Bagian 13

1.1K 88 2
                                    

-Selamat Membaca-

Bel tanda istirahat telah berbunyi. Semua siswa yang berada di kelas langsung menghembuskan napas dengan lega. Materi yang mereka dengarkan dari tadi akhirnya telah selesai. Saat mapel, mata mereka sangat mengantuk dan rasanya ingin tidur, namun sebisa mungkin mereka menahannya. Karena tak ingin terkena amukan dari guru killer yang berada didepan.

Namun, saat bel berbunyi, kelopak mata mereka langsung terbuka dan tak merasakan kantuk sama sekali. Mata mereka langsung segar saat membayangkan betapa nikmatnya minum es teh di kantin, di cuaca yang sedang panas-panasnya.

Kirana menatap cermin yang berada di tangannya, mengarahkannnya ke belakang. Mengamati laki-laki yang sedang tertidur di atas meja. Setelah memastikan semua temannya keluar dari dalam kelas, Kirana langsung melangkah pelan-pelan mendekati Jaka.

Melangkah pelan-pelan dan terus menoleh ke arah kanan kiri. Memastikan tak ada orang yang melihat tindakkannya yang mencurigakan.

Kirana mengeluarkan gunting dari dalam sakunya. Diam-diam ia memotong beberapa helai rambut lelaki didepannya yang masih tertidur lelap. Setelah dirasa cukup, Kirana memasukkannya ke dalam plastik. Kemudian, buru-buru mengantonginya.

"Kirana?"

Jantung Kirana nyaris copot dari dalam tubuhnya saat mendengar teguran tersebut. Ia menoleh dan mendapati Devina sedang menatapnya, seolah mempertanyakan perbuatan apa yang di lakukannya tadi.

Kirana buru-buru melangkah mendekati Devina, menggamit tangan gadis itu agar duduk di bangkunya. Tangannya melempar gunting tersebut ke dalam lacinya hingga tak terlihat. Kirana meringis, saat suara lemparan itu terdengar nyaring didalam kelas yang sepi.

"Lo tadi habis ngapain? Gue lihat, Lo tadi lagi pegang gunting. Lo gak lagi isengin Jaka kan?" Tanyanya menyelidik. Kirana langsung berubah panik saat mendengar suara Devina yang sangat keras

"Please! Ngomongnya pelan-pelan Dev. Nanti dia bangun." Pinta Kirana,

"Terus Lo ngapain kalau bukan ngisengin dia? Jangan bilang lo mau botakin rambut Jaka?" Tuduh Devina,

Kirana buru-buru menggelengkan kepalanya, menepis semua tuduhan Devina padanya. "Gue bukan lagi ngisengin dia." Jelas Kirana, berharap Devina mau mempercayai perkataannya.

"Terus? Kenapa Lo tadi pegang gunting?" Tanya Devina dengan mata memicing penuh selidik, membuat gadis didepannya langsung dilanda perasaan gugup. Lalu tatapannya teralih kedalam saku Kirana. "Itu apa? Yang Lo kantongin?"

Kirana sontak menutupi dadanya dengan erat dan tak sadar dengan tindakkannya yang semakin menimbulkan kecurigaan. Devina menyipitkan matanya curiga, dan memaksa menarik tangan Kirana supaya tak menutupi sakunya. "Itu apa Kirana? Lo nyembunyiin apa dari Gue? Buruan kasih lihat atau Gue bangunin Jaka dan bilang kalau Lo abis grepe-grepe badan dia pas lagi tidur." Ancam Devina,

Kirana mendelikkan matanya saat mendengar perkataan sahabatnya. Devina benar-benar menyebalkan, Kirana lekas menoleh kebelakang, memastikan kalau lelaki itu masih tertidur dan tak mendengarkan pembicaraannya dengan Devina. "Dev! Lo kalau ngomong Jangan sembarangan. Dan suara Lo bisa gak sih, dikecilin." Mohonnya dengan raut memelas.

Devina sedari tadi berbicara padanya dengan Volume suara maksimal. Suaranya nyaris menggema di dalam kelas. Beruntungnya Jaka tak terganggu dari tidurnya.

KEMBALI JATUH KE BUMI(TAMAT)Where stories live. Discover now