari Sprint.

Beberapa menit Kemudian, ia bangkit berdiri dan diam-diam mengintip kembali melalui Jendela kelasnya.
"Gue harus gimana?"  Gumamnya resah. Sedari tadi Kirana terus bolak-balik didepan pintu kelasnya. Memikirkan bagaimana caranya menyelamatkan Rangga dari cengkraman Ayhara. "Kenapa Gue-"

Ucapannya mendadak berhenti ketika Ia menatap kearah deretan kursi. Detik itu pula, ia mengumpat dalam hati ketika seisi kelas menatap dirinya dengan raut keheranan.

"Kirana...Lo sakit?" Tanya Devina penuh kekhawatiran, Menurutnya Kirana seperti Orang yang kekurangan air mineral.

Tidak Fokus

"Argh!"

Mendadak Kirana memekik sambil mengacak-ngacak rambutnya hingga berantakan. Merasa sedang ditatap oleh seisi kelas, Ia lantas menunduk malu dan beralih mendekati kursinya. Tingkahnya yang aneh membuat seisi kelas bertanya-tanya, belum lagi Jeritannya tadi berhasil membuat mereka tersentak kaget. Tak biasanya Kirana berprilaku seperti itu, dimanakah sikap anggun yang sering Ia perlihatkan?

Selama menduduki kursinya, Kirana tak berhenti menggeram kesal, Ia memegangi kepalanya sendiri yang berdenyut nyeri. "Ya-Tuhan, Gue harus gimana!" Jeritnya frustasi. Kini ia sudah bertingkah abnormal dengan membenturkan kepalanya sendiri ke dinding.

Pikirannya bercabang-cabang, memikirkan nasib Rangga yang ia tinggalkan bersama Ayhara dan Gengnya. Apakah Ayhara kembali menyiksa Lelaki itu? Sudah pasti!

Seisi kelas semakin dilanda kebingungan dengan sikap Kirana yang tidak biasa. Devina pun ikut heran dengan sikap sahabatnya yang tampak bodoh? "Lo kenapa sih? Kesurupan setan daerah mana Lo?

Kirana tak membalas, hanya diam, tetapi kepalanya tak berhenti menubruk tembok.

Devina kembali bersuara. "Lo beruntung sih, Jaka lagi nggak dikelas. Jadinya, dia nggak ngelihat tingkah aneh Lo kayak sekarang. Mungkin, kalau si Jaka lihat, kayaknya bakal ilfeel berat deh." Timpalnya.

Mendengar nama itu membuat kepala Kirana spontan menoleh, "Jaka dimana?"

"Hah? Lo nyari Jaka? Tumben-tumbenan"

"Jaka dimana Dev?" Desak Kirana yang kini sudah berdiri dari duduknya.

"Main baske-"

"Makasih!"

Lagi-lagi seisi kelas terperangah heran akan sikap Kirana yang tidak dapat ditebak. Kini, Gadis itu sudah bergegas keluar dan menuruni undakan tangga dengan terburu-buru. Kakinya semakin cepat melangkah mendekati lapangan basket, mencari dimana keberadaan Jaka. Ia membutuhkan Jaka untuk membantunya dalam menyelamatkan Rangga, Oleh sebab itu, Ia harus lekas menemukan Lelaki itu.

Kirana bernapas lega saat melihat Jaka ada di pinggir lapangan, sedang berbincang dengan Teman-temannya.

"Jaka!"

Teriakan itu membuat Jaka langsung menoleh, "Kirana?" Gumam Jaka tak percaya. Benarkah Gadis yang saat ini menghampirinya adalah Kirana. Aneh sekali, Jika Kirana mau berpanas-panasan ditengah terik matahari yang menyengat seperti pada siang hari ini. "Kenapa Lo ada disini?"

KEMBALI JATUH KE BUMI(TAMAT)Where stories live. Discover now