Bagian 28

680 61 2
                                    

-Selamat Membaca-

Kirana keluar dari dalam kamar mandinya setelah menghabiskan waktu, selama hampir satu Jam penuh hanya untuk berendam di dalam bathtub. Langkahnya berhenti di depan cermin rias, menatap tubuhnya yang terbalut kain handuk putih. Semakin hari tubuhnya semakin kurus, tidak seperti beberapa bulan yang lalu, tampak berisi. waJahnya pun cenderung pucat dengan pipi yang tampak tirus.

Ia menarik napas sedalam-dalamnya, lalu menghembuskannya secara perlahan. Hari demi hari, Kirana terus memikirkan nasib nilainya dan bagaimana caranya menasehati Ayhara agar tidak kembali mengganggu Rangga. Karena, beberapa hari yang lalu, Kirana sempat memergoki Ayhara tengah mengancam Rangga dengan sebuah Tongkat kasti.

Merasa terlalu banyak berpikir, Kirana pun memutuskan untuk mengeringkan rambutnya dengan hair dryer yang sedari tadi digenggamnya. Malam ini, Devina memintanya untuk menemani Gadis itu menonton Film yang baru rilis di Bioskop. Dan beruntungnya, malam ini Ayahnya sedang lembur. Jadi, ia bebas melakukan apapun yang diinginkannya. Tapi, Jika nilai raportnya sudah keluar, Kirana tak yakin bisa melakukan apapun yang ia inginkan. Oleh sebab itu, ia sangat berharap Jaka benar-benar menepati Janjinya. Mengalah dan membiarkan Kirana mendapatkan peringkat pertama. Jika tidak, Kemungkinan besar setelah lulus sekolah, Gadis itu akan benar-benar dipindahkan ke Kota Semarang.

Selesai memakai pakaian pilihannya, kini Kirana mulai berkutat dengan alat-alat makeup-nya. Namun, secara mendadak, benda-benda itu kembali disimpannya ke dalam laci. Malam ini, ia merasa tidak mood merias apapun. Lagipula, ia akan pergi bersama Devina dan bukan dengan Orang lain. Jadi, tidak akan menjadi masalah Jika ia tidak menggunakan makeup.

Sekali lagi ia menilai penampilannya melalui cermin, Kaus lengan pendek berwarna mocca dipadukan dengan rok pendek selutut berwarna cocoa brown yang melekat di tubuhnya sedikit demi sedikit mulai memperbaiki mood-nya yang berantakan. Merasa puas bercermin, ia segera meraih tas slempang yang sudah disiapkan sebelumnya. Malam ini, Kirana benar-benar tidak membubuhkan make up apapun termasuk lipbalm yang Notabenenya selalu ia pakai kemanapun dan dimanapun.

TING

Ponselnya berbunyi, menandakan sebuah notifikasi pesan masuk.

DevinaA:
Kirana, Gue udah didepan.
Sorry ya, Gue nunggunya di mobil aja.
Buruan ya, Gue takut kemaleman.

Setelah membaca pesan itu, Kirana buru-buru mendekati lemari sepatunya, tanpa basa-basi, ia meraih sepatu sneakers putih dan memakainya. Disaat ia melewati cermin, kakinya tiba-tiba berhenti melangkah. Kirana menatap rambutnya yang tergerai rapi dan menyentuhnya perlahan-lahan.

Haruskah ia merubah model rambutnya?

Tangannya buru-buru membuka laci di depannya, yang menampilkan banyak aksesoris rambut. Kirana mulai kebingungan dalam memilih, tetapi ia mendadak terpaku pada ikat rambut karet yang masih baru dan sama sekali belum tersentuh. Kirana, rasa ini hadiah ulang tahun dari teman sekelasnya dulu. Tapi Kirana lupa siapa yang memberikannya. Gadis itu pun memutuskan untuk duduk kembali dan mulai sibuk meraih helai demi helai rambut hitamnya.

Malam ini, ia akan merubah sedikit penampilannya.

•••

Mendorong pintu Gerbang rumahnya yang begitu berat, benar-benar membuat Kirana mengumpat dalam hati. Kirana merasa, pintu itu harus diperbarui menjadi pintu yang bisa terbuka dan tertutup sendiri secara otomatis tanpa bantuan Manusia. Setelah berhasil menutupnya kembali, matanya mulai mengedar kesana-kemari, mencari keberadaan Devina.

KEMBALI JATUH KE BUMI(TAMAT)Where stories live. Discover now