Bagian 41

895 95 32
                                    

-Selamat Membaca-

Tahun ini, tepat delapan tahun Kirana menJalani kehidupannya tanpa sosok itu. Dahulu, ia kerap kali bersedih dan Menangis di sepanJang malam, berharap Seseorang yang dinantinya akan kembali dan memberikan senyumnya yang hangat.

Namun, hari, bulan dan Tahun terus berJalan, tidak ada perubahan sama sekali yang terJadi. Lelaki itu memang takkan pernah kembali, ia benar-benar telah dilupakan untuk selamanya.

Seluruh pesannya hanya menJadi sampah, tak pernah dibalas, maupun dilihat. Walaupun begitu, selama delapan tahun ini, Kirana berhasil menyembuhkan luka dihatinya, namun tak bisa melupakan nama Lelaki itu dari pikirannya.

Perlahan-lahan, hidupnya mulai berJalan baik dan tentram. Kirana mulai disibukkan dengan banyak Tugas, Mengingat ia saat ini berprofesi sebagai seorang Perawat di Rumah Sakit Swasta. Selama delapan tahun ini pun, banyak perubahan yang terJadi disekitarnya.

Oh ya, Sahabatnya, yaitu Devina sudah Menikah dengan Teman sekelas mereka, Argan.

Jika diingat-ingat, sebenarnya Devina dan Argan itu tak terlalu akur. Namun hal tak terduga bisa terJadi kapan saJa. Mereka menikah, dan memiliki dua Orang anak Laki-laki. Takdir yang indah bukan?

Kirana sudah tidak tinggal lagi di Kost ataupun kediamannya yang lama. Selama dua tahun ini, Kirana menempati sebuah Rumah sederhana di daerah pemukiman Penduduk. Rumah yang ia beli dari hasil kerJa kerasnya selama bekerJa MenJadi
Perawat.

Tahun-tahunnya menJadi seorang Perawat cukup berat, dan tidaklah mudah. Banyak Tantangan yang harus ia hadapi.

Tiba-tiba suara Tangisan Bayi membuat Kirana tak sengaJa menJatuhkan Gembor atau Penyiram Tanamannya. Ia pun lekas mencuci kedua Tangannya dan masuk ke dalam Rumah.

Rupanya, Bayi itu Menangis karena Popoknya basah. Melihat itu, Kirana pun Lekas membersihkannya, dan memakaikan Popok yang baru. Diraihnya, Bayi perempuan yang saat ini Tengah menatapnya, tatapan polos tersebut membuat hatinya berdesir hangat.

Kirana kembali tersenyum dan mencium Gemas pipi Gembul dari Bayi itu. Bayi itu baru dilahirkan sebulan yang lalu.

"Shanna..." Ucap Kirana, tersenyum menatap tawa Bayi tersebut.

Sesudah memberikan susu kepada Shanna, Gadis itu kembali meletakkannya di atas Ayunan. Sembari memberikan Gerakan pada Ayunan, Kirana menatap lamat-lamat waJah Bayi perempuan tersebut, cantik dan manis. Bayi perempuan itu tak hanya Menggemaskan, tapi waJahnya memang Jiplakan dari si Ayah.

Beberapa menit kemudian, Shanna kembali tertidur setelah puas meminum susu yang Kirana berikan.

Kemudian, Gadis itu beralih untuk membersihkan sisa-sisa Snack yang berserakan di Lantai, beruntung belum ada semut yang Mengerubunginya. Jika ada, pasti seJak tadi Shanna sudah Menangis karena Digigit oleh hewan kecil berkoloni tersebut.

Tak lama setelahnya, bunyi Ponsel dari dalam kamarnya berdering Nyaring, Kirana pun buru-buru berJalan ke arah kamar dan menJawab Panggilan tersebut. "Halo Ma, kenapa?" Sapanya, Kakinya kembali Melangkah ke Ruang Tamu.

"Halo Ayu, nanti malam sibuk Nggak?" Suara di uJung telpon, membuat Kirana Mengernyit Was-was.

Kirana lantas duduk diatas sofa sembari menatap Ayunan bayi di depannya. "Ayu ada shift malam Ma." Balasnya, benar apa adanya. Malam ini, ia kedapatan untuk Shift malam.

"Yah, padahal Mama mau aJakin Kamu makan malam sama rekan bisnis Papa. Rekan bisnis Papa Kamu, punya anak cowok loh." Ucap Saira Menggebu-gebu, membuat Kirana spontan berdecak kesal, sudah pasti saat ini Wanita paruh baya itu tersenyum Sumringah dengan rencananya.

KEMBALI JATUH KE BUMI(TAMAT)Where stories live. Discover now