Bagian 19

1.1K 83 18
                                    

Selamat Membaca-

Saat memasuki kelasnya, Kirana tampak bertanya-tanya dengan kelakuan teman sekelasnya yang sibuk berkumpul di meja Argan. Bukannya belajar, Justru menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak penting. Padahal hari ini akan di adakan Ulangan Harian Kimia.

Setelah meletakkan tasnya di dalam laci, Kirana mendekati Jendela, menghirup udara sedalam-dalamnya. Sebelum berperang dengan soal-soal yang akan menyiksa batin dan otaknya nanti.

"Hai Kirana!" Sapa Devina. "Coba Lo bilang Ayam."

"Buat?" Kirana tampak tidak tertarik dengan keinginan sahabatnya.

"Coba bilang Ayam." Desaknya tak sabaran. Kirana menghela napasnya terlebih dahulu sebelum berbicara, terkadang Ia heran dengan kelakuan absurd sahabatnya.

"Ay-

Uhuk-uhuk

Kirana tersedak saat Devina memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya, mau tak mau ia harus menguyahnya terlebih dahulu, sebelum memprotes perlakuan kurang ajar sahabatnya. Namun, rasa dari Kue tersebut, Justru membuat Kirana terpaku akan cita rasanya yang lezat dan tak biasa dari Kue manapun. Kue yang ada di dalam mulutnya terasa pas dengan lidahnya. Ia pun merasa menginginkan Kue itu lagi.

"Enak?" Tanya Devina,

Selepas menelan habis kue di mulutnya, Kirana menoleh ke arah sahabatnya. "Kurang ajar Lo Dev! Kalau Gue mati gara-gara keselek, Lo yang pertama kali Gue gentayangin. " Serunya marah.

Devina mengulum senyum menggoda. "Tapi enak kan?" Tanyanya kembali. Kirana hanya berdehem, padahal di dalam hatinya, ia ingin sekali mencicipi Kue itu.

"Lo, dapat Kue itu darimana?" Tanya Kirana, menghempaskan sikap gengsinya. Ia sangat penasaran dan menginginkan kue itu sekarang. Dan mau menyimpannya untuk dirinya sendiri. Sepulang sekolah nanti, Kirana akan memborong Kue tersebut dan menyetoknya di rumah.

"Gue dapat Kuenya dari situ," Tangan Devina terarah ke meja Argan. Belum sempat Devina menyelesaikan ucapannya. Kirana lebih dulu mendatangi meja tersebut, menerobos teman-temannya. "Tapi yang punya Kue..." Gumaman Devina berhenti dan berakhir tidak melanjutkan perkataannya.

Kirana mengambil duduk di sebelah Argan. Dan tanpa basa-basi lagi, Ia mulai mencomoti Kue tersebut seperti Manusia yang kelaparan dan tidak makan tiga hari. Kedua tangannya tampak penuh dengan Kue. Apalagi pipinya menggembung, karena Kirana belum menelan kue sebelumnya dan Justru memasukkan Kue yang baru ke dalam mulutnya.

Beberapa teman sekelasnya tampak kesal karena Kirana menghabiskan dan sama sekali tidak menyisakan kue tersebut untuk mereka. Padahal, pemilik kue berpesan, Jika satu kue satu orang. Dan nyatanya kue itu Justru habis di tangan Kirana.

"Kirana, kenapa kuenya Lo abisin? Gue belum nyoba tau."

"Woy Kirana! Kok kuenya habis sih?"

"Lo doyan atau kelaparan anjir!"

"Kenapa Lo telan semua sih?"

"Diembat semua cuy!"

"Satu orang satu kue cuy!"

"Maruk Lo!" Semua protesan dari teman-temannya tidak di hiraukannya, Gadis itu tidak peduli di sebut rakus dan semacamnya. Pokoknya, yang terpenting sekarang adalah memanjakan lidahnya dengan Kue-kue yang sangat enak di depannya. "Enak banget!" Pekiknya senang tanpa memperdulikan raut wajah masam dari beberapa teman sekelasnya.

"Jak, masa kue Lo di sikat abis sama Kirana." Argan mengadu, menatap sinis Gadis di sebelahnya.

DEG

Seruan tersebut membuat Kirana berhenti mengunyah. Kepalanya menoleh ke arah Argan dengan tatapan syok. "I-ini kuenya siapa?" Kirana berharap pendengarannya salah dan Kue ini bukan milik Lelaki itu.

KEMBALI JATUH KE BUMI(TAMAT)Where stories live. Discover now